BAB 1

1. Judul setiap bab merupakan MENYIMAK UNTUK MENYIMPULKAN

kompetensi dasar yang sesuai INFORMASI YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH

DALAM KONTEKS BEKERJA

silabus.

2. Setiap halaman bab diberikan

pokok penjabaran materi pada

Pada Bab ini, kita akan mempelajari kegiatan menyimak dan membedakan

informasi berbentuk verbal serta nonverbal. Di samping itu, kita juga akan

belajar mengubah informasi verbal ke nonverbal serta membuat simpulan

bab tersebut berikut tujuan

secara deduktif dan induktif disertai dengan opini atau pendapat. Tujuan

mempelajari bab ini adalah agar kita terampil menyimak informasi lisan

untuk diubah menjadi informasi nonverbal sekaligus dapat menyampaikan

pembelajaran yang diharapkan

pendapat berbentuk simpulan secara deduktif maupun induktif dari informasi

yang didengarkan.

tercapai setelah proses

pem¬be¬lajaran.

Wacana

3. Setiap halaman bab disuguhkan Narkoba, Aids, dan Kita

bacaan yang diharapkan berguna Saat ini di kawasan Asia, diperkirakan 4,9 juta orang hidup dengan

HIV/AIDS termasuk 440.000 kasus baru pada tahun lalu. Sekitar 300.000

orang meninggal akibat berbagai penyakit terkait AIDS. Asia Tenggara

bagi siswa untuk : sendiri memiliki tingkat prevalensi tertinggi di Asia dengan luas wilayah

endemis bervariasi antarnegara.

 Menambah wawasan penge¬

Ketika epidemi di Kamboja, Myanmar, dan Thailand menunjukkan

penurunan prevalensi HIV, di Indonesia dan Vietnam justru meningkat

pesat. Mayoritas kasus infeksi baru di Indonesia dan Vietnam disebabkan

tahuan

pemakaian narkotika, psikotropika, dan zat-zat adiktif lainnya (napza),

terutama penggunaan jarum suntik injecting drug use (IDU), dan hubungan

seks tidak aman.

 Memberikan Motivasi positif Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan kasus HIV di Indonesia

sungguh mencengangkan. Jika tahun 1998 jumlah kumulatif kasus HIV

baru 591 orang, pada September 2007 jumlahnya telah mencapai 5.904

 Memperkaya pengalaman orang. Sejak Januari hingga September 2007 saja, jumlah kasus infeksi baru

HIV Sejauh ini, Pemerintah telah menyusun pedoman penanggulangan

mencapai 674 orang.

batin.

HIV/AIDS akibat pemakaian jarumepidemi AIDS. Jika tahun 1998 jumlah

Kondisi ini seiring dengan laju suntik pada pengguna narkoba suntik

kumulatif kasus AIDS yangitu mengatur258 orang, pada September 2007

secara bergantian. Pedoman dilaporkan penggunaan jarum suntik sebagai

bagian layanan harm reduction di puskesmas, rumah sakit, dan lapas.

jumlahnya telah meningkat jadi 10.384 orang dengan prevalensi 4,57 persen.

 Melatih Kemampuan Mem¬ Dalam aturan itu, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia bertugas

Cara penularan kasus AIDS melalui IDU 49,5 persen dan hubungan seks

tidak amandi lembaga pemasyarakatan, yaitu memisahkan antara pengedar

mengurus 46 persen.

dan pengguna. Setiap pengguna narkoba di lapas juga wajib diperlakukan

baca Efektif (KEM)

Sejauh ini, epidemi HIV/AIDS telah bergeser dari hubungan seks

sebagai pasien yang bisa disembuhkan. Apabila terlanjur terinfeksi HIV,

tidak aman ke pemakaian napza (populer dengan sebutan narkoba) dengan

pasien bisa mendapat pengobatan tanpa didiskriminasi.

jarum suntik. Peningkatan kasus penularan virus itu melalui narkoba suntik

Realisasinya tentu butuh komitmen kuat dari pemerintah dan pemangku

mulai terlihat sejak tahun 1999.

kepentingan dalam penanggulangan HIV/AIDS di kalangan pengguna

Departemen Kesehatan menyebutkan, jumlah pengguna narkoba

narkoba suntikan. Untuk itu, kita bisa belajar dari negara-negara tetangga

suntik di Indonesia pada tahun 2006 diperkirakan 190.000 hingga 247.000

seperti Kamboja, khususnya menyangkut bagaimana upaya pencegahan

orang. Sementara estimasi prevalensi HIV pada pengguna narkoba suntik

yang terfokus dan berkelanjutan dapat menekan perkembangan epidemi

mencapai 41,6 persen dan ditemukan di tiap provinsi. Secara nasional, dari

HIV.

kasus AIDS yang terlaporkan secara kumulatif, 49,5 persen di antaranya

adalah pengguna narkoba suntik. (Sumber: Kompas, Sabtu, 24 November 2007,

dengan beberapa perubahan)

A.# Kegiatan Menyimak Tingkat Madya Kelas XI

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara dan Memahami Informasi

4. Masing-masing subjudul dalam Nonverbal

setiap bab disajikan sesuai

Menyimak merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang dapat

menambah atau memperluas pengetahuan. Keterampilan menyimak perlu

dilatih secara terus-menerus dan berkesinambungan. Proses pelatihan

tahapan indikator atau materi

menyimak menuntut adanya kesiapan mental dan kesehatan fisik serta

motivasi atau kemauan secara sadar untuk mengikuti seluruh isi simakan.

Pada dasarnya menyimak adalah kegiatan menyerap informasi yang

pembelajaran pada silabus. disampaikan secara lisan dengan tidak sekadar menggunakan indera

pendengaran, tetapi juga berupaya menangkap isi atau pesan serta

memahami makna informasi yang disampaikan. Hasil simakan dapat

Mate¬ri diuraikan secara tuntas diungkapkan kembali dengan bahasa sendiri dengan tidak mengubah

pengertian dasar informasi sumber.

dengan diberikan contoh-

Proses menyimak menuntut motivasi dan perhatian dari pendengar.

Tanpa keinginan dan perhatian, sulit mengharapkan hasil yang memuaskan.

Berdasarkan caranya, menyimak terdiri atas beberapa macam, yakni, seperti

contoh yang sesuai.

berikut :

# Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

#

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

C. Berbagai Respons Terhadap Perintah

Langkah yang perlu kita tempuh dalam menanggapi perintah:

(1) Membaca kembali isi perintah secara hati-hati, teliti, dan saksama.

(2) Merumuskan/menuliskan kembali isi informasi yang disimak.

3. Catatlah hal-hal pokok atau inti dari perintah.

(3) Isi perintah ditulisnonverbal yang tepat untuk mengungkapkan

4. Buatlah bentuk dalam bentuk kerangka/bagan sehingga mudah

dipahami. tersebut.

informasi

(4) Membuat, perencanaangrafik dibuat dengan baik, benar, tepat, dan

5. Gambar bagan, atau dalam bentuk kerangka/tabel/bagan segala

seimbang dengan isi.

kegiatan yang akan di lakukan dalam rangka memenuhi perintah.

(5) Meminta warna-warna, lambang, atau bentuk untuk menggambarkan

6. Tentukan konfirmasi kepada pemberi perintah akan ketepatan

atau membedakan data-datanya.

rencana kegiatan yang telah disusun.

C. Menyampaikan Pendapat melalui Simpulan secara Deduktif dan

Induktif

5. Tugas kelompok diberikan untuk

Penyimpulan secara deduktif yaitu cara mengambil simpulan dari

TUGAS KELOMPOK umum diikuti oleh uraian atau pernyataan-

pernyataan yang bersifat

pernyataan yang bersifat khusus.

dikerjakan secara ber¬kelompok

Bentuklah kelompok induktif atas 4-5 orang. Anggap saja setiap

Penyimpulan secara terdiri yaitu cara mengambil simpulan dari

kelompok diperintahkan oleh pembina OSIS/kepala sekolah untuk

pernyataan-pernyataan atau fakta-fakta yang bersifat khusus menuju ke

melaksanakan kegiatan (penentuan jenis kegiatan diserahkan pada

suatu simpulan yang bersifat umum.

agar dapat mengolah kompetensi kelompok). Lalu, setiap kelompok melakukan langkah-langkah berikut.

Simpulan yang disampaikan dapat diperoleh dari informasi lisan

1. Rumuskanlah baik informasi lisan yang bersifat verbal maupun

maupun tulisan hal-hal yang akan dilakukan oleh tim kerja!

secara bersama-sama.

2. Susunlah agenda atau jadwal kerja panitia!

informasi tulisan yang berbentuk nonverbal. Simpulan dapat disertakan

dengan opini atau pendapat.

3. Buatlah struktur kerja berbentuk bagan!

Contoh 2.

4. Susunlah daftar pertanyaan untuk konfirmasi!

5. Niat Vika setelah lulus sekolah akan meneruskan kuliah ke jurusan

Presentasikanlah di depan kelas semua langkah kerja tersebut!

Kelompok lain mengomentari.

desain grafis. Jika tak bisa ia mau mencoba kursus desain grafis atau

masuk balai latihan kerja. Namun,di luar sekolah, misalnya di lingkungan

( Ilustrasi bisa dikembangkan jika pun tak bisa, ia kemungkinan akan

6. Tugas mandiri diberikan untuk

TUGAS MANDIRI:

RT, RW, atau kantor)

bekerja dulu dalam rangka mengumpulkan uang untuk biaya kuliah pada

jurusan yang sama. Saat ini pun ia masuk SMK jurusan Grafika. Semua itu

Mintalah salah seorang siswa membacakan wacana yang terdapat

mengasah kompetensi secara

dilakukanbab, sedangkan siswa lainnya menyimak. Setelah menyimak

di awal atas dasar dorongan yang kuat untuk mencapai cita-citanya. Ia

bercita-cita menjadi animator profesional.

lakukan hal berikut. Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI 35

1. Contoh pertama ialah simpulan yang diuraikan secara deduktif dengan

Catatlah pokok-pokok informasi.

individual sesuai materi dan penambahan opini atau pendapat di bagianbuatlah informasi berbentuk

2. Dari pokok informasi yang dicatat, akhir paragraf. Contoh kedua

ialah nonverbalyang diuraikan secara induktif dengan penambahan kalimat

simpulan !

tujuan pembelajaran.

opiniSusunlah kalimat terakhir yang merupakan simpulan umum. yang

3. sebelum sebuah simpulannya secara deduktif atau induktif

disertakan opini Anda.

RANGKUMAN

A. Kegiatan Menyimak dan Memahami Informasi Nonverbal

Menyimak adalah kegiatan menyerap informasi yang disampaikan

secara lisan dengan tidak sekedar menggunakan indera pendengaran

tapi jugaBahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat pesanKelas XI memahami makna

berupaya menangkap isi atau Madya serta

18

informasi yang disampaikan.

7. Rangkuman berisi ringkasan Ada beberapa macam cara menyimak, diantaranya adalah menyimak

intensif, menyimak ekstensif, menyimak diskriminatif, dan menyimak

untuk pemecahan masalah.

materi dalam setiap bab. Informasi dapat berbentuk verbal dan nonverbal. Informasi verbal

ialah informasi berbentuk uraian atau penjelasan. Informasi nonverbal

ialah informasi berbentuk visual seperti grafik, diagram, tabel, bagan,

peta, denah, dan matriks.

B. Pengalihan Informasi Verbal menjadi Nonverbal

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengalihkan informasi

verbal ke informasi nonverbal, yaitu:

1. Perhatikan dengan saksama isi informasi verbal yang ingin diubah.

2. Perhatikan data-data berupa lambang, satuan atau angka-angka serta

perbandingannya untuk menentukan bentuk visual yang efektif,

apakah grafik, tabel, diagram dan yang lainnya.

8. Setiap bab diberikan uji 17

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

kompetensi dengan model soal

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

pilihan ganda dan essai, untuk 1. Menyusun kesimpulan dengan cara induksi atau deduksi kita lakukan

bila membuat karangan

dapat menguji pemahaman a. argumentasi

b. persuasi

c. narasi

pembelajaran dalam satu bab. d. eksposisi

e. deskripsi

2. Lukisan naik turunnya data yang berupa batang atau balok dan dipakai

untuk menekankan adanya perbedaan tingkat atau nilai dari berbagai

aspek disebut

II. Petunjuk Penggunaan Buku a. grafik lingkaran

b. grafik batangan

c. grafik garis

A. Untuk siswa d. bagan arus

e. bagan pohon

3. Informasi nonverbal diperlukan bila data informasi membutuhkan

a. perincian

b. penjelasan

Agar Anda dapat menggunaka buku ini dengan baik dan mencapai

c. visualisasi

d. persentase

e. alasan-alasan

target hasil pembelajaran yang diharapkan, perhatikanlah dan ikutilah

Berikut ini yang termasuk perintah kerja tertulis, kecuali

4.

a. memo

langkah-langkah berikut : b. surat edaran

c. buku manual kerja

d. surat pengumuman

e. surat pengiriman barang

1. Bacalah judul bab dan pahami penjabaran pokok-pokok materi serta

5. Gambaran informasi yang berbentuk garis-garis menaik dan menurun

tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap bab.

disebut

a. grafik lingkaran d. diagram

b. denah e. tabel

2. Bacalah bacaan dan pahami uraian materi pada setiap subjudul.

c. peta

19

3. Amatilah contoh-contoh yang disajikan, jika perlu diskusikan dengan

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

teman sebangku.

4. Catatlah hal-hal yang belum dipahami untuk ditanyakan kepada

Guru.

5. Jika ada istilah atau kata yang belum Anda pahami, carilah di Glosarium

vi Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

atau di kamus.

6. Kerjakanlah tugas-tugas atau perlatihan untuk lebih menggali potensi

Anda sesuai petunjuk tugas. Hasilnya berikan pada Guru, atau ikuti

instruksi yang diberikan Guru.

7. Mintalah saran kepada Guru untuk menambah bahan dan sarana

pembelajaran dalam rangka memudahkan mengerjakan latihan agar

mencapai hasil yang maksimal.

B. Untuk guru

Selain melihat langkah-langkah pembelajaran di dalam silabus, Anda

diharapkan melakukan hal berikut:

1. Membaca uraian pokok-pokok materi pada setiap bab yang akan

diajarkan dan mendalaminya dengan memperkaya contoh-contoh.

Hal ini mungkin dapat dilakukan dengan mempelajari buku sumber

pembelajaran yang dapat dilhat pada kolom akhir silabus.

2. Menyediakan forum tanya jawab kepada siswa.

3. Menyediakan banyak waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas di

kelas dan membahasnya bersama.

4. Guru dapat mengatur penyajian materi pembelajaran dengan

menggabungkan materi pada beberapa bab yang dianggap berhubungan

atau satu pokok bahasan meskipun posisi bab berjauhan, misalnya:

Hal ini dilakukan agar siswa dapat lebih fokus dan memiliki

pemahaman serta penguasaan kompetensi yang komprehensif.

vii

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

PETA KOMPETENSI

TATARAN

MADYA

Menyimak Membaca Berbicara Menulis

2.1 2.3 2.5 2.12

Menyimak untuk Memahami perintah Menggunakan Menulis wacana

menyimpulkan secara lisan kalimat yang bercorak

kerja tertulis

informasi yang tidak tanya/pertanyaan naratif, deskriptif,

bersifat perintah dalam konteks ekspositoris, dan

dalam konteks bekerja argumentatif

2.4

Membaca untuk

2.6. 2.13.

memahami makna

Membuat parafrasa Meringkas teks

2.2. kata, bentuk kata,

lisan dalam konteks tertulis dalam

Menyimak untuk ungkapan, dan

bekerja konteks bekerja

memahami perintah kalimat dalam

yang diungkapkan konteks bekerja

atau yang tidak 2.7.

2.7. 2.14.

dalam konteks Menerapkan Pola

Menerapkan Menyimpulkan isi

bekarja pola gilir dalam

Gilir dalam teks tertulis dalam

berkomunikasi

berkomunikasi konteks bekerja

2.8.

Bercakap-cakap

secara sopan dengan

mitra bicara dalam

konteks bekerja

2.9.

Berdiskusi yang

bermakna dalam

konteks bekerja

2.10.

Bernegosiasi yang

menghasilkan dalam

konteks bekerja

2.11.

Menyampaikan

laporan atau

presentasi lisan

dalam konteks

bekerja

viii Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

DAFTAR ISI

kata SAMBUTAN ………………………………………………………………………….. iii

Prakata . ………………………………………………………………………………….. iv

CARA PENYAJIAN DAN PENGGUNAAN BUKU…………………………… v

PETA KOMPETENSI…………………………………………………………………………. viii

DAFTAR ISI . ………………………………………………………………………………….. ix

BAB I MENYIMAK UNTUK MENYIMPULKAN INFORMASI

YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH DALAM

KONTEKS BEKERJA………………………………………………………………………………….. 1

A. Kegiatan Menyimak dan Memahami Informasi Nonverbal . . 4

B. Pengalihan Informasi Verbal menjadi Nonverbal……….. 11

C. Menyampaikan Pendapat melalui Simpulan

Secara Deduktif dan Induktif……………………………………….. 15

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 19

BAB II MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI PERINTAH

YANG DIUNGKAPKAN ATAU YANG TIDAK

DALAM KONTEKS BEKERJA…………………………………………… 25

A. Pengertian dan Ciri Kalimat Perintah…………………………. 28

B Jenis-Jenis Kalimat Perintah. ……………………………………….

. 28

C. Berbagai Respons terhadap Perintah…………………………..

. 31

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 36

BAB III MEMAHAMI PERINTAH KERJA TERTULIS

DALAM KONTEKS BEKERJA…………………………………………………. 41

A. Mengenal Bentuk Perintah Kerja Tertulis……………………. 43

B. Model-Model Surat Berisi Perintah Kerja……………………. 44

C. Perintah Kerja Berbentuk Manual……………………………….

. 51

D. Menindak Lanjuti Perintah Kerja Tertulis………………….. 53

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 55

BAB IV MEMBACA UNTUK MEMAHAMI MAKNA KATA,

BENTUK KATA UNGKAPAN, DAN KALIMAT

DALAM KONTEKS BEKERJA……………………………………………

. 61

A. Klasifikasi Kata Berdasarkan Kelas Kata…………………….. 63

B. Klasifikasi Kata Berdasarkan Bentuk Kata………………….. 68

C. Klasifikasi Kata Berdasarkan Makna Kata………………….. 71

D. Penggunaan Kamus dalam Mencari Bentuk, Kategori,

ix

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

dan Makna Kata………………………………………………………….

. 77

E. Bentukan Kata/Frasa Baru………………………………………….. 78

F. Pemakaian Kata , Frasa, dan Kalimat yang Kurang Tepat….. 80

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 85

BAB V MENGGUNAKAN SECARA LISAN KALIMAT

TANYA/PERTANYAAN DALAM KONTEKS BEKERJA……. 91

A. Pengertian dan Fungsi Kalimat Tanya………………………….. 93

B. Jenis Kalimat Tanya…………………………………………………….. 94

C. Mengutarakan Pendapat dengan Kalimat Tanya

yang Santun. ……………………………………………………………….

. 99

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 106

BAB VI MEMBUAT PARAFRASA LISAN DALAM

KONTEKS BEKERJA………………………………………………………….. 111

A. Pengertian Parafrasa…………………………………………………… 114

B. Cara Membuat Parafrasa . ………………………………………….. 114

C. Memparafrasakan Puisi Menjadi Prosa ……………………… 116

D. Memparafrasakan Naskah Drama Menjadi

Prosa atau Cerita………………………………………………………… 118

E. Pola Penyajian Informasi Lisan…………………………………… 121

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 124

BAB VII MENERAPKAN POLA GILIR DALAM BERKOMUNIKASI…. 129

A. Menggunakan Kata, Bentukan kata, serta Kalimat

yang Santun dalam Berkomunikasi. …………………………..

. 131

B. Memahami Pola Gilir dalam Berkomunikasi………………. 132

C. Penerapan Pola Gilir dalam Berbagai Situasi………………. 133

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 141

TES SEMESTER GANJIL. ……………………………………………………

. 146

BAB VIII Bercakap-cakap secara Sopan dengan Mitra

Bicara dalam Konteks Bekerja……………………………. 153

A. Pilihan Kata atau Ungkapan untuk Memulai Percakapan… 156

B. Salam dan Ungkapan dalam Mengakhiri Percakapan… 158

C. Penerapan Pola gilir dalam Percakapan secara Aktif….. . 160

D. Mengalihkan Topik Pembicaraan secara Halus…………… 161

E. Menggungkapkan Perbedaan Pendapat secara Halus . …. 162

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 164

# Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB IX Berdiskusi yang Bermakna dalam

Konteks Bekerja………………………………………………………….. 169

A. Diskusi dan Manfaatnya…………………………………………….. 174

B. Tugas dan Peranan Unsur Diskusi………………………………

. 174

C. Menyampaikan Pendapat dan Gagasan dalam Diskusi….. 176

D. Menyampaikan Tanggapan dan Sanggahan

dalam Diskusi…………………………………………………………….. 176

E. Mengambil Simpulan dalam Diskusi………………………….. 177

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 179

BAB X Bernegosiasi yang Menghasilkan dalam

Konteks Bekerja………………………………………………………….. 185

A. Pengertian Negosiasi………………………………………………….. 188

B. Bernegosiasi dalam Menyusun Program Kerja…………… 189

C. Bernegosiasi dengan Santun……………………………………….. 190

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 195

BAB XI MENYAMPAIKAN LAPORAN ATAU PRESENTASI

LISAN DALAM KONTEKS BEKERJA……………………………….. 203

A. Pengertian Laporan…………………………………………………….. 206

B. Pola Penyajian Laporan secara Lisan…………………………..

. 208

C. Menyampaikan Rangkuman dan Simpulan Laporan…. . 213

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 215

BAB XII Membuat Wacana Bercorak Naratif,

Deskriptif, Ekspositoris dan Argumentatif…………………… . 219

A. Pengertian Wacana……………………………………………………… 222

B. Jenis-Jenis Wacana………………………………………………………. 224

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 241

BAB XIII Meringkas Teks tertulis dalam Konteks

Bekerja……………………………………………………………………………. 249

A. Pengertian Ringkasan…………………………………………………. 252

B. Cara Membuat Ringkasan…………………………………………..

. 252

C. Beberapa Contoh Bentuk Ringkasan…………………………… 254

D. Pengertian Simpulan. ………………………………………………….

. 257

E. Pola Penalaran dalam Mengambil Simpulan………………. 258

UJI KOMPETENSI……………………………………………………………… 263

TES SEMESTER GENAP…………………………………………………….

. 269

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 278

GLOSARIUM……………………………………………………………………… 280

INDEKS……………………………………………………………………………… 282

xi

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

xii Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI BAB 1

MENYIMAK UNTUK MENYIMPULKAN

INFORMASI YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH

DALAM KONTEKS BEKERJA

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Menyimak untuk Menyimpulkan Informasi yang Tidak

Kompetensi

Bersifat Perintah dalam Konteks Bekerja

Dasar

– Mengubah informasi dari bentuk lisan ke dalam bentuk

Indikator

nonverbal (bagan/tabel/diagram/grafik/ denah/matriks)

– Menyampaikan pendapat/opini dengan menggunakan

teknik penyampaian simpulan dan pendapat yang

akurat secara deduktif atau induktif

– Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

dalam menyimpulkan sesuatu informasi

Pada Bab ini, kita akan mempelajari kegiatan menyimak dan membedakan

informasi berbentuk verbal serta nonverbal. Di samping itu, kita juga akan

belajar mengubah informasi verbal ke nonverbal serta membuat simpulan

secara deduktif dan induktif disertai dengan opini atau pendapat. Tujuan

mempelajari bab ini adalah agar kita terampil menyimak informasi lisan

untuk diubah menjadi informasi nonverbal sekaligus dapat menyampaikan

pendapat berbentuk simpulan secara deduktif maupun induktif dari informasi

yang didengarkan.

#

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Narkoba, Aids, dan Kita

Saat ini di kawasan Asia, diperkirakan 4,9 juta orang hidup dengan

HIV/AIDS termasuk 440.000 kasus baru pada tahun lalu. Sekitar 300.000

orang meninggal akibat berbagai penyakit terkait AIDS. Asia Tenggara

sendiri memiliki tingkat prevalensi tertinggi di Asia dengan luas wilayah

endemis bervariasi antarnegara.

Ketika epidemi di Kamboja, Myanmar, dan Thailand menunjukkan

penurunan prevalensi HIV, di Indonesia dan Vietnam justru meningkat

pesat. Mayoritas kasus infeksi baru di Indonesia dan Vietnam disebabkan

pemakaian narkotika, psikotropika, dan zat-zat adiktif lainnya (napza),

terutama penggunaan jarum suntik injecting drug use (IDU), dan hubungan

seks tidak aman.

Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan kasus HIV di Indonesia

sungguh mencengangkan. Jika tahun 1998 jumlah kumulatif kasus HIV

baru 591 orang, pada September 2007 jumlahnya telah mencapai 5.904

orang. Sejak Januari hingga September 2007 saja, jumlah kasus infeksi baru

HIV mencapai 674 orang.

Kondisi ini seiring dengan laju epidemi AIDS. Jika tahun 1998 jumlah

kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan 258 orang, pada September 2007

jumlahnya telah meningkat jadi 10.384 orang dengan prevalensi 4,57 persen.

Cara penularan kasus AIDS melalui IDU 49,5 persen dan hubungan seks

tidak aman 46 persen.

Sejauh ini, epidemi HIV/AIDS telah bergeser dari hubungan seks

tidak aman ke pemakaian napza (populer dengan sebutan narkoba) dengan

jarum suntik. Peningkatan kasus penularan virus itu melalui narkoba suntik

mulai terlihat sejak tahun 1999.

Departemen Kesehatan menyebutkan, jumlah pengguna narkoba

suntik di Indonesia pada tahun 2006 diperkirakan 190.000 hingga 247.000

orang. Sementara estimasi prevalensi HIV pada pengguna narkoba suntik

mencapai 41,6 persen dan ditemukan di tiap provinsi. Secara nasional, dari

kasus AIDS yang terlaporkan secara kumulatif, 49,5 persen di antaranya

adalah pengguna narkoba suntik.

# Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Bahkan, di wilayah Provinsi DKI Jakarta, 72 persen dari total jumlah

kumulatif kasus AIDS adalah pengguna narkoba suntik. “Usia pengguna

napza suntik cenderung makin muda sehingga mereka akan terinfeksi

HIV lebih awal dan sulit dijangkau,” kata Nafsiah Mboi, Sekretaris Komisi

Nasional Penanggulangan HIV/AIDS.

Para pengguna narkoba suntik di lembaga pemasyarakatan (lapas)

dan rumah tahanan (rutan) juga meningkat pesat serta rata-rata 20 persen

terinfeksi HIV. Akibatnya, angka kematian penghuni lapas atau rutan

pada tahun 2005 meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Para pengguna narkoba suntik yang terinfeksi HIV di lapas

atau rutan selama ini kesulitan mengakses pelayanan kesehatan.

Tingginya angka terinfeksi HIV di kalangan pengguna narkoba

terutama disebabkan perilaku mereka amat beresiko. Salah satunya masih

meluasnya praktik berbagi jarum suntik di kalangan IDU. Di Indonesia,

yang populer dikonsumsi adalah narkoba suntikan berupa heroin atau

putau. Konon karena efeknya lebih cepat dan murah dibandingkan dengan

yang nonsuntikan.

Di sisi lain, pengetahuan pentingnya sterilisasi jarum suntik sangat

rendah. Menurut penelitian Budi Utomo, Guru Besar dari Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), di kalangan remaja

pengguna narkoba suntik umumnya satu jarum suntik dipakai dua sampai

18 orang. Bahkan, 62 persen di antaranya memakai ulang jarum tersebut.

Cara membersihkan jarum, 65 persen memakai air biasa, 31 persen air

panas. Sangat sedikit yang mensterilkan dengan merebus.

Hasil penelitian lain yang dilakukan I Made Setiawan dan timnya

di Bali (1998) menyebutkan, 26,5 persen dari pengguna narkoba suntik itu

memiliki lebih dari satu pasangan seksual aktif, 26,5 persen lainnya pernah

menggunakan jasa pekerja seksual, serta 17,6 persen berhubungan intim

dengan orang asing. Akan tetapi, cuma satu orang yang konsisten memakai

kondom.

Hal ini membuat kelompok pengguna narkoba suntik menempati

posisi amat penting dalam mata rantai penyebaran HIV/AIDS. Menurut

Zubairi Djoerban, Guru Besar dari FKUI RSCM yang bergerak di bidang

penanggulangan HIV/AIDS, mereka rentan tertular akibat praktik berbagi

jarum suntik. Kemudian, mereka berpeluang besar menularkannya ke

kalangan non-pengguna narkoba suntik, istri mereka, anak dan pasangan

seksual mereka.

#

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Sejauh ini, Pemerintah telah menyusun pedoman penanggulangan

HIV/AIDS akibat pemakaian jarum suntik pada pengguna narkoba suntik

secara bergantian. Pedoman itu mengatur penggunaan jarum suntik sebagai

bagian layanan harm reduction di puskesmas, rumah sakit, dan lapas.

Dalam aturan itu, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia bertugas

mengurus di lembaga pemasyarakatan, yaitu memisahkan antara pengedar

dan pengguna. Setiap pengguna narkoba di lapas juga wajib diperlakukan

sebagai pasien yang bisa disembuhkan. Apabila terlanjur terinfeksi HIV,

pasien bisa mendapat pengobatan tanpa didiskriminasi.

Realisasinya tentu butuh komitmen kuat dari pemerintah dan pemangku

kepentingan dalam penanggulangan HIV/AIDS di kalangan pengguna

narkoba suntikan. Untuk itu, kita bisa belajar dari negara-negara tetangga

seperti Kamboja, khususnya menyangkut bagaimana upaya pencegahan

yang terfokus dan berkelanjutan dapat menekan perkembangan epidemi

HIV.

(Sumber: Kompas, Sabtu, 24 November 2007,

dengan beberapa perubahan)

A. Kegiatan Menyimak dan Memahami Informasi

Nonverbal

Menyimak merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang dapat

menambah atau memperluas pengetahuan. Keterampilan menyimak perlu

dilatih secara terus-menerus dan berkesinambungan. Proses pelatihan

menyimak menuntut adanya kesiapan mental dan kesehatan fisik serta

motivasi atau kemauan secara sadar untuk mengikuti seluruh isi simakan.

Pada dasarnya menyimak adalah kegiatan menyerap informasi yang

disampaikan secara lisan dengan tidak sekadar menggunakan indera

pendengaran, tetapi juga berupaya menangkap isi atau pesan serta

memahami makna informasi yang disampaikan. Hasil simakan dapat

diungkapkan kembali dengan bahasa sendiri dengan tidak mengubah

pengertian dasar informasi sumber.

Proses menyimak menuntut motivasi dan perhatian dari pendengar.

Tanpa keinginan dan perhatian, sulit mengharapkan hasil yang memuaskan.

Berdasarkan caranya, menyimak terdiri atas beberapa macam, yakni, seperti

berikut :

# Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

1. Menyimak Intensif

menyimak memahami secara terperinci, teliti, dan mendalami bahan

yang disimak.

2. Menyimak Ekstensif

menyimak memahami secara sepintas dan umum dalam garis-garis

besar atau butir-butir penting tertentu.

3. Menyimak untuk Belajar

melalui kegiatan menyimak, seseorang mempelajari berbagai hal

yang dibutuhkan. Misalnya, para siswa menyimak ceramah guru

bahasa Indonesia, para siswa mendengarkan suara radio, televisi, dan

sebagainya.

4. Menyimak untuk Menghibur

menyimak sesuatu untuk menghibur dirinya. Misalnya, menyimak

pembacaan cerita-cerita lucu, pertunjukan sandiwara, film, dan

sebagainya.

5. Menyimak untuk Menilai

menyimak mendengarkan, memahami isi simakan, menelaah, mengkaji,

menguji, dan membandingkan dengan pengalaman serta pengetahuan

menyimak.

6. Menyimak Diskriminatif

menyimak untuk membedakan bunyi suara. Dalam belajar bahasa

Inggris, misalnya siswa harus dapat membedakan bunyi (i) dan (i:).

7. Menyimak Pemecahan Masalah

menyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan

analisis yang disampaikan oleh si pembicara. Mungkin juga penyimak

dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, secara kreatif dan

analisis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari menyimak

sesuatu.

Untuk dapat mengungkapkan kembali informasi simakan yang diterima

dengan baik dan memadai, kita dapat melakukan langkah-langkah sebagai

berikut.

1. Perhatikan judul wacana yang akan dilisankan.

2. Catatlah kata-kata kunci yang dianggap penting berupa frasa atau

klausa.

3. Catatlah ide-ide pokok setiap paragraf.

#

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

4. Catatlah fakta-fakta atau data berupa angka, persentase, atau

perbandingan.

5. Uraikan kembali dalam bentuk ikhtisar berdasarkan data-data yang

dicatat.

Informasi hasil simakan dapat dikemukakan atau disampaikan dalam

bentuk verbal maupun nonverbal. Informasi verbal berwujud uraian,

ulasan, atau penjelasan dan dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan.

Informasi ini dianggap lebih mudah dicerna dan dipahami.

Contoh informasi verbal:

Sulistya mengatakan UN lebih banyak menimbulkan penderitaan

bagi sekolah swasta dan pinggiran. Bagaimana mungkin sekolah

pinggiran yang sarana, prasarana, kualitas SDM, dan pemenuhan standar

pelayanan minimal (SPM)-nya sangat terbatas disamakan dengan sekolah

yang SPM-nya lengkap dan pada umumnya didominasi sekolah negeri

perkotaan. UN yang diselenggarakan setiap tahun hanya akan menambah

persoalan dan pemborosan APBN, jika hasil ujian periode sebelumnya

tidak ditindaklanjuti dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran

pada sekolah yang angka kelulusannya rendah.

Informasi berbentuk nonverbal cenderung bersifat visual, berupa

bentuk atau gambar serta garis-garis yang memiliki ciri-ciri tersendiri dan

cenderung perlu pengamatan lebih khusus. Contohnya: grafik, denah,

bagan, diagram, atau matriks.

Berikut ini pengertian dan contoh bentuk informasi nonverbal.

1. Grafik

Grafik adalah gambaran pasang surutnya suatu keadaan atau data

yang ada dengan garis atau gambar. Grafik dibedakan menjadi tiga macam,

yaitu grafik batang, grafik garis, dan grafik lingkaran.

a. Grafik batang adalah lukisan naik turunnya data berupa batang atau

balok dan dipakai untuk menekankan adanya perbedaan tingkatan

# Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

atau nilai berupa aspek.

Contoh Grafik Batang :

Grafik Pekerjaan Orang Tua Siswa SMK Nurul Islam Tahun 2007

Grafik Pekerjaan Orang Tua Siswa SMK Nurul Islam Tahun 2007

150

ABRI

PNS

100

SWASTA

50 BURUH

PETANI

0

LAINNYA

1

b. Grafik garis adalah lukisan naik turunnya data berupa garis yang

dihubungkan dari titik-titik data secara berurutan.

Grafik ini dipakai untuk menggambarkan perkembangan atau

perubahan dari waktu ke waktu.

Contoh grafik garis:

Grafik Pengunjung Perpustakaan SMK Nurul Islam Tahun 2007

Jumlah Pengunjung

ar

ei

Ju

pt

Grafik Pengunjung Perpustakaan SMK Nuris Tahun 2007

300

250

200

150

100

50

0

n

l

v

Series1

Bulan

c. Grafik lingkaran adalah gambaran naik turunnya data berupa lingkaran

untuk menggambarkan persentase dari nilai total atau seluruhnya.

#

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh grafik lingkaran:

Persentase Penganut Agama di SMK Kartini

Persentase Penganut Agama di SMK Kartini

Islam 55

1%

2%

Protestan 28

14%

Katolik 14 Islam

Hindu 2

Protestan

Budha 1

Katolik

55%

Hindu

28%

Budha

2. Diagram

Diagram adalah (gambaran buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau

menerangkan sesuatu. Bentuk-bentuk diagram antara lain adalah diagram

arus (bagan alur), diagram balok, diagram gambar, diagram garis, diagram

lingkaran, diagram cabar, dan diagram pohon.

Contoh diagram:

Total Nilai Transaksi Transaksi Di BEJ (dlm triliyun)

di BEJ (dalam Triliyun)

147.9

300

128.8

Nilai

Nilai

97.5

200 Series

Transa

Transaksi

120.8

1

100

125.4

ksi

246.2

0

1 2 3 4 5 6

Tahun

Tahun

3. Tabel

Tabel adalah daftar yang berisi ikhtisar dan sejumlah data informasi,

biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem,

urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas

sehingga dapat dengan mudah disimak.

# Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

ksi

246.2

0

1 2 3 4 5 6

Tahun

Contoh:

Data Tentang Kesegaran Jasmani Manusia Berdasarkan Usia dan Jenis

3. Tabel adalah daftar yang berisi ikhtisar dan sejumlah data informasi, biasanya berupa

Kelamin

kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem, urut ke bawah dalam lajur dan

deret tertentu dengan garis pembatas untuk Jarak yang Ditempuh simak.

sehingga dapat dengan mudah di

Jenis Tes Waktu Tempuh

Contoh :

Jarak 2,5 Km Selama 12 menit

Data Tentang Kesegaran Jasmani Manusia Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Usia

Pria Wanita Pria Wanita

Jenis Tes menit Tempuh utk 2400 m yg ditempuh

12 Waktu 13 menit Jarak

18 – 29 tahun 2250 m

karak 2,5 Km slm 12 menit

Usia

30 – 49 tahun 13 menit 14 menit 2250 m 2090 m

Pria Wanita Pria Wanita

40 – 49 tahun 14 menit 15 menit 2090 m 1850 m

18 – 29 tahun 12 menit 13 menit 2400 m 2250 m

30 – 49 tahun 13 menit 14 menit 2250 m 2090 m

4. Bagan – 49 tahun 14 menit 15 menit 2090 m 1850 m

40

Bagan adalah gambaran secara analisis atau terurai tentang proses

4. Bagan adalah gambaran secara analisis atau terurai tentang proses yang terjadi di alam,

yangteknologi dan masyarakat manusia. Bagan digunakan Bagan digunakan memperjelas

terjadi di alam, teknologi, dan masyarakat manusia. untuk membantu

untuk membantu memperjelas proses kerja.

proses kerja yang kurang komunikatif.

Contoh bagan:

Contoh bagan:

Bagan Budidaya Belut

Bagan Budidaya Belut

Pembuatan Kolam

Penaburan Kapur Pemberian bibit

Penaburan Rompas Seleksi Bibit

Penggenangan Kolam Penebaran Bibit

5. Peta

Peta adalah gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukkan letak

tanah, laut, sungai, gunung-gunung, dan sebagainya atau representasi

melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, batas, sifat

permukaan, dan sebagainya.

#

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh :

6. Denah

Denah adalah gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, peta, atau

gambar rancangan bangunan.

Contoh:

10 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

7. Matriks

Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga

butir-butir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah dan dari

kiri ke kanan.

Contoh:

Program Kerja Bimbingan Konseling SMK

Mitra Kencana Jakarta

No Nama Kegiatan Juli Agust Sept Okt Nov Des Ket

1 Penyusunan Personil

X X X X X X

Bimbingan Konseling

2 Konsultasi Program X

3 Pengadaan Sarana Prasarana X X

4 Layanan Bimb. Konseling X

5 Instrumen Bimbingan X X X X

6 Pengembangan Sistem Prog. X

7 Kerja sama dengan orang tua X

8 Laporan Bulan Semester X X X X X X

9 Evaluasi X

10 Analisis X

11 Tindak Lanjut X

B. Pengalihan Informasi Verbal menjadi Nonverbal

Informasi yang kita simak perlu ditelaah isinya berdasarkan kepen¬

tingan atau maksud yang terkandung di dalamnya. Bentuk-bentuk

pengungkapan informasi baik yang verbal maupun nonverbal masing-

masing selalu membutuhkan penyampaian informasi. Adakalanya suatu

informasi lebih tepat disampaikan dengan penyajian verbal karena lebih

memerlukan banyak penjelasan daripada bentuk visual. Namun, ada

informasi yang lebih mudah dicerna karena disajikan dalam bentuk

nonverbal. Tapi pada dasarnya semua itu bergantung pada kebutuhan.

Proses mengubah isi informasi verbal menjadi nonverbal memang agak

sulit. Namun, bila bahan simakan dapat ditelaah, hal itu bukan hal yang

tidak dapat dilakukan. Itulah sebabnya, kita perlu berlatih dengan saksama.

Cara pertama, simaklah isi informasi dengan penuh perhatian. Kedua,

setelah disimak, cobalah perhatikan: Apa isinya, bagaimana uraiannya, dan

dapatkah divisualisasikan.

11

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengalihkan atau mengubah

informasi verbal ke informasi nonverbal, adalah sebagai berikut.

1. Perhatikan dengan saksama isi informasi verbal yang ingin diubah.

2. Perhatikan data-data berupa lambang, satuan atau angka-angka serta

perbandingannya untuk menentukan bentuk visual yang efektif,

apakah grafik, tabel, diagram dan yang lainnya.

3. Catatlah hal-hal pokok atau inti dari informasi yang disimak.

4. Buatlah bentuk nonverbal yang tepat untuk mengungkapkan informasi

tersebut.

5. Gambar, bagan, atau grafik dibuat dengan baik, benar, tepat, dan

seimbang dengan isi.

6. Tentukan warna, lambang, atau bentuk untuk menggambarkan atau

membedakan data-datanya.

Perhatikan contoh perubahan informasi verbal menjadi informasi

nonverbal di bawah ini!

Contoh I.

Berdasarkan penghitungan suara sementara putaran pertama pemilu

Presiden 2004, Yudhoyono-Yusuf Kalla menempati urutan pertama dengan

perolehan suara sebanyak 35.687.602 atau 33,60% dari total perolehan

suara. Megawati-Hasyim menempati urutan kedua dengan perolehan

jumlah suara sebanyak 27.910.706 atau 26,27% dari total perolehan suara.

Urutan ketiga ditempati oleh Wiranto-Salahuddin dengan perolehan suara

sebanyak 23.583.501 atau 22,20% dari total perolehan suara. Urutan keempat

ditempati Amien Rais-Siswono dengan perolehan jumlah suara sebanyak

15.800.979 atau 14,08% dari total perolehan suara sedangkan duet Hamzah-

Agum menempati urutan terakhir.

Total perolehan suara yang telah terkumpul sampai 19 Juli 2004, pukul

21.00 adalah 106.228.247 orang.

Inti dari informasi verbal di atas, adalah sebagai berikut.

1. Informasi tentang penghitungan suara pemilu Presiden 2004.

2. Penghitungan suara sementara putaran pertama pemilu Presiden

2004 Yudhoyono-Kalla menempati urutan pertama pemilu dengan

perolehan suara sebanyak 35.687.602 atau 33,60%.

3. Megawati-Hasyim menempati urutan kedua dengan perolehan suara

27.910.706 atau 22,20%.

12 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2. Penghitungan suara sementara putaran pertama pemilu Presiden 2004 Yudhoyono-Kala

menempati urutan pertama pemilu dengan perolehan suara sebanyak 35.687.602 atau

33,60%.

3. Megawati-Hasyim menempati urutan kedua dengan perolehan suara 27.910.706 atau

22,20%.

4. Wiranto-Salahuddin berada diurutan ketiga dengan perolehan suara suara

4. Wiranto-Salahuddin berada di urutan ketiga dengan perolehan23.583.501 atau

23.583.501 atau 22,20%.

22,20%.

5. 5. Amien-Siswono memperoleh jumlah suara 15.800.979 atau 14,80%.

Amien-Siswono memperoleh jumlah suara 15.800.979 atau 14,80%.

6. 6. Hamzah-Agum menempati urutan terakhirjumlah perolehan suara 3.253.014 atau

Hamzah-Agum menempati urutan terakhir dengan dengan jumlah perolehan

3,06%. 3.253.014 atau 3,06%.

suara

7. 7. Total perolehan suara yang terkumpul sampai 19Juli 2004 pukul 21.00 adalah

Total perolehan suara yang terkumpul sampai 19 Juli 2004 pukul 21.00

106.228.247 orang.

adalah 106.228.247 orang.

Bentuk informasi nonverbalnya berupa diagram, yaitu:

Bentuk informasi nonverbalnya berupa diagram seperti berikut.

Perhitungan Suara Sementara Putaran Pertama

PEMILU PRESIDEN RI 2004

Sampai Pukul 21.00 WIB

Contoh II perubahan informasi verbal menjadi informasi nonverbal :

Yudhoyono-Yusuf Kalla (4)

35.745.198 (33,58%)

Megawati-Hasyim (2)

27.983.836 (26,29%)

Wiranto-Salahuddin (1)

23.645.484 (22,21%)

Amin Rais-Siswono (3)

15.826.526 (14,87%)

Hamzah-Agum (6)

3.253.014 (3,06%)

Total: 106.454.058 (100%)

ContohContoh II.

2:

Vika, siswi Kelas 1 SMK, bercita-cita menjadi animator profesional.

Untuk itu, dia memilih sekolah di SMK jurusan Grafika. Selain sekolah dan

magang yang telah ditetapkan sebagai program sekolah, untuk menunjang

cita-citanya tersebut, dia mengikuti kursus komputer dan bahasa Inggris.

“Calon animator profesional” tersebut telah merencanakan setamat

pendidikan nanti, jika kondisi sangat memungkinkan, dia akan melanjutkan

sekolah ke perguruan tinggi. Jurusan yang akan diambilnya adalah desain

grafis. Jika keuangan keluarganya tidak memungkinkannya untuk kuliah,

dia akan kursus desain grafis saja. Akan tetapi, jika kedua keinginannya

tersebut tidak dapat terpenuhi, dia akan mengikuti balai latihan kerja

(BLK) terlebih dahulu sebelum terjun ke dunia kerja. Dengan mengikuti

13

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BLK, Vika yakin akan mudah mendapat pekerjaan karena peserta pelatihan

di BLK akan disalurkan kerja sesuai dengan bidang keahliannya masing-

masing. Bila ikut pelatihan di BLK pun tidak memungkinkan karena kondisi

keuangan keluarganya, terpaksa dia langsung bekerja di mana saja dalam

bidang apa saja. Tekadnya, yang penting dia dapat menabung untuk dapat

meraih cita-citanya kelak.

Inti dari informasi di atas seperti berikut.

1. Vika bercita-cita menjadi animator profesional.

2. Vika memilih sekolah di SMK jurusan Grafika.

3. Tamat SMK, Vika berencana melanjutkan ke perguruan tinggi jika ada

biaya.

4. Jika biaya tidak memungkinkan, Vika mengikuti latihan balai kerja

(BLK).

Bentuk Informasi Nonverbal yang cocok dari informasi di atas adalah

bagan, yaitu:

14 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

C. Menyampaikan Pendapat melalui Simpulan Secara

Deduktif dan Induktif

Penyimpulan secara deduktif ialah cara mengambil simpulan dari

pernyataan yang bersifat umum diikuti oleh uraian atau pernyataan-

pernyataan yang bersifat khusus.

Perhatikan contoh berikut.

1. Negara adalah institusi mapan, tetapi dinamis sehingga mampu mengantisipasi

segala perubahan yang terjadi. Negara mewadahi seluruh kepentingan

masyarakat. Ia menyediakan kerangka umum yang bersifat abstrak

sehingga terbuka untuk ditafsirkan. Sementara pemerintah adalah

pranata kontemporer, sebagai penyelenggara negara dalam jangka

waktu yang ditetapkan oleh konstitusi negara.

2. Hasil perolehan suara sementara dari penyelenggaraan pemilu pemilihan

presiden tahun 2004 cukup signifikan. Peringkat pertama diraih oleh

pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dengan

persentase suara terbanyak, yaitu 33,60 persen. Peringkat kedua diraih

oleh pasangan Megawati dan Hasyim Muzadi dengan persentase

suara 22,20 persen. Disusul peringkat ketiga yaitu pasangan Wiranto

dan Salahudin. Selanjutnya peringkat keempat ialah pasangan Amin

Rais dan Siswono. Terakhir adalah pasangan Hamzah Haz dan Agum

Gumelar.

Penyimpulan secara induktif ialah cara mengambil simpulan dari

pernyataan-pernyataan atau fakta-fakta yang bersifat khusus menuju ke

suatu simpulan yang bersifat umum.

Perhatikan contoh berikut.

1. Penyair akan membuat sebuah puisi dengan cara menuangkan

imajinasinya, barulah tercermin sebuah puisi. Pengarang novel akan

merangkai ceritanya dengan pengembangan imajinasi. Demikian juga

seniman akan menggoreskan lukisan di dasar kain dengan imajinasinya

ke arah yang sebenarnya. Memang benar imajinasi itu diperlukan yang

mencipta suatu karya.

2. Plagiat ialah pengambilan atau penerjemahan sesuatu hasil begitu saja

dengan tidak menyebutkan pengarang asli melainkan menurunkan

nama sendiri sebagai pengarang. Plagiat tidak diperkenankan dalam

dunia sastra. Banyak karya sastra yang beredar merupakan karya

plagiat. Dalam dunia karya sastra memang terdapat larangan keras untuk

pengarang plagiat.

15

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Menyampaikan simpulan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.

Penyampaian harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Simpulan yang disampaikan dapat diperoleh dari informasi lisan maupun

tulisan baik informasi lisan yang bersifat verbal maupun informasi tulisan

yang berbentuk nonverbal. Simpulan dapat disertakan dengan opini atau

pendapat.

Opini adalah pandangan berdasarkan ideologi atau sikap seseorang

dalam memberikan suatu wawasan terhadap objek atau peristiwa. Opini

dapat juga disebut pendapat seseorang. Antonim dari opini adalah fakta.

Fakta bersifat objektif, merupakan kenyataan bersifat konkret dan dapat

dibuktikan kebenarannya.

Perhatikan tabel berikut.

Pendapat/Opini Fakta

1. Pemkab. dan PT. Jasa Marga 1. Harga tanah yang dibebaskan

ditetapkan Rp 80.000,- hingga

berusaha menuntaskan kesepa¬

katan pembangunan fisik jalan Rp 400.000 per meter persegi.

tol.

2. Jalan tol Gempol–Pasuruan di¬ 2. Di Gedung Grahadi Surabaya

ha¬rap¬kan mampu men¬do¬rong dilangsungkan penanda¬tanga¬

aksele¬rasi pertumbuhan pereko¬ nan kesepakatan bersama.

no¬mian kawasan.

Simpulan yang di dalamnya terdapat opini dapat dilihat pada contoh

di bawah ini.

Contoh 1.

Vika bercita-cita menjadi animator profesional. Ia pun masuk ke SMK

Grafika. Di samping itu, ia juga mengikuti kursus komputer dan bahasa

Inggris. Untuk mencapai keinginannya itu, ia berencana setelah lulus

sekolah akan kuliah pada jurusan desain grafis. Jika tak mampu kuliah, ia

berencana kursus desain grafis atau mengikuti balai latihan kerja (BLK). Bila

tak memungkinkan, ia akan bekerja apa saja untuk mengumpulkan uang

biaya kuliah. Sungguh begitu kuatnya keinginan Vika dalam mengapai cita-

citanya sehingga segala kemungkinan jalan yang terbaik akan dia tempuh.

16 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh 2.

Niat Vika setelah lulus sekolah akan meneruskan kuliah ke jurusan

desain grafis. Jika tak bisa ia mau mencoba kursus desain grafis atau

masuk balai latihan kerja. Namun, jika pun tak bisa, ia kemungkinan akan

bekerja dulu dalam rangka mengumpulkan uang untuk biaya kuliah pada

jurusan yang sama. Saat ini pun ia masuk SMK jurusan Grafika. Semua itu

dilakukan atas dasar dorongan yang kuat untuk mencapai cita-citanya. Ia

bercita-cita menjadi animator profesional.

Contoh pertama ialah simpulan yang diuraikan secara deduktif dengan

penambahan opini atau pendapat di bagian akhir paragraf. Contoh kedua

ialah simpulan yang diuraikan secara induktif dengan penambahan kalimat

opini sebelum kalimat terakhir yang merupakan simpulan umum.

RANGKUMAN

A. Kegiatan Menyimak dan Memahami Informasi Nonverbal

Menyimak adalah kegiatan menyerap informasi yang disampaikan

secara lisan dengan tidak sekedar menggunakan indera pendengaran

tapi juga berupaya menangkap isi atau pesan serta memahami makna

informasi yang disampaikan.

Ada beberapa macam cara menyimak, diantaranya adalah menyimak

intensif, menyimak ekstensif, menyimak diskriminatif, dan menyimak

untuk pemecahan masalah.

Informasi dapat berbentuk verbal dan nonverbal. Informasi verbal

ialah informasi berbentuk uraian atau penjelasan. Informasi nonverbal

ialah informasi berbentuk visual seperti grafik, diagram, tabel, bagan,

peta, denah, dan matriks.

B. Pengalihan Informasi Verbal menjadi Nonverbal

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengalihkan informasi

verbal ke informasi nonverbal, yaitu:

1. Perhatikan dengan saksama isi informasi verbal yang ingin diubah.

2. Perhatikan data-data berupa lambang, satuan atau angka-angka serta

perbandingannya untuk menentukan bentuk visual yang efektif,

apakah grafik, tabel, diagram dan yang lainnya.

17

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

3. Catatlah hal-hal pokok atau inti dari informasi yang disimak.

4. Buatlah bentuk nonverbal yang tepat untuk mengungkapkan

informasi tersebut.

5. Gambar , bagan, atau grafik dibuat dengan baik, benar, tepat, dan

seimbang dengan isi.

6. Tentukan warna-warna, lambang, atau bentuk untuk menggambarkan

atau membedakan data-datanya.

C. Menyampaikan Pendapat melalui Simpulan secara Deduktif dan

Induktif

Penyimpulan secara deduktif yaitu cara mengambil simpulan dari

pernyataan yang bersifat umum diikuti oleh uraian atau pernyataan-

pernyataan yang bersifat khusus.

Penyimpulan secara induktif yaitu cara mengambil simpulan dari

pernyataan-pernyataan atau fakta-fakta yang bersifat khusus menuju ke

suatu simpulan yang bersifat umum.

Simpulan yang disampaikan dapat diperoleh dari informasi lisan

maupun tulisan baik informasi lisan yang bersifat verbal maupun

informasi tulisan yang berbentuk nonverbal. Simpulan dapat disertakan

dengan opini atau pendapat.

TUGAS MANDIRI:

Mintalah salah seorang siswa membacakan wacana yang terdapat

di awal bab, sedangkan siswa lainnya menyimak. Setelah menyimak

lakukan hal berikut.

1. Catatlah pokok-pokok informasi.

2. Dari pokok informasi yang dicatat, buatlah informasi berbentuk

nonverbal !

3. Susunlah sebuah simpulannya secara deduktif atau induktif yang

disertakan opini Anda.

18 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Menyusun kesimpulan dengan cara induksi atau deduksi kita lakukan

bila membuat karangan

a. argumentasi

b. persuasi

c. narasi

d. eksposisi

e. deskripsi

2. Lukisan naik turunnya data yang berupa batang atau balok dan dipakai

untuk menekankan adanya perbedaan tingkat atau nilai dari berbagai

aspek disebut

a. grafik lingkaran

b. grafik batangan

c. grafik garis

d. bagan arus

e. bagan pohon

3. Informasi nonverbal diperlukan bila data informasi membutuhkan

a. perincian

b. penjelasan

c. visualisasi

d. persentase

e. alasan-alasan

4. Berikut ini yang termasuk perintah kerja tertulis, kecuali

a. memo

b. surat edaran

c. buku manual kerja

d. surat pengumuman

e. surat pengiriman barang

5. Gambaran informasi yang berbentuk garis-garis menaik dan menurun

disebut

a. grafik lingkaran d. diagram

b. denah e. tabel

c. peta

19

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

6. Semua pernyataan di bawah ini benar, kecuali

a. tabel ialah informasi lewat kata dan bilangan yang tersusun

b. tabel ialah informasi tanpa kalimat penjang dan tanda baca

c. membaca tabel memerlukan kecermatan dan kepekaan berpikir

d. tabel dapat merupakan sumber gagasan

e. tabel disusun setiap kita membuat karangan

7. Pernyataan-pernyataan berikut yang merupakan opini adalah

a. Menurut polisi insiden itu tidak menimbulkan korban.

b. Siswa tim PBB yang lalu.

c. Ketika kendaraan mereka melintas, bom yang ditempatkan di

pinggir jalan meledak.

d. Ledakkan itu menimbulkan lubang di jalan dan menghancurkan

jendela di kawasan pemukiman dekat markas pasukan AS.

e. Tentara AS sedang melakukan patroli sekitar pukul 21.30 saat

serangan terjadi.

8. Produksi beras impor dan pengadaan beras!

Pernyataan berikut sesuai dengan tabel tersebut, kecuali

Tahun

Produksi

1996 1999 2002 2004

Produksi padi

51.5 50.87 51.49 54.34

( juta ton kg )

Produksi Beras

33.22 33.06 33.47 45.32

( Juta ton )

Impor Beras

2.14 4.5 1.81 0.17

( Juta Ton )

Pengadaan Beras

35.36 37.56 35.28 33.69

( Juta Ton )

a. Makin tinggi produksi padi makin rendah impor beras.

b. Impor beras tertinggi terjadi pada kondisi beras tinggi.

c. Tingginya produksi beras seiring dengan tingginya pengadaan

beras.

d. Kondisi produksi beras paling tinggi justru pengadaan beras

terendah.

e. Impor pengadaan beras terjadi ketika terjadi pengadaan beras

terendah.

20 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

9. Paragraf yang dimulai dengan pernyataan yang khusus dan diikuti

penjelasan yang bersifat umum disebut

a. deduktif

b. induktif

c. sebab akibat

d. akibat sebab

e. induktif– deduktif

10. Pernyataan yang dimulai dengan pernyataan yang bersifat umum dan

diikuti penjelasan yang bersifat khusus disebut

a. induktif

b. deduktif

c. induktif-deduktif

d. deduktif-induktif

e. sebab akibat

11. Pernyataan di bawah ini yang tidak tepat adalah ….

a. mengungkapkan informasi dapat berbentuk verbal dan nonverbal

b. mendengar adalah bagian dari menyimak

c. mendengarkan sambil berkreatifitas dapat membantu mencapai

hasil yang baik dalam menyimak

d. menyimak adalah kegiatan menyerap informasi yang

didengarkan

e. proses menyimak adalah upaya memahami isi pesan dari informasi

yang didengarkan

12. Di bawah ini merupakan kegunaan tabel dan grafik, kecuali

a. menunjukkan fakta dengan jelas

b. menghemat waktu karena mempercepat komunikasi

c. menyatakan fakta-fakta dalam konteks

d. menyatakan fakta-fakta lebih tersamar

e. menunjukkan fakta-fakta itu lebih mudah

13. Bila ingin menggambarkan data berupa program kerja, biasanya kita

menggunakan

a. denah

b. peta

c. grafik

d. matriks

e. diagram

21

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

14. Gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukkan letak tanah, laut,

sungai, gunung disebut

a. peta

b. matriks

c. denah

d. diagram

e. bagan

15. Gambaran buram sketsa istilah lain dari

a. diagram

b. bagan

c. peta

d. denah

e. tabel

16. Menyimak dianggap berhasil bila diukur dari hal berikut, kecuali

a. mengemukakan tanggapan sesuai dengan instruksi yang

disampaikan

b. dapat mengaktualisasikan informasi baik lisan maupun tulisan

c. membuat kesimpulan dengan menguraikan inti pokok informasi

yang disampaikan

d. memahami informasi yang didengarkan

e. dapat mengutarakan kembali informasi yang didengar dengan

makna yang sesuai

17. Menyimak pembacaan puisi, cerpen, termasuk jenis menyimak

a. ekstensif

b. intensif

c. diskriminatif

d. pemecahan masalah

e. apresiatif

18. Menyimak untuk memahami secara terperinci, teliti, dan mendalam

bahan yang disimak adalah jenis menyimak

a. untuk menghibur

b. apresiatif

c. untuk belajar

d. diskriminatif

e. untukmenilai

22 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

19. Karangan/tulisan yang memerlukan analisis dan sintetis dapat ditulis

dalam bentuk

a. eksposisi

b. narasi

c. argumentasi

d. persuasi

e. deskripsi

20. Untuk mengambil kesimpulan dari informasi nonverbal diperlukan

hal-hal berikut, kecuali

a. perhatikan isi informasi

b. perhatikan kata-kata dan angka-angka

c. lihat model dan warna gambarnya

d. artikan hubungan antar–lambang atau angka

e. perhatikan antar–bagian-bagiannya.

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Sebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat mengung¬

kapkan kembali informasi yang disimak!

2. Jelaskan perbedaan informasi berbentuk verbal dan nonverbal!

3. Hak apa saja yang harus dilakukan agar menyimak mencapai hasil

yang baik?

4. Apa yang kamu ketahui tentang grafik?

5. Sebutkan macam-macam grafik!

6. Apa yang kamu ketahui tentang denah? Jelaskan!

7. Jelaskan perbedaan grafik dan peta!

8. Apa yang dimaksud paragraf deduktif?

9. Berikan masing-masing contoh informasi verbal dan nonverbal!

10. Jelaskan hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengalihkan

informasi verbal ke nonverbal!

23

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

24 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI BAB 2

MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI PERINTAH

YANG DIUNGKAPKAN ATAU YANG TIDAK

DALAM KONTEKS BEKERJA.

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Menyimak untuk memahami perintah yang diungkap-

Kompetensi

kan atau yang tidak dalam konteks bekerja

Dasar

– Merumuskan kembali isi perintah (secara lisan maupun

Indikator

tulisan)

– Menuliskan kembali isi perintah dalam bentuk

kerangka atau bagan

– Menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan

berdasarkan isi perintah secara lisan/tertulis

– Mengonfirmasikan kebenaran rencana kegiatan yang

telah direncanakan dengan rencana pemberi perintah

Pada bab ini, kita akan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perintah

kerja dari penjelasan mengenai pengertian serta ciri kalimat perintah, jenis-

jenis kalimat perintah, dan berbagai respons terhadap perintah. Tujuan

mempelajari bab ini ialah agar kita dapat memahami berbagai bentuk perintah

yang diungkapkan atau tidak serta dapat merumuskan, mencatat, dan

mengonfirmasikan kembali isi perintah dengan membuat kerangka kegiatan

dan perencanaan sesuai kebenaran isi perintah kerja yang diberikan.

25

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Sukses Memulai Karir bagi Pemula

Di dunia kerja memang berbeda dengan dunia pendidikan. Ketika

memasuki dunia kerja, sesungguhnya Anda baru tiba di dunia nyata tempat

Anda harus memulai hidup baru dan karir profesional Anda. Ibaratnya

Anda sedang berada di persimpangan, perjalanan selanjutnya mungkin

bisa menakutkan, menyenangkan, membingungkan, atau membuat Anda

bertanya-tanya. Bisa juga semua perasaan itu bercampur aduk menjadi

satu.

Saat ini, persaingan antar–perusahaan makin ketat. Persaingan

tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan pun demikian. Makin

banyaknya tenaga kerja yang berkualitas menuntut Anda untuk secepatnya

menyesuaikan diri dengan tempat kerja baru. Jika tidak, Anda akan

tersingkir dan gagal untuk meniti karier yang diidamkan.

Karena itu, agar Anda bisa bertahan dengan pekerjaan yang akan

digeluti, sebaiknya Anda perlu mengetahui informasi seputar hari-hari

awal meniti karier. Berikut adalah strategi bagaimana Anda harus bersikap

selama 60 hari pertama di tempat kerja baru. Mungkin saja karier Anda

akan melesat dan berada di jalur cepat.

1. 14 Hari Pertama: Pengenalan Rekan-Rekan Kerja.

Untuk berhasil, diperlukan kombinasi antara performa dan kepribadian.

Supaya bisa diterima oleh lingkungan baru, sering-seringlah menghabiskan

waktu dengan rekan-rekan yang dapat memberi tahu kita peraturan-

peraturan informal di dalam perusahaan.

Pertama, dekati mereka-mereka yang akan sering Anda temui (misalnya,

teman satu departemen atau dari departemen lain yang mempunyai

hubungan erat dengan pekerjaan Anda), para pembuat keputusan (misalnya,

pimpinan proyek), dan orang-orang yang berpotensi menjadi mentor Anda.

Jangan ragu-ragu untuk menyediakan waktu makan siang dengan orang-

orang ini. Tujuannya tak lain adalah untuk mengetahui rule-of-the-game

yang berlaku di tempat baru tersebut, misalnya apa saja yang boleh dan

tidak boleh dilakukan. Dengan membangun hubungan, kepercayaan dan

informasi akan datang dengan sendirinya.

26 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2. 30 hari pertama: Bertemu atasan, tanyakan apakah ada kemajuan

dalam pekerjaan Anda?

Kebanyakan orang yang diterima bekerja di tempat baru mengira

atasan mereka tahu persis apa saja kemajuan yang telah mereka alami.

Tentu saja sikap dan cara berpikir ini fatal karena atasan tidak selamanya

mengikuti perkembangan anak buahnya secara detail. Hal ini diperparah

oleh ketakutan kalau-kalau tugas kita dianggap tidak dikerjakan dengan

benar. Bagaimanapun juga atasan pasti ingin Anda sukses sebab kesuksesan

Anda secara tidak langsung akan berakibat positif pada dirinya. Karena itu,

jangan takut bertemu atasan untuk menanyakan penilaiannya atas kinerja

Anda.

3. 45 hari pertama: Tulis dan pahami deskripsi pekerjaan Anda.

Setelah satu setengah bulan di posisi baru, harusnya Anda sudah

tahu tanggung jawab apa saja yang harus Anda emban. Tulis pertanyaan-

pertanyaan yang terlintas di benak Anda di atas sebuah kertas, berikut

dengan daftar proyek-proyek yang telah Anda tangani. Kemudian, temui

atasan Anda dan diskusikan hal ini dengannya. Hal ini untuk menyamakan

persepsi Anda berdua tentang bagaimana menyelesaikan tugas-tugas di

posisi Anda yang dapat diterima oleh bos Anda.

4. 60 hari pertama: Selesaikan pekerjaan dengan baik.

Memang, Anda harus melakukan pekerjaan yang cukup sulit untuk

membuat orang lain terkesan. Namun, Anda harus berhati-hati. Pilih

proyek pekerjaan yang masuk akal dan bisa diselesaikan dengan tepat

waktu. Sebagai contoh, jangan pilih pekerjaan yang hanya Anda yang

terlibat karena hanya akan memakan waktu lebih lama dan mungkin tidak

akan mendapat dukungan dari atasan Anda. Ambilah proyek-proyek yang

melibatkan orang lain dalam tim Anda.

5. 60 hari kemudian: Penyegaran

Untuk melakukan hal ini, sebenarnya susah-susah gampang. Intinya

adalah berusaha melakukan hal yang sama (dengan semangat yang sama)

sebagaimana Anda bekerja di dua bulan pertama. Kemudian, buat kerangka

kerja berdasarkan landasan yang telah Anda ciptakan di 60 hari pertama

tersebut. Memperluas pergaulan hingga mempunyai banyak teman dari

perusahaan lain juga dapat menunjang usaha Anda. Ingatlah selalu bahwa

27

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

memberikan atau menerima feedback dan menentukan posisi Anda di kantor

adalah proses yang terus berlanjut, jadi jangan cepat puas!

(Sumber: Kompas, 18 November 2007)

A. Pengertian dan Ciri Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi perintah kepada orang lain

untuk melakukan sesuatu atau kalimat yang dipakai untuk mendapatkan

tanggapan sesuai dengan kehendak penuturnya.

Ciri-ciri kalimat perintah adalah seperti berikut.

1. Menggunakan partikel –lah.

Contoh:

1. Pergilah dari sini!

2. Cepatlah kamu mandi!

3. Bantulah adikmu!

2. Berpola kalimat inversi (PS).

Contoh :

1. Ambilkan buku itu!

2. Santaplah makanan itu!

3. Menggunakan tanda seru (!) bila digunakan dalam bahasa tulis.

Contoh:

1. Pergilah dari sini!

2. Ayo masuk!

3. Pulanglah!

4. Kalimat perintah jika dilisankan berintonasi menaik di awal dan

berintonasi rendah di akhir.

Contoh:

1. Bawa barang-barang itu kemari!

2. Selesaikan tugasmu!

B. Jenis-Jenis Kalimat Perintah

1. Kalimat Perintah Biasa

Contoh.

28 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

1. Masukkan barang-barang ini ke dalam bagasi mobil!

2. Antarkan surat ini kepada Pak RT sekarang juga!

2. Kalimat Perintah Ajakan

Contoh:

1. Marilah kita gunakan tekstil buatan dalam negeri demi menyukseskan

program pemerintah.

2. Ayolah bersenam pagi setiap hari agar badan kita menjadi sehat.

3. Kalimat Perintah Larangan

Contoh:

1. Jangan membuang sampah di sini.

2. Jangan dekati tempat itu.

4. Kalimat Perintah Permintaan/Larangan

Contoh:

1. Saya berharap Anda hadir di acara itu.

2. Saya minta kerjakan tugasmu tepat waktu.

5. Kalimat Perintah Permohonan

Contoh:

1. Saya mohon kamu bisa datang di acara pesta ulang tahunku.

2. Kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, tunjukkanlah jalan yang lurus

yang Engkau ridhoi.

6. Kalimat Perintah Pembiaran

Contoh:

1. Biarlah aku yang membawa barang itu.

2. Biarkan dia pergi sendiri.

7. Kalimat Perintah Sindiran

Contoh:

1. Maju kalau kamu berani.

29

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2. Ambil saja kado yang kauberikan kalau kau tidak malu

terhadapnya.

8. Kalimat Perintah yang Menuntut Proses atau Langkah Kerja

Contoh:

1. Urutlah dari nomor kecil hingga nomor yang besar.

2. Susunlah sehingga membentuk lingkaran penuh.

9. Kalimat Perintah yang Berbentuk Kalimat Berita

Contoh:

1. Hendaknya Anda bersedia menjadi pengurus kegiatan itu.

2. Terima kasih Anda tidak menolak untuk menjadi pembawa acara

pada malam reuni nanti.

Kalimat perintah beragam jenisnya mulai dari yang kasar sampai yang

halus. Bahkan karena halusnya sering orang tidak menyadari bahwa hal

tersebut berupa perintah.

Kalimat perintah dapat diperhalus dengan menggunakan unsur-unsur

berikut.

1. Menggunakan kata-kata seperti mohon, tolong, sudilah, harap, silakan,

hendaknya, sebaiknya.

Contoh:

1. Mohon kembalikan buku itu di meja saya.

2. Silakan masuk.

3. Tolong buatkan kopi untuk Ayah.

4. Hendaknya kamu pulang sekarang.

5. Harap datang tepat waktu

6. Sebaiknya cepat bawa adikmu ke rumah sakit.

7. Sudilah Anda membantu saya menyelesaikan tugas ini.

2. Menggunakan partikel –lah.

Contoh:

1. Berangkatlah lebih halus daripada berangkat.

30 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

3. Pengubahan ke struktur tanya.

Contoh:

− Apakah tidak ada petugas piket yang menghapus papan tulis?

4. Pengubahan ke struktur berita.

Contoh:

− Panitia sangat gembira jika Bapak/Ibu berkenan hadir pada acara

perpisahan.

C. Berbagai Respons terhadap Perintah

Sejalan dengan bervariasinya kepentingan manusia terhadap

manusia yang lain sebagai wujud dinamika hubungan antar–manusia,

bentuk-bentuk perintah pun sudah menjadi suatu hal yang pasti dan selalu

ditemui. Hanya dalam skala umum perintah yang biasa yang langsung

bisa ditanggapi. Namun, sebenarnya pada lingkungan kalangan tertentu,

bahasa perintah perlu dicermati karena belum tentu dipahami sebagai

perintah biasa, seperti di dunia kerja. Dalam dunia kerja, bentuk-bentuk

perintah umumnya bersifat operasional kerja sehingga perintah tidak serta-

merta bisa secara langsung dilaksanakan. Banyak ragam kalimat perintah

menunjukkan banyaknya bentuk perintah yang diwujudkan melalui simbol

bahasa. Sebagai alat komunikasi, tentu bahasa harus dapat menerjemahkan

segala bentuk keinginan dan pilihan pemakainya, termasuk keinginan

mendapatkan respons dari sebuah perintah yang disampaikan baik secara

lisan maupun tertulis. Oleh karena itu, kita perlu mencermati dan mengenal

bentuk-bentuk perintah agar respons yang dilakukan tidak menyimpang

dari isi perintah.

Langkah yang perlu kita tempuh dalam menanggapi perintah adalah

sebagai berikut.

(1) Membaca kembali isi perintah secara hati-hati, teliti, dan saksama.

(2) Merumuskan/menuliskan kembali isi perintah.

(3) Isi perintah ditulis dalam bentuk kerangka/bagan sehingga mudah

dipahami.

(4) Membuat perencanaan dalam bentuk kerangka/tabel/bagan segala

kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka memenuhi perintah.

31

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

(5.) Meminta konfirmasi kepada pemberi perintah akan ketepatan rencana

kegiatan yang telah disusun.

Perhatikan dengan cermat proses menerima perintah kerja di bawah

ini dan respons yang dilakukan.

Dalam rangka memperingati HUT SMK Nusantara 1 Bumiayu,

Pembina OSIS mengumpulkan beberapa pengurus OSIS. Kemudian, beliau

menjelaskan bahwa OSIS akan mengadakan pentas seni dan bazar untuk

merayakan Hari Ulang Tahun ke-20 Sekolah. Beliau melanjutkan:

”Dalam rangka HUT sekolah kita, OSIS akan mengadakan kegiatan

Pentas Seni dan Bazar. Saya minta seluruh pengurus OSIS terlibat me-

nyukseskan acara ini. Berhubung masih ada waktu satu bulan, saya ingin

Ketua OSIS dan pengurus seksi mulai mempersiapkan segala sesuatunya,

seperti membuat kepanitiaan lalu menyusun rencana kerja dan struktur

kerja. Saya berharap seminggu sebelum acara, semuanya sudah siap. Jika

diperlukan, kalian bisa bekerja sama dengan sponsor atau dunia usaha

yang menjadi anggota majelis sekolah kita untuk membantu pendanaan

dan penyediaan barang buat bazar. Segala hal yang masih belum jelas dapat

dikonfirmasikan kepada saya. Mulai saat ini, kita saling berkomunikasi

untuk mempersiapkan segalanya hingga menjelang pelaksanaan acara.

Demikian pertemuan kita, selamat bekerja!

1. Pengurus OSIS mencatat isi instruksi/perintah Pembina OSIS sebagai

berikut.

a. Membuat kepanitiaan kegiatan bazar-amal.

b. Membuat proposal kegiatan.

c. Membuat jadwal kegiatan.

d. Membuat bagan atau struktur kerja.

e. Menghubungi pihak yang terkait dengan kegiatan.

f. Menggalang dana dengan menghubungi sponsor untuk meminta

dukungan.

g. Sosialisasi kegiatan kepada siswa dan komite sekolah.

h. Klarifikasi dan konfirmasi.

32 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2. Ketua OSIS dan sekretaris menyusun jadwal kerja.

Minggu

No. Nama Kegiatan Keterangan

1 2 3 4

1. Rapat pembentukan panitia √

2. Pembuatan proposal √ √

3. Sosialisasi ke seluruh siswa √ √

4. Menghubungi sponsor √

5. Pertemuan dengan sponsor √

6. Evaluasi √

3. Agar proses kerja berjalan lancar, dibuat pula struktur atau prosedur

kerja yang mengatur:

(1) siapa mengerjakan apa,

(2) siapa bekerja sama dengan siapa,

(3) siapa bertanggung jawab terhadap pekerjaan apa dan kepada

siapa, dan

(4) garis hubungan kerja dan wewenang yang jelas.

Semua hal tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan seperti

di bawah ini.

Pembina

OSIS

Sponsor

Ketua OSIS

Ketua Panitia

Seksi-Seksi

Siswa

d. Ketua OSIS beserta panitia kegiatan mengkonfirmasikan

33

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

4. Ketua OSIS beserta panitia kegiatan mengonfirmasikan informasi

perintah kepada pembina OSIS dengan mengajukan beberapa

pertanyaan berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang sudah

dan akan dilakukan agar langkah kerja tidak menyimpang.

Pertanyaan untuk konfirmasi dapat seperti berikut.

(1) Apakah yang sudah dilakukan sesuai dengan perintah?

(2) Apakah semua rencana sesuai dengan harapan?

(3) Siapa saja yang akan diundang?

(4) Berapa banyak sponsor yang akan dilibatkan?

(5) Biaya yang disiapkan sudah cukup atau kurang?

(6) Acara sesuai dengan tema?

(7) Dan sebagainya.

RANGKUMAN

A. Pengertian dan Ciri Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi perintah kepada

orang lain untuk melakukan sesuatu atau kalimat yang dipakai untuk

mendapatkan tanggapan sesuai dengan kehendak penuturnya.

Ciri-ciri kalimat perintah:

(1) Menggunakan partikel –lah

(2) Berpola kalimat inversi (PS)

(3) Menggunakan tanda seru (!) bila digunakan dalam bahasa tulis

(4) Kalimat perintah jika dilisankan berintonasi menaik di awal dan

berintonasi rendah di akhir

B. Jenis-Jenis Kalimat Perintah

(1) Kalimat perintah biasa

(2) Kalimat perintah ajakan

(3) Kalimat perintah larangan

(4) Kalimat perintah permintaan

(5) Kalimat perintah permohonan

(6) Kalimat perintah pembiaran

(7) Kalimat perintah sindiran

(8) Kalimat perintah yang menuntut proses atau langkah kerja

(9) Kalimat perintah yang berbentuk kalimat berita

34 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Kalimat perintah dapat diperhalus dengan menggunakan unsur-

unsur berikut.

(1) Menggunakan kata-kata seperti mohon, tolong, sudilah, harap, silakan,

hendaknya, sebaiknya.

(2) Menggunakan partikel –lah.

(3) Pengubahan ke struktur tanya.

(4) Pengubahan ke struktur berita.

C. Berbagai Respons Terhadap Perintah

Langkah yang perlu kita tempuh dalam menanggapi perintah:

(1) Membaca kembali isi perintah secara hati-hati, teliti, dan saksama.

(2) Merumuskan/menuliskan kembali isi perintah.

(3) Isi perintah ditulis dalam bentuk kerangka/bagan sehingga mudah

dipahami.

(4) Membuat perencanaan dalam bentuk kerangka/tabel/bagan segala

kegiatan yang akan di lakukan dalam rangka memenuhi perintah.

(5) Meminta konfirmasi kepada pemberi perintah akan ketepatan

rencana kegiatan yang telah disusun.

TUGAS KELOMPOK

Bentuklah kelompok terdiri atas 4-5 orang. Anggap saja setiap

kelompok diperintahkan oleh pembina OSIS/kepala sekolah untuk

melaksanakan kegiatan (penentuan jenis kegiatan diserahkan pada

kelompok). Lalu, setiap kelompok melakukan langkah-langkah berikut.

1. Rumuskanlah hal-hal yang akan dilakukan oleh tim kerja!

2. Susunlah agenda atau jadwal kerja panitia!

3. Buatlah struktur kerja berbentuk bagan!

4. Susunlah daftar pertanyaan untuk konfirmasi!

5. Presentasikanlah di depan kelas semua langkah kerja tersebut!

Kelompok lain mengomentari.

( Ilustrasi bisa dikembangkan di luar sekolah, misalnya di lingkungan

RT, RW, atau kantor)

35

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Jangan mencontek ketika ulangan!

Kalimat di atas merupakan contoh kalimat perintah

a. permintaan

b. larangan

c. perintah biasa

d. permohonan

e. harapan

2. Dengan hormat, kami mohon hadirin tenang!

Perintah lisan pada kalimat di atas merupakan kalimat

a. perintah biasa

b. permohonan larangan

c. ajakan

d. permintaan

e. pemberitahuan

3. Berikut ini merupakan contoh kalimat perintah, kecuali

a. Kerjakan soal ini sebaik-baiknya!

b. Tolong sampaikan kepadanya, bahwa ia boleh datang besok!

c. Siapa yang mengatakan hal itu?

d. Letakkan buku-buku itu di atas meja!

e. Laporkan segera anggaran pengeluaran bulan ini!

4. Kalimat perintah yang berbentuk kalimat berita

a. biarlah dia bersamaku

b. saya harap Anda datang tepat waktu

c. jangan ada yang pergi dari sini

d. hendaknya ada yang mengoordinasi kegiatan ini

e. sebaiknya kami pulang sekarang

5. Berikut ini adalah ciri-ciri kalimat perintah, kecuali

a. intonasi keras (terutama perintah biasa dan larangan)

b. kata kerja yang mendukung isi perintah itu biasanya merupakan

kata dasar

c. memakai intonasi tanya

36 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

d. mempergunakan partikel penghalus -lah.

e. berbentuk perintah

6. Kalimat perintah sindiran

a. Terima kasih Anda tidak menolak.

b. Saya mohon Anda mengoordinasi sumbangan ini.

c. Hendaknya Saudara pikirkan penawaran ini.

d. Pulanglah kamu sekarang.

e. Sudikah Anda mampir ke rumahku?

7. Kalimat perintah berpola kalimat inversi (P-S)

a. Diamlah, jangan berisik!

b. Simpanlah dokumen ini!

c. Makanlah hidangan ini!

d. Harap wakili saya pada rapat besok!

e. Bersihkan tempat ini!

8. Kalimat perintah himbauan di bawah ini adalah

a. Sebaiknya, uang itu dikembalikan.

b. Bantulah aku dalam mengerjakan tugas ini!

c. Lestarikan budaya bersih.

d. Jagalah kelestarian lingkungan kita.

e. Janganlah kauganggu adikmu !

9. Tujuan kalimat perintah adalah

a. untuk mendapatkan respons berupa jawaban

b. untuk mendapatkan informasi

c. mendapatkan respons berupa tindakan

d. menyampaikan keinginan

e. untuk mendapatkan inspirasi

10. Yang termasuk contoh perintah ajakan terdapat pada kalimat

a. Lebih baik kamu berbisnis dalam bidang otomotif.

b. Sebaiknya kita istirahat dahulu.

c. Marilah kita bernyanyi bersama-sama.

d. Kita berhenti di sini saja.

e. Tidurlah, hari sudah malam.

11. Kalimat perintah pembiaran adalah

a. Sudahlah, aku mau pergi.

37

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. Marilah kita lanjutkan pekerjaan.

c. Biarkan buku itu di mejaku.

d. Saya minta kalian belajar sungguh-sungguh.

e. Pergilah sekarang.

12. Langkah yang dapat ditempuh dalam menanggapi perintah

kecuali

a. merumuskan kembali isi perintah

b. isi perintah dituliskan berbentuk kerangka

c. mengecek kebenaran kegiatan yang akan dilaksanakan, apakah

sesuai perintah

d. membuat perencanaan dalam bentuk karangan

e. membuat perencanaan dalam bentuk kerangka/bagan

13. Ambillah bagian paling bawah hingga atas.

Kalimat di atas merupakan contoh kalimat perintah

a. berbentuk berita

b. yang memutus proses kerja

c. pembiaran

d. ajakan

e. himbauan

14. Kalimat di bawah ini yang merupakan kalimat perintah biasa adalah.

a. Per langkah!

b. Antarkan surat ini ke Pak RT.

c. Ayolah, kita bersenam pagi agar tubuh kita sehat.

d. Sebaiknya Bapak memakai helm demi keselamatan berkendara.

e. Marilah kita gunakan tekstil dalam negeri.

15. Kalimat perintah berikut yang dikategorikan kalimat perintah

halus

a. Sudilah Anda mampir ke rumahku.

b. Sebaiknya telepon ia sekarang.

c. Tidurlah, hari sudah malam.

d. Makanlah hidangan ini.

e. Cepat pergi dari sini!

16. Contoh kalimat perintah ajakan

a. Marilah ketetanggamu kalau kauberani.

b. Kami berharap Anda datang tepat waktu.

38 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

c. Tempat ini bukan untuk membuang sampah.

d. Saya mohon kamu segera melunasi utangmu.

e. Bawa oleh-oleh ini untuk nenekmu.

17. Kalimat perintah dengan nada bersahabat

a. Ambillah kembali kado yang kauberikan kalau kamu tidak mau.

b. Kami mohon Anda bersedia bekerja di sini.

c. Kami sangat berterima kasih bila Anda membuang sampah pada

tempatnya.

d. Anda diminta kesediaannya menjadi pembawa acara pada malam

reuni nanti.

e. Pulanglah kamu sekarang.

18. Kalimat perintah yang berkesan harapan adalah

a. Saya ingin Anda belajar dengan semangat!

b. Hadirin saya minta berdiri!

c. Semuanya saya sarankan kembali ke kelas.

d. Hapuslah papan itu!

e. Katakan dengan sejujurnya!

19. Tabunglah uangmu untuk simpanan hari tua.

Kalimat perintah yang sepadan dengan kalimat di atas ialah

a. Belajarlah hingga akhir hayatmu!

b. Pelajari halaman 10, besok ulangan!

c. Kerjakanlah soal ini sampai selesai!

d. Hendaknya seorang anak berbakti kepada orang tua!

e. Pergilah segera, nenekmu sudah menunggu!

20. Di bawah ini yang bukan perintah berisi nasihat ialah

a. Berhati-hatilah selama dalam perjalanan!

b. Mimpi indahlah dalam tidurmu!

c. Simpanlah baik-baik surat wasiat ini!

d. Jagalah bicaramu di mana saja kauberada.

e. Hendaknya selalu waspada dalam segala suasana.

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Jelaskan pengertian kalimat perintah!

2. Sebutkan ciri-ciri kalimat perintah!

39

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

3. Buatlah dua contoh kalimat berita dan ubahlah menjadi kalimat

perintah!

4. Buatlah contoh kalimat perintah sindiran!

5. Sebutkan langkah-langkah yang ditempuh dalam menanggapi perintah

agar respons yang dilakukan tidak menyimpang dari isi perintah!

6. Buatlah contoh kalimat perintah pembiaran!

7. Buatlah contoh kalimat perintah himbauan!

8. Buatlah contoh kalimat perintah berpola inverse!

9. Buatlah contoh kalimat perintah larangan!

10. Buatlah kalimat perintah dengan nada bersahabat!

40 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB 3

MEMAHAMI PERINTAH KERJA TERTULIS

DALAM KONTEKS BEKERJA

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Memahami perintah kerja tertulis

Kompetensi

Dasar

– Mengenali informasi yang berkaitan dengan budaya

Indikator kerja yang berlaku di tempat kerja

– Merencanakan tindak lanjut perintah berdasarkan

catatan yang dibuat pada waktu membaca informasi

dari perintah kerja tertulis

– Membuat bagan/prosedur kerja berdasarkan perintah

kerja tertulis

– Mengonfirmasikan rencana kegiatan yang akan

dilakukan (secara lisan/tulisan) kepada pemberi

perintah

Bab ini masih membahas perintah kerja, namun lebih khusus kepada perintah

kerja berbentuk surat-surat resmi atau surat dinas, seperti surat edaran,

surat perintah, atau surat tugas, memorandum, disposisi, dan perintah kerja

berbentuk manual. Sebagaimana pelajaran sebelumnya, pada pelajaran ini,

kita diharapkan mampu menindaklanjuti perintah kerja dengan membuat

perencanaan, prosedur kerja, serta dapat mengonfirmasikan isi perintah kerja

kepada pemberi perintah.

41

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Beli Sekarang, Bayar Nanti

Kapan orang mulai berhutang-piutang? Jangan kaget, sekitar 3.000

tahun lalu masyarakat Babilonia dan Mesir telah melakukan praktik utang

atau kredit atas sesuatu yang ingin dimiliki. Pada tahun 1730, Christopher

Thorton adalah orang pertama yang memasang iklan penjualan perabot

rumah yang biasa dibayar pada akhir minggu. Inilah konon iklan pertama

untuk pembelian secara kredit.

Awalnya, kartu kredit adalah penerus berbagai program kredit

pedagang. Kartu kredit pertama kali digunakan pada tahun 1920 di

Amerika Serikat, untuk menjual bahan bakar ke sejumlah pemilik mobil.

Tahun itu pula, di Negeri Paman Sam, ada sebuah toko pecah belah yang

menggunakan sistem “Beli Sekarang, Bayar Nanti”. Cara ini kemudian

banyak ditiru pada tahun 1938, beberapa perusahaan mulai menerima

kartu-kartu lainnya, yang hakikatnya menunda pembayaran.

Konsep pembayaran menggunakan kartu kredit ditemukan pada tahun

1950, yakni dioperasikannya charge card oleh Dinners Club, yang mencatat

biaya yang dikeluarkan pelanggan atas permintaan penerbit kartu. Seluruh

rekening dibayarkan pada setiap datangnya laporan rekening. Langkah ini

diikuti American Express. Inilah “Uang Plastik” pertama.

Setahun kemudian, 1951, Dinners Club melepaskan kartu kredit

pertama kepada 200 orang pelanggannya, yang bisa digunakan pada 27

rumah makan di New York. Pada tahun 1958, Bank of America menciptakan

BankAmericard, produk yang akhirnya berevolusi menjadi sistem Visa.

Mastercard muncul pada tahun 1966 ketika sekelompok bank penerbit

kartu membentuk MasterCharge.

Kartu kredit dikeluarkan setelah ada persetujuan dari penerbit kartu

(biasanya bank umum). Dengannya, nasabah bisa menggunakan transaksi

pembelian sampai batas kredit tertentu. Setiap kali transaksi pembelian,

penggunaan kartu menandatangani resi berupa catatan data kartu dan

jumlah yang dibayarkan. Melalui sistem verifikasi elektronik, yang

memeriksa strip bahan magnetis berisi data, kartu dinyatakan valid dan

pemegang kartu dianggap memiliki cukup kredit untuk menutup biaya

pembelian.

Beberapa cara lain dikembangkan, misal melalui telepon dengan hanya

mengutip nomor kartu kredit yang dicetak embossed (timbul) pada kartu.

42 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Cara ini bisa pula untuk melakukan pembayaran via internet, bahkan lewat

pos. Ini lazim disebut “transaksi tanpa kartu”. Agar aman, beberapa bank

memberi nomor sekali pakai untuk setiap transaksi. Kartu kredit semacam

ini merebak di kalangan menengah negara-negara Barat.

Soal keamanan kartu menjadi kelemahan sistem ini. Penerbit kartu

berusaha keras agar kerugian akibat penipuan dan biaya pencegahan

penipuan diminimalkan. Celakanya, tercipta pasar gelap bagi nomor

kartu kredit curian, yang harus langsung dipakai sebelum diendus pihak

berwajib. Karenanya, dibuat tiga perbaikan keamanan kartu kredit. Pertama,

sistem verifikasi online, yakni nomor indentifikasi pribadi (PIN) dijadikan

empat digit. Kedua, kartunya diganti smart card, yang dampak sama tetapi

antipenipuan. Ketiga, untuk transaksi tanpa kartu, ditambahkan kode 3

atau 4 digit di belakang kartu.

Indonesia, yang mengenal kartu kredit sejak 1985, justru jadi fukos

dunia lantaran penipuan kartu kredit via internet yang dilakukan segelintir

anak muda. Pemalsuan kartu kredit pun merebak. Untunglah, pada tanggal

6 Juni 2004 Pengadilan Negeri Gianyar memvonis 2,8 tahun penjara, disusul

Pengadilan Negeri Denpasar pada tanggal 14 September 2004 mengganjar

3 tahun penjara terhadap seorang terdakwa pemalsuan kartu kredit, Benny

Wong.

Kini, hampir 6 juta kartu kredit beredar di seantero Nusantara, dengan

pertumbuhan sebesar 20-30 % per tahun.

(Sumber : Majalah Intisari, Agustus 2005)

A. Mengenal Bentuk Perintah Kerja Tertulis

Banyak bentuk aturan atau petunjuk yang dapat ditemukan dalam

kehidupan kita. Baik di lingkungan rumah tangga, sekolah, masyarakat,

di tempat pekerjaan, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bentuk perintah dapat disampaikan secara lisan ataupun tertulis. Perintah

lisan biasanya menuntut respon/tindakan langsung sehingga muncul

variasi kalimat perintah, sedangkan bentuk perintah tertulis umumnya

bersifat tidak langsung.

Dalam dunia kerja, perintah sudah menjadi bagian keseharian dalam

proses kerja sekaligus menjadi jaminan keberlangsungan kerja yang diwarnai

oleh pola hubungan manusia secara hierarki. Perintah sering menjadi

acuan pekerjaan, bahkan roda penggerak agar manusia selalu melakukan

pekerjaan karena perintah itu sendiri adalah awal tindakan atau pedoman

kerja. Dalam budaya kerja, perintah dapat dimanifestasikan dalam bentuk

43

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

instruksi, petunjuk, dan pedoman. Karena pekerjaan berkaitan dengan

administrasi dan dokumentasi, bentuk petunjuk dan pedoman lebih banyak

diwujudkan secara tertulis dalam bentuk surat.

Berdasarkan jenisnya, bentuk perintah tertulis dapat dibedakan

menjadi:

(1) himbauan/larangan, misalnya himbauan menjadi akseptor RB, larangan

membuang sampah;

(2) petunjuk, misalnya petunjuk penggunaan suatu barang;

(3) Peraturan, misalnya peraturan berlalu lintas, peraturan waktu

berkunjung;

(4) pedoman, misalnya pedoman penulisan karya ilmiah;

(5) undang-undang, misalnya undang-undang tentang penyalahgunaan

narkoba, undang-undang pendidikan.

B. Model-Model Surat Berisi Perintah Kerja

Surat adalah suatu alat atau sarana komunikasi tertulis. Surat dipandang

sebagai alat komunikasi tertulis yang paling efisien, efektif, ekonomis, dan

praktis. Selain itu, surat juga berfungsi sebagai alat bukti tertulis, alat bukti

historis, alat pengingat, duta organisasi, dan pedoman kerja.

Surat yang berhubungan dengan pekerjaan disebut surat dinas atau

surat resmi. Surat ini umumnya berisi informasi, ketentuan, atau perintah

kerja yang dapat dijadikan pedoman bagi karyawan pada suatu lembaga,

instansi, atau perusahaan. Model surat yang berisi informasi kerja atau

perintah kerja, antara lain surat perintah, surat edaran, memorandum,

pengumuman, dan disposisi.

1. Surat Perintah

Surat perintah adalah surat yang berisi perintah dari pimpinan kepada

bawahan yang berisi petunjuk yang harus dilakukannya. Surat perintah

berlaku sementara dan berakhir setelah tugas yang diperintahkannya selesai

dilaksanakan serta melaporkan hasil pekerjaan tersebut kepada pimpinan.

Surat perintah terdiri atas:

(1) kepala surat

(2) pembukaan

(3) isi surat perintah

d. kaki surat/bagian akhir surat

44 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh surat perintah pada instansi swasta.

HARIAN UMUM PEDOMAN

Jalan Teratai 13

Bekasi

===============================================================

SURAT PERINTAH

Nomor : ……………….

Dasar : 1. Dalam rangka peningkatan sumber daya

manusia

2. Surat Pemimpin Redaksi Harian Umum

Pedoman No. 346 P-76/KEP/1994 tanggal

………………………

Pertimbangan : Untuk peningkatan sumber daya manusia dalam

me¬¬nyongsong era globalissi, untuk hal tersebut

di atas perlu dikeluarkan surat perintah.

MEMERINTAHKAN :

Kepada : Nama : ……………………………………….

Pangkat : ……………………………………….

Jabatan : ……………………………………….

Alamat : ……………………………………….

Untuk : 1. Terhitung tanggal 12 Juni 1996, di samping

tugas pokok yang telah ada, Saudara diperin-

tahkan untuk melaksanakan kewajiban/peker-

jaan sebagaimana tercantum dalam lampiran

surat perintah ini.

2 Agar pelaksanaannya dijalankan dengan se-

baik-baiknya dengan penuh rasa tanggung-

jawab.

Dikeluarkan di : Bekasi

Pada tanggal : 3 Juni 1996

Pemimpin Redaksi

Harian Umum Pedoman

ttd

Ir. Ereng Sarindat

45

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2. Surat Edaran

Surat edaran adalah surat pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada

pejabat/pegawai. Surat edaran ini berisi penjelasan mengenai sesuatu hal,

misalnya kebijakan pimpinan, petunjuk mengenai tata cara pelaksanaan,

atau peraturan perundang-undangan.

Ada dua macam bentuk dan sifat surat edaran, yaitu surat edaran

umum dan surat edaran khusus. Surat edaran umum ditujukan kepada

orang banyak atau umum. Surat edaran khusus ditujukan kepada orang-

atau pejabat tertentu dan seperti surat dinas biasa.

Surat edaran terdiri atas unsur-unsur berikut.

(1) Kepala surat edaran bertuliskan nama perusahaan dan identitasnya.

(2) No, hal, lampiran, tanggal surat, dan alamat tujuan surat.

(3) Perkataan ”Edaran” biasanya ditulis di tengah

(4) Isi surat edaran: Salam pembuka, isi surat, dan penutup surat

(5) Kaki surat: salam penutup serta nama penanggung jawab surat

edaran.

Contoh surat edaran bersifat umum

Contoh surat edaran bersifat umum:

SD RAGAJAYA

KEC. BOJONGGEDE KAB. BOGOR

Nomor : 421/ED/’07 Bojonggede, 19 Desember 2007

Lamp :

Hal : Penggantian Buku Laporan Pendidikan

Yth. Bapak /Ibu orang tua murid SD RAGAJAYA

di tempat

SURAT EDARAN

No. 421/SD/’07

Sehubungan adanya perubahan kurikulum SD, dari Kurikulum 2004 menjadi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), buku laporan hasil belajar siswa

diganti untuk menyesuaikan kurikulum yang baru. Dalam rangka pengadaan buku

laporan yang baru, setiap siswa diwajibkan membayar Rp. 20.000. Pembayaran

paling lambat sampai tanggal 14 Januari 2008.

Demikianlah surat edaran kami, semoga Bapak/Ibu orang tua murid dapat

memakluminya. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Kepala sekolah,

Tembusan: Guntur Sangaji, S.Pd.

Pengurus Komite Sekolah

46 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contohsurat edaran bersifat khususkhusus :

Contoh surat edaran bersifat :

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BINA MULYA II MALANG

EDARAN

572/33/05

Hal : Pekan Seni 29 Desember 2004

Yth : Para Guru / Karyawan

SMK Bina Mulya II

Malang

Sesuai dengan surat keputusan No. 21/12/05 tertanggal 27 Oktober 2004 tentang

Pekan Seni, dengan ini kami beri tahukan bahwa dalam rangka persaudaraan antar

SMK kota Malang maka diadakan Pekan Seni berlangsung pada tanggal 3 Januari

sampai dengan 7 Januari 2005.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dengan ini kamu ajukan agar selama

Pekan Seni, saudara memakai kemeja batik pada waktu dinas, kecuali bagi petugas

keamanan.

Atas perhatian saudara, kami ucapkan terima kasih.

Kepala Sekolah,

Drs. Laksana Muria

3. Surat Pengumuman

Pengumuman berasal dari kata ”umum”, mendapat konfiks pe-an dan

bunyi sengau ng. Kata dasar umum mempunyai arti seluruh atau orang

banyak. Mengumumkan berarti memberitahukan atau memaklumkan.

Pengumuman berarti pemberitahuan kepada orang banyak tentang

sesuatu masalah, agar diketahui dan dilaksanakan oleh orang banyak

yang berkepentingan. Berdasarkan sifat dan asalnya, pengumuman dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu seperti berikut.

(1) Pengumuman lisan, yaitu disampaikan secara oral komunikasi,

penyampaiannya dapat melalui pesawat telepon atau pengeras suara

(sound system).

(2) Pengumuman tertulis, yaitu pengumuman dalam bentuk tulisan, yang

disampaikan melalui telegram, surat kawat, telex, surat kabar, majalah,

papan pengumuman, dan lain-lain.

47

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

(3) Pengumuman dari instansi dan surat pengumuman bukan dari

instansi.

Surat pengumuman merupakan surat yang berisi pemberitahuan

tentang masalah yang perlu diketahui oleh siapa saja yang berkepentingan

sesuai dengan pengumuman tersebut.

Surat Pengumuman dapat disebarkan dengan beberapa cara, di

antaranya:

(1) menyebarkannya sebagai surat edaran,

(2) memasangnya di papan-papan pengumuman, dan

(3) memasangnya di koran-koran sebagai iklan.

Contoh surat pengumuman:

PT. Tunjung Mulia

Jalan Diponegoro No. 5, Palembang

PENGUMUMAN

No. 215/033/05

tentang

Kesempatan Kerja bagi Para Lulusan SLTA

PT. Tunjung Mulia membuka kesempatan bagi para lulusan SLTA

untuk diangkat sebagai karyawan/i di perusahaan kami.

Lamaran ditulis di atas kertas bermaterai Rp 6000,- dengan dilampiri

ijazah (fotokopi), riwayat hidup, foto 3 x 4 = 3 lembar, SKKB dan surat

keterangan sehat dari dokter.

Pendaftaran dibuka mulai tanggal 3 Januari sampai dengan 7 Januari

2005. Pelamar datang sendiri di kantor kami pukul 08.00 – 12.00 WIB.

Demikian pengumuman kami untuk diketahui

Palembang, 1 Januari 2005

Direktur PT. Tunjung Mulia

Drs. Ir. Anggi Surendra

4. Memo atau Memorandum

Memorandum biasa digunakan untuk surat-menyurat secara intern

48 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

dalam lingkungan kantor. Memo dibuat oleh atasan kepada bawahan atau

antara pejabat yang setaraf. Isi memo singkat, sederhana, dan mudah agar

cepat dipahami. Memo umumnya berisi peringatan, arahan, penerangan,

perintah, pertanyaan, dan lain sebagainya.

Penulisan memo dapat ditik atau ditulis tangan. Isi memo umumnya

tidak lebih dari 10 baris. Bagian-bagian memorandum meliputi sebagai

berikut:

a. Ciri Bentuk

Terdiri atas dua bagian, yaitu kepala memo dan isi memo. Kepala

memo berisi:

(1) pihak yang dituju

(2) pengirim memo

(3) perihal memo

(4) tanggal pengirim memo

(5) paraf dan nama pengirim

b. Ciri Isi

Isi memo disampaikan dengan bahasa singkat. Penulisan memo harus

langsung menyampaikan pesan atau perintah dengan kalimat pendek

dan tegas. Karena peredarannya yang terbatas, memo biasanya tidak

mencantumkan identitas kantor.

Bacalah contoh memo berikut ini dan perhatikan ciri-cirinya!

Contoh 1

Memo

Kepada : Manajer Pemasaran

Dari : Kasubag. Pengiriman Buku

Perihal : Pengiriman Buku

Segera kirimkan buku Teori karya Prof. Dr. Hamid Abdul Hadi untuk

Bapak Dr. Budi Santoso, Kepala Perpustakaan Kota Bogor, sebanyak 80

eksemplar.

Jakarta, 22 Maret 2005

(paraf)

Ajun Ginanjar

49

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh 2

PT. Angkasa Raya

Jalan Pancanaka No. 3

(1)————————— Jakarta – Selatan

(2) 30 Desember 2004

(3) Memo

(4) Kepada : Bagian Personalia

(5) Dari : Direktur PT Angkasa

(6) Hal : Pengadaan Pegawai

(7) Sesuai dengan perkembangan di perusahaan terutama pada

bidang sales, saya meminta Saudara mempersiapkan

sarana dan perencanaan guna penerimaan karyawan baru.

(penje¬lasan terlampir)

Ttd

(8) Dandang Kusuma, S.E.

Keterangan:

(1) kop surat memo

(2) tanggal surat memo

(3) judul memo

(4) alamat memo

(5) pengirim memo

(6) perihal pokok memo

(7) isi memo

(8) tanda tangan dan nama terang pengirim memo

5. Disposisi

Lembaran disposisi adalah lembaran kertas yang disediakan oleh

agendaris untuk diisi oleh pimpinan tentang tindak lanjut surat yang

masuk. Dengan kata lain, disposisi adalah catatan berupa saran /tanggapan/

instruksi setelah surat dibaca oleh pimpinan.

Sebagai contoh, suatu intitusi menerima surat penawaran barang oleh

bagian administrasi. Surat itu diagendakan, lalu diberi lembar disposisi.

Selanjutnya, pimpinan membuat disposisi. Isi disposisi bisa merupakan

50 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

perintah untuk menolak penawaran tersebut atau memerintahkan staf yang

bersangkutan untuk membalas surat yang isinya memesan barang-barang

tersebut.

Disposisi dibedakan menjadi dua macam:

(1) disposisi langsung, yaitu disposisi yang langsung ditulis pada lembaran

surat, dan

(2) disposisi tidak langsung, yaitu disposisi yang dituliskan pada lembaran

tersendiri (lembaran disposisi).

Contoh disposisi :

Contoh disposisi :

Rahasia Penting Rutin

No. Agenda : 102/SP/2007………Tgl. Penyelesaian

Tanggal : 30 Maret 2007

Perihal : Penawaran Bahan Kain

Tanggal : 30 Maret 2007

Asal : PT. Darma Tekstil

Instansi/Informasi: Diteruskan kepada:

– Harap dipelajari 1. Bagian gudang

– Tanyakan bagian pengadaan barang 2. Biro Umum

– Jika perlu, segera pesan 3. Bag. Keuangan

4.

Jakarta, 30 Maret 2007

Pimpinan,

ttd

Imam Ahmad, S.E.

C. Perintah Kerja Berbentuk Manual

Petunjuk penggunaan yang disebut juga manual kerja merupakan

perintah bagaimana melakukan pekerjaan atau perbuatan terhadap suatu

objek atau alat. Petunjuk penggunaan umumnya disediakan oleh produsen

barang untuk memberi petunjuk penggunaan barang yang bersangkutan.

Oleh sebab itu, petunjuk penggunaan (manual kerja) biasanya menggunakan

bahasa lugas dan mudah dipahami.

51

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Petunjuk penggunaan dibuat agar pengguna barang/alat dapat

menggunakan barang tersebut dengan baik dan bermanfaat sesuai dengan

cara kerja dan kegunaan barang tersebut. Barang-barang elektronik, seperti

kulkas, televisi, telepon, mesin cuci, VCD/DVD, atau komputer perlu buku

petunjuk.

Berikut contoh buku petunjuk cara kerja pesawat telepon. Perhatikanlah

dengan saksama!

IMAGE TOUCH PANEL PHONE LCD

KEISTIMEWAAN

1. Tombol tidak perlu ditekan, cukup disentuh.

2. Dilengkapi dengan layar LCD yang dapat menampilkan:

a. penunjuk waktu/jam/24 jam

b. kalender otomatis yang berlaku sepanjang masa

c. Caller id (menampilkan nomor yang masuk)

3. Bisa menyimpan nomor telepon secara otomatis pada saat melakukan

telepon keluar maupun telepon masuk.

4. Bisa me-redial nomor-nomor internasional.

5. Ada fasilitas handsfree tanpa harus mengangkat gagang telepon.

6. Bisa mengunci menggunakan password (dengan nomor pin)

CARA PAKAI / CARA KERJA:

Untuk set tahun/bulan/tanggal dan waktu/jam, tekan SET/SAVE

1.

hingga keluar set/date, lalu tekan set/save. Untuk konfirmasi, bisa

menggunakan tombol up dan down. Setelah selesai, tekan tombol

delete (exit) dan kembali ke menu semula.

2. Untuk mengoperasikan kalkulator, tekan AC dan untuk keluar, tekan

delete.

3. Untuk melihat telepon masuk atau keluar tekan dialed lalu tekan

down

4. Untuk menggunakan handsfree, tekan tombol handsfree.

5. Untuk menyimpan nomor telepon yang masuk, tekan dialed, lalu pilih

nomor telepon dengan up atau down, lalu tekan set/save. Untuk menghapus,

tampilkan nomor telepon, tekan delete. Untuk melihat nomor telepon

yang masuk, tekan Vip. Untuk memilihnya, tekan up atau down.

52 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

6. Untuk mengatur kejelasan layar LCD, tekan set save lalu tekan

tombol up/down hingga keluar set 6 lcd, tekan set atau save. Tekan

tombol up atau down untuk mengatur tingkat 1 sampai dengan 5,

setelah itu tekan set save. Dan untuk keluar, tekan delete.

D. Menindak Lanjuti Perintah Kerja Tertulis

Pada bab dua, kita telah mempelajari bagaimana menindaklanjuti

perintah kerja secara lisan, misalnya instruksi dari Pembina OSIS tentang

rencana menyelenggarakan Pentas Seni dalam rangka peringatan HUT

sekolah. Ketua OSIS dan pengurusnya segera melakukan langkah-

langkah seperti membentuk panitia, merencanakan kegiatan, merumuskan

agenda kerja, struktur kerja, dan menyusun beberapa pertanyaan untuk

konfirmasi.

Dalam dunia kerja, seorang pemimpin tentu sering memberikan

perintah kerja, baik secara lisan maupun tertulis. Setiap karyawan ,baik

sebagai atasan maupun bawahan, harus mampu memahami serta menyikapi

dengan baik peraturan atau budaya kerja yang ada pada perusahaan tempat

dia bekerja. Setiap menerima perintah kerja secara tertulis dalam bentuk

surat atau instruksi kedinasan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan,

kita harus dapat menindaklanjutinya.

Hal-hal yang perlu dilakukan saat menerima perintah kerja tertulis,

ialah seperti berikut.

(1) Membaca perintah kerja secara teliti, hati-hati, dan saksama.

(2) Membuat catatan informasi penting dari perintah kerja tersebut.

(3) Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan perintah

(4) Merancang bagan atau prosedur kerja yang diperintahkan.

(5) Meminta konfirmasi kepada pemberi perintah akan ketepatan rencana

kerja.

53

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

RANGKUMAN

A. Mengenal Bentuk Perintah Kerja Tertulis

Bentuk perintah tertulis dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis, yaitu himbauan/larangan, petunjuk, peraturan, pedoman, dan

undang-undang.

B. Model-Model Surat Berisi Perintah Kerja

Surat adalah suatu alat atau sarana komunikasi tertulis. Surat yang

berhubungan dengan pekerjaan disebut surat dinas atau surat resmi.

Model surat yang berisi informasi kerja atau perintah kerja, antara lain:

1. Surat Perintah

2. Surat edaran, yang terdiri atas surat edaran umum dan surat edaran

khusus.

3. Surat Pengumuman yang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

(1) Pengumuman lisan

(2) Pengumuman tertulis

(3) Pengumuman dari instansi dan surat pengumuman bukan dari

instansi.

4. Memo atau Memorandum

5. Disposisi yang dibedakan menjadi disposisi langsung dan disposisi

tidak langsung.

C. Perintah Kerja Berbentuk Manual

Petunjuk penggunaan yang disebut juga manual kerja merupakan

perintah bagaimana melakukan pekerjaan atau perbuatan terhadap suatu

objek atau alat. Petunjuk penggunaan umumnya disediakan oleh produsen

barang untuk memberi petunjuk penggunaan barang yang bersangkutan,

seperti barang-barang elektronik TV, kulkas, VCD, atau HP.

D. Menindak lanjuti Perintah Kerja Tertulis

Setiap menerima perintah kerja secara tertulis dalam bentuk surat

atau instruksi kedinasan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan,

kita harus dapat menindaklanjutinya. Tindak lanjut tersebut mulai dari

membaca perintah kerja secara teliti sampai dengan meminta konfirmasi

kepada pemberi perintah akan ketepatan rencana kerja.

54 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

TUGAS MANDIRI:

Untuk lebih mengenal dan memahami bentuk perintah kerja tertulis,

kerjakanlah tugas berikut.

1. Carilah minimal tiga bentuk perintah kerja secara tertulis yang

lainnya!

2. Jelaskan perbedaan bentuk perintah kerja secara tetulis dari segi

struktur dan penggunaan bahasa!

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Bila kita akan menyampaikan perintah kerja tertulis secara ringkas,

sebaiknya membuat

a. faktur d. memorandum

b. disposisi e. surat perintah

c. buku manual kerja

2. Formulir penyusunan bahasa dalam memorandum dianjurkan

a. bahasa yang panjang dan terurai

b. bahasa yang singkat, jelas, dan tepat

c. bahasa Indonesia yang baik dan benar

d. kalimat yang ambigu

e. bahasa yang kontaminatif

3. Nama jelas penanda tangan surat ditulis

a. nama diberi garis bawah

b. menggunakan tanda kurung buka dan tanda kurung tutup

c. tidak diapit oleh tanda kurung buka dan tanda kurung tutup dan

tidak digarisbawahi

d. dengan menggunakan huruf kapital seluruhnya

e. diapit oleh tanda kurung buka dan tanda kurung tutup dan

digarisbawahi.

4. Berikut ini termasuk ke dalam perintah kerja tertulis, kecuali

a. memorandum

b. surat pengumuman

55

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

c. surat edaran

d. buku manual kerja

e. surat pengiriman barang

5. Pemberitahuan pemerintah kepada rakyat Indonesia tentang pelak¬

sanaan pemilu, disebut surat

a. surat edaran

b. iklan

c. spanduk

d. kaki surat

e. perihal surat

6. Bagian surat edaran yang dinamakan kaki surat/bagian akhir terdiri

atas

a. nama jabatan, tanda tangan pejabat, nama pejabat, cap dinas, dan

tembusan

b. tulisan edaran, pendahuluan, isi, dan penutup

c. tanda tangan, nama terang, tembusan, dan cap dinas

d. pembukaan, isi, dan penutup

e. tembusan, lampiran, dan tanda tangan pejabat

7. Penjelasan di bawah ini berhubungan dengan memo, kecuali

a. bentuk komunikasi yang berisi saran, arahan, dan penerangan

b. surat pernyataan dalam hubungan diplomasi

c. memo dibuat oleh atasan dan jajaran yang berada di bawahnya

dalam satu organisasi

d. alat bukti historis

e. nota atau peringatan tidak resmi

8. Yang bukan fungsi surat resmi

a. alat komunikasi

b. alat bukti tertulis

c. alat pengingat

d. permohonan kerja

e. surat pernyataan dalam hubungan diplomasi

9. Penutup surat perintah yang tepat adalah

a. Harap dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

b. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

c. Kehadiran Saudara sangat kami harapkan dan terima kasih.

56 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

d. Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih.

e. Berhubung pentingnya acara, kehadiran Saudara tidak boleh

diwakilkan.

10. Di bawah ini yang bukan salam pembuka adalah

a. Saudara… yang terhormat

b. Bapak yang terhormat

c. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

d. Dengan hormat

e. Wassalam

11. Surat pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada pejabat/pegawai

yang berisi suatu penjelasan disebut

a. surat edaran umum

b. surat edaran khusus

c. surat edaran dari suatu instansi

d. pengumuman

e. surat sirkuler

12. Lembaran kertas yang disediakan oleh agendaris untuk diisi pimpinan

tentang tindak lanjut. Surat yang dimaksud disebut

a. distorsi d. diskualifikasi

b. disposisi e. memorandum

c. dispensi

13. Rangkaian bagian surat perintah adalah

a. tempat kedudukan, nama yang diberi perintah, dan tanda tangan

b. tempat kedudukan, keterangan yang diberi perintah, tanda tangan,

dan nama jelas

c. tempat, tanggal, nomor surat, dan tanda tangan

d. tempat dan tanggal, nomor surat, dan tanda tangan

e. tempat dan tanggal, jawaban pemberi perintah, nama yang diberi

perintah, dan tanda tangan.

14. Bagian-bagian surat perintah ialah

a. nomor, judul, dan konsideran

b. bagian, kepala, bagian isi, dan bagian kaki

c. dasar, pertimbangan, dan isi perintah

d. judul, badan surat, dan kaki surat

e. nama, alamat, dan nomor urut surat perintah

57

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

15. Mengetahui informasi lisan tentang kurs rupiah, bisa melalui

a. tabloid d. berita televisi

b. surat kabar e. majalah mingguan

c. berita ekonomi

16. Bentuk perintah kerja tertulis umumnya bersifat tidak langsung. Bentuk

perintah tertulis antara lain, kecuali

a. undang-undang d. petunjuk

b. himbauan/larangan e. ajakan

c. peraturan

17. Bagian surat edaran yang merupakan daftar penerima surat selain yang

dialamatkan adalah

a. alamat dalam

b. pembuka surat

c. tembusan

d. alamat

e. tanggal surat

18. Buku petunjuk cara melakukan sesuatu berkaitan dengan penggunaan

benda atau alat disebut

a. buku petunjuk

b. buku pedoman

c. buku manual kerja

d. buku keterangan

e. primbon

19.

DEPARTEMEN AGAMA

KANTOR WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SURAT EDARAN

Nomor : WI / I / KS.02 / 01 / 2006

Untuk menindaklanjuti Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 1 tahun 2005 tanggal 12 Desember 2005 perihal Tata Persuratan Dinas di

Lingkungan Departemen Agama RI, dengan ini kami beri tahukan bahwa salah

satu materi dalam rangka penyempurnaan tata persuratan dinas adalah tentang

cap dinas pokok. Pokok penyempurnaan itu sebagai berikut.

……………………..

Berdasarkan penggalan surat di atas, alamat surat ditujukan

kepada

58 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

a. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga se-Daerah

Istimewa Yogyakarta

b. Kepala Kantor Departemen Agama Kodya/Kabupaten se–Daerah

Istimewa Yogyakarta

c. Kepala Kantor/Menteri Agama RI

d. Kepala Kantor Wilayah Provinsi

e. Kepala Kantor Departemen Agama se–Indonesia

20. Kalimat-kalimat di bawah ini yang dapat digunakan dalam surat

perintah adalah

a. Demikianlah surat ini dikemukakan agar mendapat perhatian.

b. Kami mengharapkan surat ini mendapat perhatian Saudara.

c. Agar pelaksanaannya dijalankan sebaik-baiknya.

d. Selanjutnya perintah ini agar dilaksanakan dengan penuh tanggung

jawab.

e. Perintah ini harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Memo

Kepada : Manajer Pemasaran

Dari : Kasubag Pengiriman Buku

Perihal : Pengiriman Buku

Segera kirimkan buku Teori Karya Prof. Dr. Hamid Abdul Hadi untuk

Bapak Dr. Budi Santoso, Kepala Perpustakaan Kota Bogor, sebanyak 80

eksemplar.

Jakarta, 22 Maret 2005

( paraf )

Ajun Ginanjar

59

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

II. Bila Anda telah mencermati contoh memo di atas, jawablah perta¬

nyaan di bawah ini!

1. Ditujukan kepada siapa memo di atas?

2. Siapa pengirim memo tersebut?

3. Apa isi perintah kerja tertulis pada memo di atas?

4. Apakah pesan yang disampaikan memo itu singkat dan jelas?

5. Berdasarkan pengamatanmu unsur-unsur apakah yang menjadi ciri

khas memo?

6. Sebutkan kekurangan dari memo di atas! Jelaskan!

7. Apa yang dimaksud dengan disposisi?

8. Sebutkan macam-macam pengumuman!

9. Apa perbedaan surat edaran dan surat perintah?

10. Buatlah perintah kerja berbentuk manual!

60 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB 4

MEMBACA UNTUK MEMAHAMI MAKNA KATA,

BENTUK KATA UNGKAPAN, DAN KALIMAT

DALAM KONTEKS BEKERJA

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Membaca untuk memahami makna kata, bentuk kata,

Kompetensi

ungkapan, dan kalimat dalam konteks bekerja

Dasar

– Mengelompokkan kata, bentuk kata, ungkapan, dan

Indikator kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata

– Mendaftar kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim

dan antonim dalam teks bacaan

– Mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa,

kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya

(diterima/ditolak) berdasarkan paradig¬ma atau analogi

– Mengidentifikasi kata, frasa, kalimat, atau bentuk

kata baru yang perlu dipersoalkan kebenarannya/

ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkankan kaidah

atau kelaziman

Pada kelas X, kita sudah belajar tentang kelas kata. Pada bab ini, kita akan

mempelajari kembali kelas kata dalam kaitannya dengan keterampilan

membaca. Selain itu, kita juga akan mempelajari kata berdasarkan

bentukan kata, makna kata, serta mengindentifikasi kata/frasa baru. Setelah

mempelajari bab ini, kita harus mampu mendaftarkan dan mengelompokkan

kata berdasarkan kelas kata dan makna kata. Kita juga harus mampu

mengindentifikasi penggunaan kata, frasa, ungkapan, dan kalimat yang baru

yang tidak benar atau tidak lazim sesuai kaidah bahasa Indonesia.

61

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Kebiasaan Lama Kurangi Sampah Plastik

Kebiasaan lama tak selalu jelek. Bahkan ada yang ramah lingkungan.

Sewaktu kecil, sampai awal tahun 1980-an, kita masih terbiasa melihat

nenek atau ibu-ibu tetangga ke pasar tradisional membawa tas sendiri

yang terbuat dari anyaman pandan atau tas kain. Sejalan merebaknya

pasar swalayan yang menyediakan tas belanja plastik sebagai layanan bagi

pelanggan sekaligus promosi, kebiasaan itu menghilang. Ritual belanja

memang jadi lebih praktis, namun menimbulkan masalah lain: gunungan

sampah!

Padahal, tahukah Anda, plastik itu terbuat dari minyak bumi yang

jumlahnya makin hari makin terbatas? Jadi “Bring your own bag.” Ini

kampanye dari toko pernik interior IKEA di Singapura. Sejak Hari Bumi

22 April 2007, mereka tak lagi menyediakan tas belanja plastik. Para

pelanggan diberi pilihan membawa tas belanja sendiri, beli tas belanja dari

belacu dengan rancangan cantik seharga Sin $ 1,2 (setara Rp 12.000), atau

membeli tas plastik seharga 5 atau 10 sen dolar Singapura, bergantung

pada ukurannya. Jadi, kampanye pengurangan penggunaan plastik bukan

hanya untuk mengurangi gunungan sampah, tapi juga menghemat BBM.

Di pertigaan Rawa Belong, Jakarta Barat, tiap sore hingga malam bisa

kita temui warung tenda “Bubur Ayam Lumayan Bang Tatang.” Bubur nasi

kental dengan tumpukan suwiran ayam ini laris manis. Tak kalah laris, cara

Bang Tatang menyiapkan bubur bagi pelanggannya yang antre sampai ke

luar tenda. One man show, ia menjejerkan 20 mangkuk kosong sekaligus,

dengan gerakan cepat, dalam tempo 5 menit, semuanya sudah terhidang di

hadapan pelanggan.

“Bawa tempat sendiri, saya tak menyediakan plastik, repot dan lama

melayaninya!” katanya dengan nada ketus tiap kali pelanggannya pesan

untuk dibawa pulang. Sombong! Begitulah komentar pembeli yang baru

pertama kali berkunjung. Tapi bila dipikir-pikir, “kesombongan” Bang

Tatang adalah perilaku baik yang ramah lingkungan.

Dulu, bila ingin membeli bakso, soto, atau es kelapa muda di pojok

jalan, banyak di antara kita yang membawa mangkuk sendiri. Sekarang,

pemandangan semacam itu nyaris tak pernah ada. Yang umum justru

banyak yang memanfaatkan kantong plastik. Idealnya, kita harus membawa

rantang susun sendiri bila membeli makanan untuk dibawa pulang dari

62 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

restoran. Tindakan ini untuk mengurangi sampah styrofoam dan plastik.

Bukankah sekarang, wadah makanan banyak yang dirancang cantik?

Dijamin tak bakal bikin malu.

Kampanye penggunaan tas bukan plastik sendiri sebenarnya sudah

cukup lama ada di Indonesia. Pusat perkulakan Makro, misalnya, saat

mulai beroperasi di Indonesia tak menyediakan tas belanja. Pelanggan

dipersilakan mengangkut belanjaan dalam kemasan karton aslinya,

sedangkan perusahaan tata rias The Body Shop sempat mengadakan

kampanye Reuse Reduce Recycle dengan memberikan potongan harga bagi

pelanggannya, yang mengisi ulang produk dengan membawa wadah lama.

Namun, kurangnya peminat membuat The Body Shop mengubah strategi.

Tak lagi menerima wadah lama, tapi mengganti bahan wadah dengan

materi yang lebih cepat terurai di alam.

Untuk mengurangi gunung sampah plastik dan menghemat BBM,

kembalilah pada kebiasaan lama, membawa wadah sendiri untuk jajanan

dan belanjaan kita.

(Sumber: Intisari, Juli 2007)

A. Klasifikasi Kata Berdasarkan Kelas Kata

Untuk mendayagunakan bahasa secara maksimal, diperlukan kesadaran

akan pentingnya pengayaan kosakat. Kesadaran itulah yang memotivasi

kita untuk lebih rajin membaca. Membaca merupakan kegiatan berbahasa

yang secara aktif menyerap informasi atau pesan yang disampaikan melalui

media tulis, seperti buku, majalah, dan surat kabar. Aktivitas membaca

tidak saja dilakukan untuk menyerap informasi atau pesan yang diuraikan

di dalam bacaan, tetapi membaca dapat juga dilakukan dengan tujuan

menelaah unsur-unsur kebahasaan yang terkandung di dalamnya.

Dalam sebuah bacaan, terkandung banyak unsur bahasa yang berkaitan

dengan makna kata dan ruang lingkupnya. Juga penggunaan gaya bahasa

yang berhubungan dengan ungkapan dan bentuk-bentuk pemakaiannya.

Pada bab ini, kita akan membahas dan menelaah unsur-unsur kebahasaan

di dalam bacaan berkaitan dengan kata, bentuk kata, ungkapan, serta

kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata.

Kata merupakan unsur yang sangat penting dalam membangun suatu

kalimat. Tanpa kata, tidak mungkin ada kalimat. Setiap kata mempunyai

fungsi dan peranan yang berbeda sesuai dengan kelas kata atau jenis

63

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

katanya. Di kelas X, kita sudah mempelajari kelas kata dan pada bab ini akan

dibahas kembali tentang kelas kata dan hubungannya dengan kalimat.

Secara umum kelas kata terdiri atas 5 macam, yaitu:

(1) kata kerja (verba)

(2) kata sifat (adjektif )

(3) kata keterangan (adverbia)

(4) kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata bilangan (numeralia)

(5) kata tugas

1. Kata Kerja (Verba)

Kata kerja ialah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Kata

kerja biasanya berfungsi sebagai predikat. Suatu kata dapat digolongkan ke

dalam kelas kata kerja apabila memenuhi persyaratan berikut.

(1) Dapat diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + kata sifat.

Contoh:

pergi (Pergi dengan gembira.)

tidur (Tidur dengan nyenyak.)

jalan (Jalan dengan santai.)

(2) Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah.

Contoh:

(akan) mandi

(sedang) tidur

(telah) pergi

(3) Dapat diingkari dengan kata tidak.

Contoh:

(tidak) makan

(tidak) lihat

(tidak) pulang

(4) Berawalan me- dan ber-

Contoh:

melatih

melihat

merakit

berdiskusi

64 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

berpikir

berusaha

2. Kata Sifat (Adjektiva)

Kata sifat ialah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau

keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang, binatang, benda. Kata sifat

berfungsi sebagai predikat.

Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata sifat apabila

memenuhi persyaratan berikut.

(1) Dapat diawali dengan kata sangat, paling dan diakhiri dengan kata

sekali.

Contoh:

indah (sangat indah/indah sekali)

baik (sangat baik/baik sekali)

tinggi (sangat tinggi/tinggi sekali)

(2) Dapat diberi awalan se- dan ter-.

Contoh:

luas (seluas/terluas)

bodoh (sebodoh/terbodoh)

mudah (semudah/termudah)

buruk (seburuk/terburuk)

baik (sebaik/terbaik)

(3) Dapat diingkari dengan kata tidak.

Contoh:

murah (tidak murah)

(tidak sulit)

sulit

pahit (tidak pahit)

3. Kata Keterangan (Adverbia)

Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan

pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.

Berikut adalah macam-macam adverbia.

(1) Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya,

tidak, paling, pernah, pula, saja, saling.

(2) Adverbia turunan terbagi atas 3 bentuk berikut.

65

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

(a) Adverbia reduplikasi, misalnya ; agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih,

paling-paling.

(b) Adverbia gabungan, misalnya : belum boleh, belum pernah, atau tidak

mungkin.

(c) Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau,

agaknya, harusnya, sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.

4. Kata Benda (Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)

4.1. Kata benda

Kata benda ialah kata yang mengacu pada benda, orang, konsep,

ataupun pengertian yang berfungsi sebagai objek dan subjek. Suatu

kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata benda apabila memenuhi

persyaratan berikut.

(1) Dapat diikuti oleh frasa yang + sangat.

Contoh:

mobil (mobil yang bagus/mobil yang sangat bagus)

pemandangan (pemandangan yang indah/pemandangan yang

sangat indah)

pemuda (pemuda yang gagah/pemuda yang sangat gagah)

(2) Berimbuhan pe-, -an, pe-/-an, per-/-an, ke-/-an.

Contoh:

permainan

pertunjukan

kesehatan

(3) Dapat diingkari dengan kata bukan.

Contoh :

saya (bukan saya)

roti (bukan roti)

gubuk (bukan gubuk)

4.2. Kata Ganti (Pronomina)

Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu

pada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda atau

nomina.

Contoh:

Aku sudah mencoba membujuknya.

Kami sangat berharap kepada kalian.

66 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Dia telah meninggalkan kita.

Itu memang miliknya.

4.3. Kata Bilangan (Numeralia)

Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk

menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.

Contoh:

Ibu membeli gelas selusin.

Ia mendapat peringkat pertama di kelasnya.

Bapak Bardi memiliki dua puluh ekor kambing.

Sepertiga dari harta warisan itu disumbangkan ke panti asuhan.

5. Kata Tugas

Kata tugas dapat dirinci menjadi empat jenis kata, yaitu (1) kata depan,

(2) kata sambung, (3) kata sandang, (4) kata seru, dan (5) partikel.

(1) Kata Depan (Preposisi)

Kata depan adalah kata yang menghubungkan dua kata atau dua

kalimat.

Contoh:

di (sebelah) utara = menunjuk arah

ke timur = menunjuk arah

dari pasar = menunjuk tempat

pada hari senin = menunjuk waktu

(2) Kata Sambung (Konjungsi)

Kata sambung adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasa

yang sederajat: kata dengan kata; frasa dengan frasa, klausa dengan

klausa.

Contoh :

adik dan kakak

makan atau minum

tidak makan, tetapi minum

ia tidak naik kelas karena bodoh

Adi meletakkan tasnya, lalu ia membuka seragamnya.

67

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

(3) Kata Sandang (Artikula)

Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna nomina.

Contoh:

sang guru (sang bermakna tunggal)

para pemimpin (para bermakna jamak)

si cantik (si bermakna netral)

(4) Kata Seru (Interjeksi)

Kata seru adalah tugas yang digunakan untuk mengungkapkan seruan

hati.

Contoh:

Aduh, kakiku sakit sekali.

Astaga, mengapa kamu berani mencuri ?

Ayo, jangan putus asa.

“Wah, mahal sekali!” kata adik.

Kata yang dicetak miring adalah kata seru. Contoh lain kata seru adalah

hai, nah, oh, celaka, gila, Masya Allah, dan Alhamdulillah.

(5) Partikel

Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai,

mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi.

Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah, dan pernyataan

(berita).

Contoh partikel: -lah, -kah, -tah, -deh, -dong, -kek, dan -pun

Kita baru saja mempelajari kelas kata beserta ciri-cirinya. Dalam suatu

wacana, tentu terdapat berbagai kata, frasa, dan kalimat. Kita dapat merinci

setiap kata berdasarkan kelas katanya.

B. Klasifikasi Kata Berdasarkan Bentuk Kata

Dari segi bentuknya, kata dapat dibedakan atas empat macam, yaitu :

1. Kata Dasar

2. Kata Turunan

3. Kata Ulang

4. Kata Majemuk

68 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

1. Kata Dasar

Kata dasar adalah kata yang tidak berimbuhan atau yang belum

diberikan awalan, akhiran, sisipan, dan penggabungan awalan akhiran.

Kata-kata seperti baik, getar, kerja, sakit, gunung disebut sebagai kata dasar

karena kata-kata itu tidak berimbuhan atau belum diberi imbuhan. Jika kata-

kata itu diberi imbuhan, hasilnya antara lain terbaik, getaran, pekerja, kesakitan,

dan pegunungan. Jika sudah mengalami penambahan atau pengimbuhan,

kata tersebut sudah dikategorikan ke dalam kata turunan.

2. Kata Turunan

Sebuah kata dapat menyampaikan beberapa pengertian melalui

bentukan-bentukannya. Dari satu kata pula, kita dapat membuat atau

mengembangkannya menjadi beberapa kata turunan. Dari kata turunan

tersebut, kita dapat mengungkapkan satu bahkan beberapa ide/perasaan.

Pemekaran kata dengan memberi imbuhan itu pun akan membuat kata-

kata tersebut mengalami perubahan jenis atau kelas katanya. Coba Anda

amati kata satu termasuk kata bilangan/numeralia yang berarti “bilangan

asli pertama”. Kata satu diberi awalan ber- menjadi bersatu. Kata tersebut

mengalami perubahan arti, meskipun masih memiliki arti dasar yang tetap,

yaitu “satu”, bersatu artinya berkumpul atau bergabung menjadi satu. Kata

bersatu bukan merupakan kelas kata bilangan lagi, tetapi termasuk kelas

kata kerja.

Bagaimana pengimbuhannya?

Anda telah melihat bahwa dari satu kata (misalnya satu) dapat kita

bentuk belasan kata turunannya. Bentuk berimbuhan tersebut menunjukkan

pertalian yang teratur antara bentuk dan maknanya. Hal ini dapat berlaku

pula pada kata-kata yang lainnya. Perhatikan tabel berikut dengan cermat.

Kata Asal

Pelaku Proses Hal/Tempat Perbuatan Hasil

Verba

asuh pengasuh pengasuhan mengasuh asuhan

baca pembaca pembacaan membaca bacaan

bangun pembangun pembangunan membangun bangunan

buat pembuat pembuatan perbuatan membuat buatan

cetak pencetak pencetakan percetakan mencetak cetakan

edar pengedar pengedaran pengedaran mengedar edaran

potong pemotong pemotongan perpotongan memotong potongan

sapu penyapu penyapuan persapuan menyapu sapuan

tulis penulis penulisan menulis tulisan

ukir pengukir pengukiran mengukir ukiran

impor pengimpor pengimporan mengimpor imporan

69

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

3. Kata Ulang

Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan bentuk baik seluruh kata

maupun sebagian. Semua kata ulang wajib di tulis dengan memakai tanda penghubung ( – ).

Contoh :

3. Kata Ulang

Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan bentuk

baik seluruh kata maupun sebagian. Semua kata ulang wajib ditulis dengan

memakai tanda penghubung (-).

Contoh:

lauk-pauk mondar-mandir

anak-anak porak-poranda

berjalan-jalan biri-biri

gerak-gerik kupu-kupu

dibesar-besarkan laba-laba

huru-hara

Macam-macam kata ulang

1. Ulangan seluruh kata dasar

Contoh:

anak-anak meja-meja

buku-buku ibu-ibu

main-main makan-makan

2. Ulangan kata dengan memberi imbuhan

Contoh:

berjalan-jalan bermanja-manja

dibesar-besarkan dipukul-pukulkan

berlari-larian menarik-narik

3. Ulangan seluruh kata, namun terjadi perubahan suara pada kata yang

kedua

Contoh:

gerak-gerik caci-maki

mondar-mandir compang-camping

huru-hara terang-benderang

bolak-balik carut-marut

lauk-pauk

4. Ulangan seluruh kata yang dinamakan kata asal

Misalnya :

anai-anai ubur-ubur

kunang-kunang lobi-lobi

kupu-kupu mata-mata

agar-agar

70 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

4. Kata Majemuk

Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk

satu pengertian.

Contoh:

duta besar

kereta api senja utama

meja tulis guru

rumah makan

terjun payung

buku sejarah baru

kereta api cepat luar biasa

lapangan udara

rumah sakit jiwa

siap tempur

Contoh di atas menunjukkan bahwa kata dasar majemuk dapat sendiri

dari gabungan dua kata, tiga kata, empat kata, lima kata bahkan dapat

lebih. Hal yang terpenting adalah gabungan kata-kata itu harus menunjuk

kepada satu arti dan tidak melebihi batas fungsi sebagai kata.

Cara penulisan kata majemuk ada yang terpisah atas dua kata atau

lebih, seperti contoh tadi (duta besar, rumah makan) dan ada yang ditulis

serangkai (jika hubungan kedua kata sudah sangat padu).

Contoh:

matahari kacamata

sapu tangan beasiswa

olahraga antarkota

C. Klasifikasi Kata Berdasarkan Makna Kata

Kita sudah mempelajari proses pembentukan kata yang semua itu

berpengaruh pada perubahan makna kata dari makna awalnya. Selain

proses bentukan kata, makna kata juga dapat ditimbulkan oleh dua hal,

yaitu hubungan referensial dan hubungan antarmakna.

71

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

1. Makna Kata Berdasarkan Hubungan Referensial

Makna kata ini dibedakan menjadi:

a. Makna denotatif

Makna denotatif ialah makna yang paling dekat dengan bendanya

(makna konseptual), atau kata yang mengandung arti sebenarnya.

Contoh:

Bunga mawar itu dipetik Sita dan disuntingkan di rambutnya.

1.

Untuk menafkahi kedua anaknya, ia menjual sayuran di pasar.

2.

Penjual menawarkan barang kepada pembeli.

3.

Bajunya basah kuyup terkena keringat.

4.

b. Makna konotatif

Makna konotatif ialah makna kiasan atau diartikan makna yang

cenderung lain dengan benda nyata (makna kontekstual) disebut juga

makna tambahan.

Contoh :

Ayahnya mendapat kursi sebagai anggota dewan.

1.

kursi artinya jabatan/kekuasaan

Hatiku berbunga-bunga setelah anakku mendapat juara pertama.

2.

berbunga-bunga artinya gembira

Sekarang ia bekerja di tempat yang basah.

3.

basah artinya selalu menghasilkan uang

Dalam pengertian lain makna konotasi berkaitan dengan cakupan

makna halus dan cakupan makna kasar.

Contoh cakupan makna halus:

Neneknya sudah meninggal dua hari yang lalu.

1.

2. Istri Pak Dadang seorang perawat di rumah sakit pusat.

Ibunya Rosita sedang hamil lima bulan.

3.

Mari kita doakan para pahlawan yang telah gugur agar arwahnya

4.

diterima oleh Allah.

Contoh cakupan makna kasar:

Pamannya sudah mampus seminggu yang lalu.

1.

Kakakku sedang bunting, dia harus berhati-hati.

2.

3. Bininya seorang dokter.

Pahlawan telah mati di medan laga.

4.

72 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

c. Makna idiomatik (ungkapan)

Secara umum ungkapan berarti gabungan kata yang memberi arti

khusus atau kata-kata yang dipakai dengan arti lain dari arti yang

sebenarnya.

Ungkapan dapat juga diartikan makna leksikal yang dibangun dari

beberapa kata, yang tidak dapat dijelaskan lagi lewat makna kata-kata

pembentuknya.

Contoh:

− ringan tangan = rajin bekerja, suka memukul

− gerak langkah = perbuatan

− dipeti-eskan = dibekukan atau tidak digunakan

− tertangkap basah = terlihat saat melakukan

− gali lubang tutup lubang = pinjam sini, pinjam sana

− banting stir = mengubah haluan

− jantung hati = kekasih

Ungkapan berfungsi menghidupkan, melancarkan serta mendorong

perkembangan bahasa Indonesia supaya dapat mengimbangi perkem¬

bangan kebutuhan bahasa terhadap ilmu pengetahuan dan keindahan

sehingga tidak membosankan. Tata bahasa ibarat kebun, ungkapan

ibarat kembang-kembangnya. Dilihat dari bentuk dan prosesnya,

ungkapan dapat diperinci ke dalam beberapa jenis berikut.

1. Menurut jumlah kata

a. Dua kata

− mencari ilham : berusaha mencari ide baru

− bercermin bangkai : menanggung malu

b. Tiga kata atau lebih

− diam seribu bahasa : membisu

− hutangnya setiap helai bulu : tak terhitung banyaknya

2. Menurut zaman

a. Ungkapan lama

− matanya bagai bintang timur : bersinar, tajam

− rambutnya bagai mayang mengurai : ikal, keriting

− berminyak air : berpura-pura

b. Ungkapan baru

− ranjau pers : undang-undang pers

− berebut senja : siang berganti malam

− ranum dunia : penyebab kesulitan

73

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

3. Menurut asalnya

a. Ungkapan berasal dari bahasa asing

− black sheep : kambing hitam

− over nemen : mengambil oper

− side effect : akibat samping

b. Ungkapan berasal dari bahasa daerah

− soko guru : suri tauladan

− anak bawang : yang tidak diutamakan

2. Makna Kata Berdasarkan Hubungan Antarmakna

Makna kata berdasarkan hubungan antarmakna terdiri atas sinonim,

antonim, dan hiponim.

a. Sinonim

Sinonim ialah pasangan kata atau kelompok kata yang mempunyai arti

mirip atau hampir sama. Walaupun sinonim menunjukkan kesamaan arti

kata, sesungguhnya arti kata-kata itu tidaklah sama betul. Dalam kalimat

tertentu, suatu kata mungkin dapat digunakan tetapi dalam kalimat lain

tidak dapat digunakan atau penggunaannya selalu dipertimbangkan oleh

unsur nilai rasa atau lingkungan penuturnya (kontekstual).

Contoh sinonim dengan kata yang sama maknanya :

Bung Hatta telah wafat. (telah = sudah)

Kita merdeka karena jasa Bung Hatta. (karena = sebab)

Bung Hatta sangat berjasa. (sangat = amat)

Contoh beberapa kata yang memiliki kemiripan makna :

Tepat di muka gedung kantor pos Jakarta berdirilah sebuah

kompleks bangunan kuno yang kukuh.

Persis di bangunan kantor pos Jakarta kota tertancaplah

sebuah kawasan bangunan kolot yang kuat.

Makna kalimat 1 dan 2 sama. Namun kalimat 1 lebih jelas isinya, kalimat

2 pilihan katanya kurang tepat sehingga pembaca / pendengar menjadi ragu

menafsirkan maknanya.

b. Antonim

Antonim adalah kata-kata yang berlawanan maknanya/berlawanan

artinya.

74 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh:

a) Sejak sakit batuk, ia pantang minum es.

Ia harus meminum obat itu sesuai yang dianjurkan oleh dokter.

b) Aksi penebangan pohon merupakan perusakan hutan.

Pemerintah menghimbau agar warga melestarikan hutan.

c) Kadang-kadang ia berlatih seminggu sekali.

Nasihat orang tuanya seringkali tidak didengarnya.

d) Perkembangan anak itu sangat lambat.

Dengan tangkasnya, ia menendang bola ke mulut gawang.

Terdapat beberapa perbedaan antara kata-kata yang berantonim.

Oposisi antarkata dapat berbentuk seperti berikut.

a. Oposisi kembar

Contoh:

laki-laki-perempuan

jantan–betina

hidup-mati

b. Oposisi majemuk

Contoh:

baju-merah

sapu- tangan

rumah-makan

c. Oposisi gradual

Contoh:

− kaya- miskin

− panjang- pendek

d. Oposisi relasional (kebalikan)

Contoh:

− orangtua-anak

− guru-murid

− memberi-menerima

e. Oposisi inversi

Contoh:

− Jual-beli

− Pulang-pergi

75

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

f. Oposisi komplementer

Contoh:

− mur-baut

− kompor-minyak

g. Oposisi inkompabilitas

Contoh:

− merah-hijau

h. Oposisi hierarki

Contoh:

– camat lurah.

c. Hiponim

Hiponim ialah kata yang memiliki hubungan hierarkis dengan

beberapa kata yang lain. Hubungan hierarki ini terdiri atas satu kata yang

merupakan induk (hipernim), yang memiliki semua komponen makna kata

lainnya yang menjadi unsur bawahannya (hiponim). Proses hiponim dan

hipernim menimbulkan istilah kata umum dan kata khusus.

Kata umum dipakai untuk mengungkapkan gagasan umum,

sedangkan kata khusus digunakan untuk perinciannya. Jadi, kata umum

dapat diterapkan untuk semua hal, sedangkan kata khusus diterapkan

untuk hal tertentu saja. Contoh penggunaan kata umum dan khusus dalam

kalimat seperti berikut.

1. Pukul 07.00 WIB bel berdering cukup keras.

Berdering (kata khusus), biasanya digunakan untuk bunyi bel. Kata

umumnya ialah bunyi. Kata bunyi bisa digunakan untuk semua suara

benda/sesuatu.

2. Untuk menyambut tahun baru, Ibu merangkai melati dan mawar.

Kata melati dan mawar merupakan kata khusus. Kata umumnya ialah

bunga.

Berdasarkan contoh penggunaan kata umum dan kata khusus di atas,

cermatilah kata umum dan kata khusus pada tabel berikut ini.

Kata Umum Kata Khusus

melihat memandang, menonton, meratap,

menyaksikan, menengok, mengintip

mamalia sapi, kambing, kucing

76 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

pola hidup berfoya-foya, boros, irit, mewah,

sederhana

musik jazz, rock, keroncong.

kendaraan mobil, motor, bus

membawa menjinjing, memikul, memanggul,

menenteng, menggendong

memotong memenggal, mengiris, menebang,

memancung, menggergaji

D. Penggunaan Kamus dalam Mencari Bentuk,

Kategori, dan Makna Kata

Kamus dapat membantu seseorang untuk mencari variasi bentukan

kata, kelas kata, dan contoh-contoh pemakaiannya, termasuk pelafalan,

pedoman kata, dan bentuk ungkapannya. Kamus disusun berdasarkan

abjad yang disertai penjelasan tentang makna dan pemakaiannya. Di dalam

kamus, terdapat keterangan tentang hal-hal berikut.

(1) Label bidang ilmu, contoh: Adm (administrasi dan kepegawaian), Anat

(anatomi) Ark (arkeologi).

(2) Dialek, contoh Jw untuk Jawa, BT untuk Batak, Ar untuk Arab, Bld

untuk Belanda.

(3) Ragam bahasa, contoh cak untuk cakapan, hor untuk ragam hormat, kas

untuk ragam kasar.

(4) Penjelasan makna, contoh berlari: berjalan kencang,

(5) Label kelas kata, contoh a (adjektiva), adv (adverbia), n (nomina), v

(verba)

77

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh Lembaran Kamus

E. Bentukan Kata/Frasa Baru

Kata adalah satuan terkecil dari tata bahasa yang bermakna. Makna kata

merupakan perwujudan kesatuan perasaan dari pikiran yang disampaikan

lewat bahasa. Dari satu kata, dapat kita bentuk belasan kata turunannya.

Bentuk berimbuhan tersebut menunjukkan pertalian yang teratur antara

bentuk dan maknanya. Dalam perkembangan bahasa Indonesia, kata banyak

mengalami penambahan. Hal ini terjadi karena adanya proses asimilasi

dan adaptasi dari kosakata asing dan juga akibat paradigma atau proses

analogi. Paradigma artinya pembentukan kata mengikuti pola atau contoh

yang sudah ada, sedangkan analogi membandingkan pola yang sudah ada.

Pada dasarnya keduanya sama.

Contoh bentukan kata berdasarkan paradigma:

Cuci

Mencuci (perbuatan) pencuci (pelaku) pencucian (proses) cucian (hasil)

78 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Berlaku pula pada kata-kata di bawah ini.

Makna

Bentuk Dasar

Pelaku Proses Hasil Perbuatan

potong pemotong pemotongan potongan memotong

cetak pencetak pencetakan cetakan mencetak

lukis pelukis pelukisan lukisan melukis

tanam penanam penanaman tanaman menanam

ajar pelajar pembelajaran ajaran mengajar

Contoh pembentukan frasa berdasarkan paradigma atau analogi.

1. Dari frasa rumah produksi, muncul frasa yang sejenis, yaitu:

− rumah singgah

− rumah potong

− rumah duka

− rumah industri

2. Dari frasa bawah sadar, muncul frasa baru:

− bawah umur

− bawah standar

− bawah tanah

− bawah harga

3. Dari bentukan kata pramugari dan pramuniaga, muncullah bentukan

kata:

− pramuwisma

− pramusiwi

− pramusaji

− pramuria

− pramuwisata

− pramujasa

4. Dari frasa alih bahasa, timbul frasa:

− alih ragam

− alih ilmu

− alih kuasa

− alih haluan

− alih teknologi

5. Dari frasa hari raya muncul frasa baru :

− jalan raya

− pasar raya

79

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

panen raya

6. Dari kata tamu agung muncul

− jaksa agung

− upacara agung

− hakim agung

− jumat agung

− dewan pertimbangan agung

− mahkamah agung

− karya agung

7. Dari gabungan kata angkat topi timbul gabungan kata:

− angkat diri

− angkat bicara

− angkat sumpah

− angkat sembah

− angkat bahu

− angkat kaki

8. Dari istilah adipati, timbul istilah:

− adibusana

− adikuasa

− adidaya

− adikarya

Contoh pembentukan kata yang dipengaruhi oleh imbuhan asing.

-if : aktif, agresif

-er : komplementer, parlementer

-al : struktur, normal

-is : teknis, praktis

-isasi : modernisasi, normalisasi, legalisasi

pasca- : pascapanen, pascasarjana

pra- : prasejarah, prakarsa.

F. Pemakaian Kata , Frasa, dan Kalimat yang Kurang

Tepat

Dalam kegiatan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan,

adakalanya pemakai bahasa tidak cermat memilih kata yang dituangkannya

di dalam kalimat. Akibatnya, kalimat yang diungkapkan tidak tepat atau

80 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

tidak sesuai dengan kaidah yang benar. Kesalahan itu dapat terjadi pada

penggunaan bentuk kata (proses morfologi), pemakaian kelompok kata

(frasa), pemilihan ungkapan, atau keefektifan kalimat.

Dalam bentuk lisan, kesalahan itu terjadi disebabkan oleh hal-hal

berikut.

1. Kesalahan penggunaan imbuhan (bentuk kata).

Contoh :

a. Pintu masuk SMK 3 akan diperlebarkan. (salah)

Pintu masuk SMK 3 akan dilebarkan atau Pintu masuk SMK 3 akan

diperlebar. (benar)

b. Jangan dibiasakan mengenyampingkan masalah itu. (salah)

Jangan dibiasakan mengesampingkan masalah itu. (benar)

c. Rudi sedang mencat pagar rumahnya. (salah)

Rudi sedang mengecat pagar rumahnya. (benar)

2. Ketidaktepatan pemakaian frasa (kelompok kata).

Contoh :

a. Untuk sementara waktu, siswa tidak bisa praktik karena ruangan

sedang direnovasi. (salah)

Untuk sementara siswa tidak bisa praktik karena ruangan sedang

direnovasi. (benar)

b. Bus Parahiyangan sudah dinyatakan laik darat. (salah)

Bus Parahiyangan sudah dinyatakan laik jalan. (benar)

3. Kesalahan kalimat

a. Di dalam darah orang itu mengandung virus HIV. (salah)

Darah orang itu mengandung virus HIV. (benar)

b. Untuk peningkatan mutu pendidikan dari sekolah swasta dimana

memerlukan ketekunan dan keuletan para pamong. (salah)

Untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah swasta diperlukan

ketekunan dan keuletan para pamongnya. (benar)

Kesalahan juga banyak terjadi akibat penggunaan bentukan kata atau

frasa yang baru yang tidak lazim atau tidak benar secara kaidah bahasa.

Ketidaktepatan bentukan kata atau frasa juga dapat disebabkan kesalahan

secara analogi atau paradigma.

81

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Perhatikanlah contoh di bawah ini.

a. pertanggungan jawab dalam kalimat “Laporan pertanggungan jawab

gubernur telah diterima sebagian besar anggota dewan.” (tidak tepat

secara kaidah/tidak lazim) seharusnya pertanggungjawaban.

b. goreng pisang dalam kalimat “Ia membeli goreng pisang untuk adiknya.”

(tidak tepat secara kaidah/tidak lazim ) seharusnya pisang goreng.

c. pengangguran dalam kalimat “Ia menjadi pengangguran setelah

perusahaannya bangkrut.” (salah secara analogi) seharusnya penganggur

dari kata menganggur (verba)-penganggur (nomina)-pengangguran

(nomina proses)

d. ruang rokok untuk ruang khusus merokok (tidak lazim) meskipun

dianalogikan kepada ruang tunggu untuk ruang khusus menunggu.

e. Bentuk kata pemelajaran, tidak tepat secara analogi, sebab kata tersebut

berasal dari kata belajar yang diberi imbuhan pe-an, seperti kata berhenti

menjadi pemberhentian.

f. Kata penglepasan, pada kalimat “ Penglepasan siswa kelas XII dimeriahkan

dengan kegiatan pentas seni dari siswa-siswi.” Tidak tepat secara

analogi, sebab kata dasarnya lepas, jika diberi imbuhan pe-an, menjadi

pelepasan.

Untuk membuat kalimat yang cermat, kita harus memahami ciri kalimat

efektif. Kalimat yang baik atau efektif mempunyai ciri-ciri seperti berikut.

a. Kepadanan

− Memiliki S dan P dengan jelas.

(di depan S tidak boleh ada kata depan dan di depan P tidak boleh

ada kata penghubung yang)

Contoh:

(1) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang

kuliah. (benar)

(2) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar

uang kuliah. (salah)

Tidak terdapat S ganda.

Contoh:

(1) Dia pulang setelah dia membeli berbagai kebutuhan. (salah)

(2) Dia pulang setelah membeli berbagai kebutuhan. (benar)

Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai dalam kalimat

tunggal.

Contoh:

(1) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat

mengikuti acara pertama. (salah)

82 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

(2) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat

mengikuti acara pertama. (benar)

b. Keparalelan

Persamaan bentuk kata digunakan dalam kalimat yang mengandung

rincian.

Contoh:

(1) Harga minyak dibekukan dan dinaikkan secara bertahap (benar)

(2) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara bertahap.

c. Kehematan

Kehematan menggunakan kata atau frasa

Menghindarkan penjamakan bentuk jamak

Contoh:

(1) Para tamu-tamu mencicipi hidangan yang disediakan. (salah)

(2) Para tamu mencicipi hidangan yang disediakan. (benar)

Penggunaan kata-kata yang berlebihan.

Contoh:

(1) Ia memakai baju warna merah. (salah)

(2) Ia memakai baju merah. (benar)

d. Kepaduan (tegas dan lugas)

− Hindarkan kalimat bertele-tele.

Contoh:

(1) Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita,

orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa

kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar

dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan

yang adil dan beradab. (salah)

(2) Kita harus dapat mengembalikan kepribadian kita yang sudah

ke luar dari rasa kemanusiaan dan dari kepribadian manusia

Indonesia yang adil dan beradab.

e. Kecermatan

Kecermatan pemakaian kata, penulisan kata, penggunaan tanda baca.

Contoh : Dua puluh lima ribuan.

Bisa diartikan dua puluh lima lemar uang ribuan (Rp 25.000,-)

Atau

Dua puluh lembar uang, lima ribuan.

83

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

RANGKUMAN

A. Klasifikasi Kata berdasarkan Kelas Kata

Secara umum kelas kata terdiri atas 5 macam, yaitu:

(1) Kata kerja (verba)

(2) Kata sifat (adjektif)

(3) Kata keterangan (adverbia)

(4) Kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata bilangan

(numeralia)

(5) Kata tugas yang dapat dirinci menjadi empat jenis kata, yaitu

(1) kata depan, (2) kata sambung, (3) kata sandang, (4) kata

seru, dan (5) partikel.

B. Klasifikasi Kata Berdasarkan Bentuk Kata

Dari segi bentuknya, kata dapat dibedakan atas empat macam, yaitu :

(1) Kata Dasar

(2) Kata Turunan

(3) Kata Ulang

(4) Kata Majemuk

C. Klasifikasi Kata Berdasarkan Makna Kata

Selain proses bentukan kata, makna kata juga dapat ditimbulkan

oleh dua hal, yaitu:

(1) Makna kata berdasarkan hubungan referensial yang dibedakan

menjadi makna denotatif, makna konotatif, dan makna idiomatik

(ungkapan).

(2) Makna kata berdasarkan hubungan antarmakna yang terdiri atas

Makna kata berdasarkan hubungan antarmakna terdiri atas: sinonim,

antonim, dan hiponim.

D. Penggunaan Kamus dalam Mencari Bentuk, Kategori, dan Makna

Kata

Kamus dapat membantu seseorang bukan saja untuk mencari seperti

variasi bentukan kata, kelas kata dan contoh-contoh pemakaiannya,

termasuk pelafalan, pedoman kata, dan bentuk ungkapannya.

84 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

E. Pemakaian Kata , Frasa, dan Kalimat yang Kurang Tepat

Dalam kegiatan berkomunikasi secara lisan atau tulisan masih

terdapat pemakaian bahasa yang kurang cermat dalam memilih kata

yang digunakan pada kalimat sehingga kalimat tidak sesuai dengan

kaidah bahasa yang benar. Ketidakcermatan dapat terjadi pada pemilihan

bentuk kata (proses morfologi, pemakaian kelompok kata (frasa),

pemilihan ungkapan, atau keefektivitasan kalimat. Kesalahan juga bisa

terjadi karena bentukan kata yang baru atau tidak lazim.

TUGAS MANDIRI

Agar Anda lebih memahami materi pelajaran ini, kerjakanlah tugas

berikut.

1. Bacalah bacaan atau artikel di awal bab ini.

2. Daftarkanlah kata yang terdapat dalam bacaan berdasarkan kelas

katanya.

3. Carilah kata yang bermakna denotatif, konotatif, dan berbentuk

ungkapan.

4. Daftarkanlah kata yang bersinonim.

5. Tulislah antonim dari kata bersinonim pada no. 4.

6. Tulislah kalimat yang menurut Anda kurang tepat pemakaian kata

atau frasanya. Lalu, perbaikilah kalimat tersebut.

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Kata bulan yang dipakai dalam arti denotatif terdapat pada kalimat

a Ia kejatuhan bulan.

b. Jangan mau menjadi bulan-bulanan.

c. Ia berbulan madu ke Bali.

d. Telah dua bulan ia pergi.

e. Bulan muda dua hari lagi.

85

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2. Kalimat di bawah ini bermakna konotatif, kecuali

a. Ketika berjumpa denganku, ia membuang muka.

b. Tampaknya ia tidak ambil pusing terhadap masalah yang dihadapinya.

c. Bu Aziz hanya dapat mengurut dada melihat tingkah laku anaknya

yang tidak senonoh.

d. Zainab menjadi bunga desa tempat ia dilahirkan.

e. Sepasang merpati itu bertengger di atas genting rumah tetangga.

Dari frasa alih bahasa, timbulah bentukan kata di bawah ini, kecuali

3.

a. alih ilmu

b. alih teknologi

c. alih-alih

d. alih kuasa

e. alih haluan

4. Kalimat berikut yang berkonotasi halus (positif) ialah

a. Gerombolan perampok itu telah diringkus polisi.

b. Ayahnya bekerja sebagai buruh pabrik.

c. Sudah sepuluh tahun ia menjadi karyawan disebuah perusahaan

swasta.

d. Bini Pak Ahmad bernama Ani.

e. Daerah itu sudah bebas buta huruf.

5. Karena setetes darah, banyak jiwa yang diselamatkan.

Arti kata jiwa dalam kalimat di atas sama artinya dengan kata jiwa

dalam kalimat

a. Dokter Sadikin memeriksa jiwa pasien yang bernama Sinyo.

b. Dokter penyakit jiwa sedang memeriksa pasiennya.

c. Oh Tuhan, jiwa ini milikMu juga.

d. Jiwa anak itu terganggu.

e. Sebaiknya badan dan jiwa kita harus sehat.

6. Deretan kata berikut yang termasuk kata sifat

a. melatih, berusaha, mudah

b. makan, lari, baik-buruk

c. mobil, pemuda, mainan

d. murah, sulit, luas

e. pemandangan, pertunjukan

86 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

7. Pamanku menjadi kambing hitam dalam masalah itu.

kambing hitam pada kalimat di atas bermakna

a. tumpuan kesalahpahaman

b. tumpuan kemarahan

c. tumpuan kesalahan

d. tumpuan ketidakadilan

e. tumpuan harapan

8. Kata-kata di bawah ini yang termasuk kata ulang kata dasar

a. berjalan-jalan, dibesar-besarkan

b. gerak-gerik, huru-hara

c. anak-anak, buku-buku

d. kunang-kunang, ubur-ubur

e. porak-poranda, gerak-gerik

9. Ungkapan lama yang jarang digunakan lagi adalah

a. hilang ingatan

b. tunawisma

c. matanya bagai bintang timur

d. ranjau pers

e. sampah masyarakat

10. Kalimat berikut yang mengandung kata berantonim, kecuali

a. Orang itu miskin harta namun kaya hati.

b. Biaya transpor pulang-pergi ditanggung panitia.

c. Menjenguk atau mengunjungi orang sakit itu menumbuhkan rasa

kesetiakawanan.

d. Besar-kecil, tua-muda berbondong-bondong ke lapangan menyak¬

sikan pertandingan itu.

e. Penderitaan dan kebahagiaan adalah irama hidup.

11. Sebagai pemimpin, ia selalu menganjur-anjurkan kedisiplinan kepada

bawahannya.

Bentuk dasar kata menganjur-anjurkan pada kalimat di atas adalah

a. anjur

b. menganjur

c. anjurkan

d. menganjurkan

e. menganjur-anjur

87

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

12. Pasangan antonim komplementer

a. marah-hijau

b. mur-baut

c. gadis-jejaka

d. ibu-bapak

e. sabtu-minggu

13. Penggunaan akhiran yang tepat terdapat pada kalimat

a. Prof. Sumintro ekonomiwan terkemuka di Indonesia.

b. Prof. B.J. Habibie ilmuwan kebanggaan bangsa.

c. Prof. Dr. Nugroho Susanto sejarahwan terkenal.

d. Ayahnya seorang geologiawan.

e. K.H. Hasan Basri rohaniawan yang rendah hati.

14. Penulisan kata majemuk di bawah ini yang benar

a. siap tempur

b. matahari

c. kaca mata

d. sapu tangan

e. ibu-bapa

15. Contoh kalimat yang hemat kata (tanpa kata-kata mubazir) adalah

a. Daftar nama-nama karyawan perlu dibagikan hari ini.

b. Masalah-masalah sosial perlu didiskusikan sedini mungkin.

c. Sekretaris adalah merupakan tangan kanan bosnya.

d. Para pejabat-pejabat perusahaan sedang mengadakan rapat.

e. Para hadirin sekalian dimohon berdiri.

16. Kalimat berikut yang termasuk kalimat rancu adalah

a. Kepada hadirin, kami ucapkan selamat datang.

b. Pertandingan antara PSIS dan Persija berakhir seri.

c. Novel ini mengisahkan pelarian seorang gadis.

d. Dalam pembangunan gedung itu menggunakan baja tahan karat.

e. Sekolah kami akan mengadakan bazar dalam rangka ulangan

tahun yang ke-35.

17. Kalimat yang menggunakan kata dalam makna umum adalah

a. Ia menggambar mobil-mobilan.

b. Adik sedang belajar menggambar.

c. Digambarnya pula gunung-gunung.

88 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

d. Kadang-kadang menggambar pohon-pohon.

e. Bunga mawar adalah bunga kesukaannya.

18. Di bawah ini terdapat kalimat yang menggunakan kata khusus

kecuali

a. Amir sedang menengok bibinya yang sakit.

b. Mereka melihat pemandangan yang indah.

c. Ia menoleh kepada adiknya.

d. Sarjana itu sedang mengamati hasil temuannya.

e. Karena pergaulannya kurang baik, membawa pengaruh buruk

pada ahlaknya.

19. Peraturan itu berlaku bagi seluruh mahasiswa tanpa kecuali.

Kejanggalan kalimat itu terjadi akibat penggunaan kata

a. seluruh

b. seluruh tanpa kecuali

c. berlaku

d. tanpa kecuali

e. bagi

20. Setiap hari Sabtu dan Minggu kami sekeluarga selalu berkumpul di

rumah Nenek.

Kalimat tersebut menggunakan antonim

a. polarasi

b. resasional

c. hierarki

d. suksesif

e. biner

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Carilah kata-kata yang bersinonim dalam wacana di atas!

2. Carilah kata-kata berantonim dalam wacana tersebut!

3. Adakah pemakaian kata, kelompok kata, atau idiom yang kurang tepat,

Jika ada perbaikilah sehingga menjadi tepat!

4. Adakah penggunaan kata berkonotasi dan berdenotasi dalam wacana

tersebut? Kelompokkanlah mana kalimat yang bermakna denotasi dan

89

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

mana yang bermakna konotasi!

5. Sebutkan jenis-jenis ungkapan!

6. Buatlah masing-masing dua kalimat yang menggunakan kata umum

dan kata khusus!

7. Carilah 5 contoh pembentukan kata yang dipengaruhi oleh imbuhan

asing.

8. Jelaskan penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat dalam

bentuk lisan dan tulisan!

9. Jelaskan klasifikasi kata berdasarkan kelas kata!

10. Perbaikilah kalimat berikut agar menjadi kalimat yang benar!

− Banyak murid-murid pergi berdarma wisata ke Bali.

− Pacar saya paling tercantik sendiri di kota ini.

− Yang naik sepeda jalannya pelan-pelan dikarenakan banyak anak-anak.

− Peristiwa itu terjadi disebabkan karena kekurangwaspadaan kita.

90 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB 5

MENGGUNAKAN SECARA LISAN KALIMAT

TANYA/PERTANYAAN DALAM KONTEKS BEKERJA

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Menggunakan secara lisan kalimat tanya/pertanyaan

Kompetensi

dalam konteks bekerja

Dasar

– Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan topik

Indikator pembicaraan untuk menggali informasi secara santun

– Mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban ya

atau tidak , misalnya untuk memantapkan pemahaman

(klarifikasi), meminta kepastian (konfirmasi)

– Menggunakan pertanyaan retorik dengan menerapkan

konsep dan ciri kalimat retorik

– Mengajukan pertanyaan secara tersamar dengan kalimat

tanya untuk tujuan selain bertanya, seperti: memohon,

meminta, menyuruh, mengajak, merayu, menyindir,

meyakinkan, menyetujui, atau menyanggah

Materi kalimat tanya telah kita pelajari pada kelas X. Pada bab ini, kembali akan

dipelajari kalimat tanya sebagai pengingat dan penguat. Setelah mempelajari

materi ini, kita diharapkan akan makin memahami hal-hal yang berkaitan

dengan kalimat tanya dan dapat menggunakannya dengan benar dan tepat

dalam berkomunikasi.

91

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Pertumbuhan Kami Paling Tinggi

Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat.

Melihat kenyataan itu, Pemkab Sragen berupaya memacu pergerakan sektor-

sektor ekonomi. Mengupas strategi yang dijalankan Pemkab Sragen, berikut

petikan wawancara SINDO dengan Bupati Sragen, Untung Wiyono.

Bagaimana visi Anda dalam membangun Sragen?

Kami berkeinginan menjadikan Sragen sebagai kabupaten cerdas

yang dilandasi kemandirian, kemajuan, dan penegakan supremasi hukum.

Didukung SDM berkualitas yang bertumpu pada ilmu pengetahuan

dan teknologi, hasil pertanian, industri, pariwisata, perdagangan/jasa,

kesehatan, wawasan lingkungan, dalam rangka mewujudkan keadilan dan

kesejahteraan lahir batin.

Apa program-program Pemkab untuk mengentaskan kemiskinan?

Pemkab membuat program dan kegiatan yang secara langsung maupun

tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus

dapat mengurangi jumlah pengangguran. Kebijakan ini diarahkan agar

dapat mengurangi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk

itu, program dan kegiatan harus diarahkan pada kebutuhan mendasar bagi

masyarakat miskin.

Bagaimana efektivitas program-program tersebut?

Sangat efektif, terbukti pertumbuhan ekonomi terus mengalami

peningkatan. Tercatat, pada kuartal pertama 2007, pertumbuhan ekonomi

Sragen mencapai 6,8%. Angka ini paling tinggi di wilayah Karesidenan

Surakarta. Angka kemiskinan secara riil juga terus mengalami penurunan

setiap tahunnya.

Apa kendala yang dihadapi dalam menjalankan program-program itu?

Kendala awal adalah data yang kurang akurat. Selain itu, infrastruktur

yang sebelumnya belum memadai.

92 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Apa rencana Anda selanjutnya terkait program pengentasan kemiskinan?

Desentralisasi desa dan kecamatan yang berorientasi pada pelayanan

masyarakat, serta menempatkan tiga PNS di tiap-tiap desa. Satu PNS

adalah Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang tugasnya mengarahkan

petani di desa untuk membangun ekosistem pertanian, peternakan, dan

perikanan yang ideal. Dua PNS lainnya fokus pada program pemberdayaan

masyarakat desa.

Anda puas dengan hasil yang telah diperoleh?

Yang jelas, kemajuan harus terus ditingkatkan untuk mewujudkan

masyarakat Sragen yang sejahtera.

Apa program terobosan yang akan dilakukan pada masa mendatang?

Salah satunya membuat program pendataan tanah. Program ini ber¬

basis desa. Dengan berbasis desa, Pemkab berharap proses sertifikasi tanah

di Sragen bisa dilakukan secara serempak.

Kemudian, kami akan terus menjalankan program one-stop service.

Namun, keberadaan pelayanan terpadu satu pintu hanyalah salah satu

sarana untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Ke depan tetap

diperlukan berbagai inovasi lain. Manajemen pemerintahan harus inovatif,

tidak boleh berhenti.

(Sumber: Berita Kota Minggu, 6 Januari 2008)

A. Pengertian dan Fungsi Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang disampaikan dengan maksud

mendapat jawaban berupa informasi, penjelasan, atau pernyataan. Jawaban

atas kalimat tanya dapat berbentuk jawaban pendek atau panjang.

Kalimat tanya berfungsi untuk meminta jawaban berupa penjelasan,

untuk menggali informasi, untuk klarifikasi, atau konfirmasi. Kalimat

tanya juga digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu yang disebut kalimat

tanya tersamar. Selain itu, ada juga kalimat tanya yang diajukan tanpa

memerlukan jawaban yang disebut kalimat tanya retoris. Pada pelajaran

ini, macam-macam kalimat tanya seperti itu akan kita pelajari kembali.

Perhatikan contoh keragaman kalimat tanya berikut.

93

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

1. Apakah Anda bersedia ditugaskan di sini? (konfirmasi)

2. Dari semua barang yang ditawarkan ini, mana yang Anda pilih?

(pilihan)

3. Di manakah alamat Anda? (menggali informasi tentang tempat)

4. Apakah kita tidak malu menjadi bangsa yang terkenal karena korupsinya?

(retorik)

5. Siapa yang tidak hadir hari ini? (menanyakan orang)

6. Bagaimana perasaannya, hanyalah Tuhan yang tahu. (retorik)

7. Diakah orang yang kemarin mencarimu? (klarifikasi)

8. Sudahkah Anda terima kiriman saya kemarin? (konfirmasi)

9. Dapatkah Anda menyelesaikan tugas ini dengan cepat? (menyuruh)

10. Siapakah yang tidak ingin sukses? (retorik)

B. Jenis Kalimat Tanya

Dilihat dari pemakaian secara lisan maupun kalimat, kalimat tanya

dapat dibedakan menjadi kalimat tanya biasa, tanya retoris, kalimat tanya

bertujuan untuk klarifikasi atau konfirmasi, dan kalimat tanya tersamar.

1. Kalimat Tanya Biasa

Salah satu ciri kalimat tanya ialah menggunakan kata tanya. Kata tanya

biasanya digunakan untuk pertanyaan yang bertujuan meminta penjelasan

atau menggali informasi. Di bawah ini adalah tabel yang berisi macam-

macam kata tanya dan tujuan penggunaannya berikut jawaban yang

diinginkan oleh penanya. Perhatikan dengan saksama.

94 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Kata

Partikel Menanyakan Jawaban yang di inginkan

Tanya

a (-kah) ? suatu benda/binatang ya/tidak/bukan

gaimana (-kah) ? cara/proses menjelaskan cara/proses kerja sesuatu

rapa (-kah) ? jumlah menjelaskan jumlah tertentu (yang pasti)

lamana (-kah) ? w aktu menjelaskan w aktu/kurun w aktu tertentu

ri mana (-kah) ? arah/asal menjelaskan arah/asal muasal sesuatu

mana (-kah) ? tempat menjelaskan nama/lokasi/posisi tempat

pan (-kah) ? w aktu menjelaskan w aktu/kapan peristiw a terjadi

berapa (-kah) ? urutan me nje laskan urutan ke be rapa dari se jumlah angka

mana (-kah) ? arah/tujuan menjelaskan arah/tujuan yang dituju

ana (-kah) ? pilihan menjelaskan satu/beberapa dari sejumlah pilihan

engapa (-kah) ? alasan menjelaskan alasan/sebab terjadinya sesuatu

pa (-kah) ? orang/manusia menyebutkan nama dan penjelasan seperlunya

ngan apa (-kah) ? alat menyebutkan alat yang digunakan

Kalimat tanya untuk menggali informasi umumnya digunakan

pada saat wawancara atau dalam dialog yang membahas tentang suatu

hal. Pertanyaan diajukan kepada narasumber yang diharapkan dapat

memberikan informasi atau penjelasan yang lebih dalam sesuai dengan

yang ditanyakan.

2. Kalimat Tanya Retorik

Kalimat tanya retorik ialah kalimat tanya yang tidak memerlukan

jawaban atau tidak mengharuskan adanya jawaban. Kalimat tanya retorik

cenderung bersifat pernyataan hanya untuk mencari perhatian atau

bermaksud memberi semangat, gugahan, atau kritik. Kalimat tanya retorik

sering digunakan dalam pidato-pidato atau orasi.

Contoh kalimat tanya retorik:

1. Saya tidak habis pikir mengapa dia menolak penugasan itu.

2. Siapa yang bekerja keras, dialah yang akan menjadi orang sukses.

Mana mungkin kita mampu membalas jasa kedua orang tua kita.

3.

4. Apakah kita harus kembali dijajah?

5. Bagaimana bisa tugasmu selesai, kerjaanmu hanya bermalas-malasan.

95

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Ciri-ciri pertanyaan retorik:

(1) berbentuk pertanyaan dan penegasan,

(2) terkadang menggunakan kata tanya,

(3) tidak memerlukan jawaban,

(4) orang yang bertanya dan yang ditanya sama-sama mengetahui

jawabannya,

3. Kalimat Tanya untuk Konfirmasi dan Klarifikasi

Untuk melakukan klarifikasi (penjernihan) maupun konfirmasi

(pembenaran/penegasan), kita perlu mengajukan pertanyaan yang

jawabannya cukup perkataan ya atau tidak, atau ya atau bukan. Ada

bebe¬rapa hal yang menandai bentuk pertanyaan untuk konfirmasi atau

klarifikasi, yaitu seperti berikut.

1. Menggunakan informasi tanya dengan menekankan kata-kata yang

dipentingkan.

Contoh:

1. Dia yang memukulmu kemarin?

2. Kalau begitu, Bapak yang berada di belakang ini semua?

2. Menggunakan partikel –kah.

Contoh:

1. Inikah yang dinamakan cinta?

2. Anak itukah yang dicari polisi?

3. Menggunakan kata tanya apa atau apakah.

Contoh:

1. Apa Bapak bersedia hadir pada acara peresmian kantor baru?

2. Apakah Anda masih sekolah?

4. Menggunakan kata tidak atau bukan sebagai unsur penegas.

Contoh:

1. Kamu jadi berangkat ke Bandung atau tidak?

2. Minuman ini beralkohol atau bukan?

5. Sebagai penegasan benar tidaknya, menggunakan kata bantu: benar,

betul, jadi benar, dan jadi.

96 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh:

1. Jadi dia yang mendapat rangking satu?

2. Betul kamu yang mengambil uangnya?

3. Jadi benar ayahnya seorang pembunuh bayaran?

4. Benar dia adik kandungmu?

4. Kalimat Tanya Tersamar

Kalimat tanya tersamar adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang

diajukan secara tidak langsung bukan untuk menggali informasi, klarifikasi,

dan konfirmasi melainkan mengandung maksud-maksud lain.

Beberapa model kalimat tanya tersamar antara lain seperti berikut.

a. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan memohon

Contoh:

1. Terima kasih Anda tidak membuang sampah di sini.

2. Tidak keberatan, kan kamu membawa koper ini?

3. Sudikah Anda mampir ke rumahku?

b. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan meminta

Contoh:

1. Masakan Anda kelihatannya lezat sekali?

2. Dapatkah Anda membantu saya hari ini.

3. Bolehkah makanan ini saya cicipi?

c. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyeluruh

Contoh:

1. Saya sangat senang jika Anda yang mengerjakan proyek ini.

2. Sebaiknya kamu jangan berangkat sekarang.

3. Maukah adik membantu saya menyelesaikan tugas ini?

d. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan mengajak

Contoh:

1. Bukankah Bapak bersedia untuk menyumbangkan tenaga dan

pikiran dalam kegiatan amal ini?

2. Siapkah Anda berangkat sekarang?

3. Bisakah membuat kopi untuk kakek?

e. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan merayu

Contoh:

1. Kamu orang yang sangat handal dalam mengatasi berbagai

masalah.

2. Tentunya Anda yang pantas menduduki jabatan ini.

3. Siapa yang menolak berteman dengan orang sebaik kamu?

97

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

f. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyindir (mengkritik, mencela,

mengejek)

Contoh:

Memang ya pekerjaannya luar biasa sulit sehingga kamu bisa

menyelesaikannya dengan cepat. Pekerjaan semudah ini tidak bisa

diselesaikan dengan benar.

g. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan meyakinkan

Contoh:

1. Saya rasa kamu mampu mengerjakannya hari ini?

2. Haruskah aku bersumpah agar kamu percaya?

3. Inikah hasil usahamu.

h. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyetujui

Contoh :

1. Saya kira kita sama-sama sependapat bukan?

2. Mana mungkin saya menolak ajakanmu?

3. Anda setuju dengan usulnya, kan?

i. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyanggah

Contoh:

1. Apakah tidak lebih baik kita tanyakan dulu masalah yang

sebenarnya?

2. Kamu ke sini tidak takut dimarahi ayahmu?

3. Mengapa kamu datang lagi ke sini?

j. Kalimat tanya tersamar untuk menawarkan sesuatu

Contoh:

1. Boleh saya bantu?

2. Anda membutuhkan bantuan saya?

3. Masih adakah yang perlu saya bawakan?

98 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

C. Mengutarakan Pendapat dengan Kalimat Tanya

yang Santun

Dalam melakukan tanya jawab, kita perlu memperhatikan adab

bertanya karena hal ini berhubungan dengan si penanya dan pihak yang

ditanya. Adab bertanya yang baik menjadi faktor utama sebagai penentu

respons pihak yang ditanya.

Teknik atau cara mengajukan pertanyaan adalah seperti berikut.

(1) Pertanyaan yang diajukan harus relevan dengan topik yang akan

ditanyakan.

(2) Pertanyaan yang diajukan benar-benar mengesankan keingintahuan

terhadap sesuatu yang menjadi topik pertanyaan.

(3) Pilihlah kata-kata yang baik dan santun agar mendapat respons yang

baik dan mendapatkan jawaban yang memuaskan.

(4) Hindari pertanyaan yang bersifat subjektif/pribadi.

(5) Pertanyaan yang diajukan harus bersifat menggali informasi sebelum

berlanjut ke pertanyaan yang bersifat konfirmasi atau penegasan.

(6) Jika pertanyaan menuntut sebuah tanggapan atau penilaian dari

narasumber, ada baiknya jika pertanyaan diawali dengan kata ”menurut

pendapat …”. Misalnya, ”Menurut pendapat Bapak, bagaimana peranan

pemuda dalam memberantas penyalahgunaan narkoba?”

(7) Pertanyaan tidak bersifat memaksa, menekan, atau cenderung bertujuan

mencari kesalahan narasumber.

Contoh:

Berikut ini contoh sebuah wawancara reporter Berita Kota dengan

penyanyi dangdut legendaris A. Rafiq seputar keluarga dan rumah

tangganya.

Wartawan : “Bagaimana Bang Rafiq membina keluarga dan berhasil

awet hingga sekarang?”

A. Rafiq : “Pertama begini, saya punya satu prinsip dalam mengurus

dan memelihara rumah tangga, semua itu konsepnya

lain.”

99

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wartawan : “Jadi, bagaimana dulu waktu memilih istri?”

A. Rafiq : “Istri saya itu tipe orang yang tidak pernah ke sana

kemari, nggak pernah macam-macam. Istri saya orang

rumahan, orang pendidikan yang betul-betul dididik oleh

keluarga yang baik yang menurut saya cukup terhormat

dan dengan landasan agama. Saya menikah dengan jalur

agamis.”

Wartawan : “Maksudnya?”

A. Rafiq : “Sampai saat ini saya dekenal orang. Bahkan katanya,

sampai hari ini untuk penyanyi skill on the scope, belum

ada yang bisa ngalahin saya. Itu kata orang. Toh orang

tidak akan percaya kalau lihat penampilan saya bahwa

saya nggak mabuk, bahwa saya nggak doyan perempuan.

Orang nggak percaya bahwa sampai hari ini saya nggak

penah kenal setetes minuman. Kenapa? Karena faktor

agama. Nah itu saya bawa dalam kehidupan saya.”

Wartawan : “Anak-anak bagaimana?” “Apakah mereka juga mengikuti

keteladanan yang Anda buat?”

A. Rafiq : “Alhamdulillah, wasyukurillah, kita nggak boleh takabur,

ya. Anak-anak saya itu yang namanya persoalan mendekati

narkoba, satu pun nggak ada. Merokok pun jika mungkin

terjadi dilakukan secara sembunyi-sembunyi di belakang

saya.”

Wartawan : “Hal apalagi yang Anda tekankan dalam mendidik

anak?”

A. Rafiq : “Masalah shalat dan mengaji. Soal kualitas dan per¬kem¬

bangannya itu masing-masing, tetapi saya tekankan.

Anak saya itu nggak ada satu pun yang berani ninggalin

shalat. Anak saya, jangankan ninggalin, terlambat saja

saya pukul langsung.”

Wartawan : “Keras sekali Anda mendidik anak?”

A. Rafiq : “Ooh saya keras soal shalat. Tapi soal yang lain saya

dudukin. Saya ngomong, jangan gitu, jangan gini, lalu

memberi nasihat-nasihat. Tapi kalau soal shalat, lagsung

saya pukul. Langsung itu. Saya nggak ada ampun kalau

soal shalat.”

100 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wartawan : “Efeknya bagaimana ke anak-anak?”

A. Rafiq : Ooh luar biasa. Di mana saja mereka mesti shalat. dam¬

paknya pun luar biasa kalau mau berpegang pada agama,

nomor satu shalat. Boleh dibuktiin.

(Sumber: Berita Kota Minggu, 27 April 2008)

Drama

Bapak

Karya: B. Selano

Bapak : “Dia putra sulungku. Si anak hilang telah kembali ulang.

Dan sebuah usul diajukan segera mengungsi ke daerah

penduduk yang serta aman tenteram. Hem ya.. ya, usulnya

dapat kumengerti. Karena ia sudah terbiasa bertahun-

tahun hidup di sana. Dalam sangkar. Jauh dari debu

prahara. Bertahun-tahun mata hatinya digelapbutakan

oleh nina bobok, lelabuai oleh si penjajah. Bertahun-tahun

semangatnya dijinakkan oleh suap roti keju. Celaka. Oo,

betapa celakanya.”

Si bungsu senyum memandang.

Bungsu : “Ah, Bapak rupanya lagi ngomong seorang diri.”

Bapak : “Ya, Anakku, terkadang orang lebih suka ngomong sendiri.

Tapi bukankah tadi engkau bersama abangmu?”

Bungsu : “Ya, sehari kami tamasya mengitari seluruh penjuru kota.

Sayang sekali kami tidak berhasil menjumpai ma…..”

Bapak : “Tunanganmu?”

Bungsu : “Ah, dia selalu sibuk dengan urusan kemiliteran melulu.

Bahkan, ketika kami mendatangi asramanya, ia tidak ada.

Kata mereka, ia sedang rapat dinas. He heh, seolah seluruh

hidupnya tersita untuk urusan-urusan militer saja.”

Bapak : “Kita sedang dalam keadaan darurat perang, Nak. Dan

dalam keadaan ini bagi seorang prajurit, kepentingan negara

ada di atas segalanya. Bukan saja seluruh waktunya, bahkan

jiwa raganya. Tapi, eh, mana abangmu sekarang?”

101

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Bungsu : “Oo, rupanya dia begitu rindu kepada bumi kelahirannya.

Seluruh penjuru kota dipotreti semua. Tapi, kurasa abang

akan segera tiba dan sudahkah Bapak menjawab usul yang

diajukannya itu?”

Bapak : “Itulah, itulah yang hendak kuputuskan sekarang ini,

Nak.”

Bungsu : “Nah, itu dia!”

Si sulung datang dengan mencangklong pesawat potret menge¬

nakan kata mata hitam. Terus duduk melepas kaca mata dan

meletakkan pesawat potret di meja.”

Sulung : “Huhuh, kota tercintaku ini rupanya sudah berubah wajah

dipenuhi baju seragam menyandang senapan. Dipagari

lingkaran kawat berduri dan wajahnya kini menjadi garang

berhiaskan laras-laras mesin. Tapi, di atas segalanya, kota

tercintaku ini masih tetap memperlihatkan kejelitaannya.”

Bapak : “Begitulah, Nak, suasana kota yang sedang dikecam

keadaan darurat perang.”

Sulung : “Ya, pertanda akan hilang keamanan, berganti huru-hara

keonaran. Dan mumpung masih keburu waktu, bagaimana

dengan putusan Bapak atas usulku itu?”

Bapak : “Menyesal sekali, Nak…”

Sulung : “Bapak menjawab dengan penolakan, bukan?”

Bapak : “Ya.”

Bungsu : “Jawaban Bapak sangat bijaksana.”

Sulung : “Bijaksana? Ya, kaubenar, manisku. Setidak-tidaknya

demikianlah anggapanmu karena bukankah secara

kebetulan tunanganmu adalah seorang perwira TNI di sini.

Tapi maaf, bukan maksudku menyindirmu, adik sayang.”

Bungsu : “Ah, tidak mengapa. Kauhanya sedang keletihan. Menga¬

sohlah dulu, ya, Abang. Mengasolah, kaubegitu capek

tampaknya. Bapak, biar aku pergi belanja dulu untuk

hidangan makan siang nanti.”

Sibungsu pergi. Si sulung mengantar dengan senyum.

Bapak : “Nak, pertimbangan bukanlah karena masa depan adikmu

102 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

seorang. Juga bukan karena masa depan sisa usiaku.”

Sulung : “Hem. Lalu? Karena rumah dan tanah pusaka ini barang¬

kali, ya Bapak.

Bapak : “Sesungguhnyalah, Nak. Lebih dari itu.”

Sulung : “Oo, ya? Apa itu ya, Bapak?”

Bapak : “Kemerdekaan.”

Sulung : “Kemerdekaan? Kemerdekaan siapa?”

: “Bangsa dan bumi pusaka ini.”

Bapak

Si Sulung tertawa.

Sulung : “Bapak yang baik. Bertahun sudah aku di daerah pen¬

dudukan sana bersama beribu bangsa awak tercinta. Dan

aku seperti juga mereka, tidak pernah merasa menjadi

budak belian ataupun tawanan perang. Ketahuilah, Bapak,

di sana hidup merdeka.”

Bapak : “Bebaskah kamu menuntut kemerdekaan?”

Sulung : “Hoho, apa mesti dituntut. Kami di sana manusia-manusia

merdeka.”

Bapak : “Bagaimana kemerdekaan menurut kau, Nak?”

Sulung : “Hem. Di sana kami punya wali negara, bangsa awak. Di

sana, segala lapangan kerja terbuka lebar-lebar bagi bangsa

awak. Di sana, bagian terbesar tentara polisi, alat negara

bangsa awak. Di atas segalanya, kami di sana hidup dalam

damai. Rukun berdampingan antara si putih dan bangsa

awak…”

Bapak : “Dan di atas segalanya pula, di sana si Putih menjadi

dipertuan. Dan sebuah bendera asing jadi lambang

kedaulatan, lambang kuasa, penjajahan. Dapatkah itu kau-

artikan suatu kemerdekaan?”

Sulung : “Baik, baik. Tapi ya, Pak, kita bukan politisi.”

Bapak : “Nak, setiap patriot pada hakikatnya adalah seorang politisi

juga. Kendati tidak harus berarti menjadi seorang diplomat,

seorang negarawan. Dan justru, karena kesadaran dan

pengertian politiknya itulah seorang patriot akan senan¬

tiasa membangkang terhadap tiap politik penjajahan.

103

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Betapa¬pun manis bentuk lahirnya. Renungkanlah itu,

Nak. Dan marilah kuambil contoh masa lalu. Bukankah

dulu semasa kita masih hidup, keluarga dalam suasana

aman tenteram dan masa pensiun yang enak, sudah

dengan sendirinya berarti hidup dalam kemerdekaan?

Tidak Anakku! Kemerdekaan tidak ditentukan oleh semua

itu. Kemerdekaan adalah soal harga diri kebangsaan, soal

kehormatan kebangsaan. Ia ditentukan oleh kenyataan,

apakah suatu bangsa menjadi yang dipertuan mutlak

atas bumi pusakanya sendiri atau tidak. Ya, anakku,

renungkanlah kebenaran ucapan ini. Renungkanlah ……”

RANGKUMAN

A. Pengertian dan Fungsi Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang disampaikan dengan maksud

mendapat jawaban berupa informasi, penjelasan, atau pernyataan.

Kalimat tanya berfungsi untuk meminta jawaban berupa penjelasan,

untuk menggali informasi, untuk klarifikasi, atau konfirmasi. Kalimat tanya

juga digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu yang disebut dengan kalimat

tanya tersamar.

B. Macam-Macam Kalimat Tanya

Dilihat dari pemakaian secara lisan maupun tulisan, kalimat tanya

dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

(1) Kalimat tanya biasa

(2) Kalimat tanya retorik

(3) Kalimat tanya untuk konfirmasi dan klarifikasi

(4) Kalimat tanya tersamar

C. Mengutarakan Pendapat dengan Kalimat Tanya yang Santun

Dalam melakukan tanya jawab, kita perlu memperhatikan adab

bertanya karena hal ini berhubungan dengan si penanya dan pihak yang

ditanya. Adab bertanya yang baik menjadi faktor utama sebagai penentu

respons pihak yang ditanya. Untuk itu, kita perlu mengetahui teknik-

104 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

teknik mengajukan pertanyaan agar tujuan kita tercapai.

TUGAS KELOMPOK

1. Bacalah wacana dialog di awal bab bersama teman sebangku Anda

dengan penghayatan. Satu orang sebagai pewawancara, satunya lagi

sebagai narasumber. Ucapkanlah secara lisan kalimat tanya dengan

intonasi yang tepat. Lakukanlah secara bergantian!

2. Analisislah bersama teman Anda, pemakaian kalimat tanya yang

terdapat pada naskah drama di atas. Klasifikasikanlah berdasarkan

macamnya!

3. Buatlah dialog singkat dengan menggunakan beberapa kalimat

tanya!

4. Jelaskanlah kalimat tanya yang Anda gunakan dalam dialog

tersebut!

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Yang bukan unsur pembentuk kalimat tanya/ciri kalimat tanya

adalah

a. Partikel -kah

b. intonasi tanya

c. tanda tanya

d. kata tanya

e. partikel -lah

2. Kata tanya yang tepat untuk menanyakan terjadinya suatu peristiwa

adalah

a. apa d. bilamana

b. siapa e. mengapa

c. bagaimana

105

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

3. Ayah Amirudin akhirnya mencarikan jodoh anaknya seorang gadis

dari marga Siregar.

Pertanyaan yang sesuai dengan kalimat tersebut adalah

a. Ayah Amirudin mencarikan jodoh anaknya?

b. Apakah anaknya dijodohkan oleh ayahnya?

c. Mengapa ayahnya menjodohkan anaknya?

d. Siapakah yang mencarikan jodoh anaknya?

e. Anaknya dicarikan oleh ayahnya jodoh?

4. Kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban singkat berupa ya,

tidak, bukan, belum disebut kalimat tanya

a. konfirmasi

b. retorik

c. tersamar

d. memerintah

e. menggali informasi

5. Kata tanya yang tidak baku pemakaiannya dalam kalimat adalah

a. ke mana d. kenapa

b. siapa e. kapan

c. apa

6. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyuruh

a. Maukah adik membantu saya menyelesaikan tugas ini?

b. Masakan Anda kelihatannya lezat sekali?

c. Sudikah Anda mampir ke rumahku?

d. Saya sangat senang jika Anda menjalankan proyek ini.

e. Dapatkah Anda membantu saya hari ini?

7. Kalimat tanya yang berisi pertanyaan diajukan secara tidak langsung

bukan untuk menggali informasi, klarifikasi, dan konfirmasi disebut

kalimat tanya

a. retorik

b. konfirmasi

c. tersemar

d. berita

e. klarifikasi

106 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

8. Kalimat tersamar untuk tujuan meyakinkan adalah

a. Saya rasa kamu mampu menjalankannya hari ini.

b. Boleh saya bantu?

c. Anda setuju, kan dengan usulnya?

d. Apakah Anda masih sekolah?

e. Saya tidak habis pikir mengapa ia menolak penugasan itu.

9. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyanggah

a. Bukankah naskah ini harus diketik?

b. Benarkah makanan ini saya cicipi?

c. Bukankah kita tidak punya dana sebesar itu?

d. Inikah hasil usahamu?

e. Mana mungkin saya menolak ajakanmu.

10. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyindir adalah …..

a. Haruskah aku bersumpah agar kamu percaya?

b. Pekerjaan semudah ini tidak bisa kamu selesaikan dengan benar?

c. Kamu orang yang sangat handal dalam mengatasi berbagai

masalah.

d. Jadi dia yang mendapat rangking satu?

e. Anak itu dicari polisi?

11. Kalimat tanya yang menggunakan intonasi dengan menekankan kata-

kata yang berkepentingan adalah

a. Berapakah usiamu sekarang?

b. Betul kamu yang mengambil uangnya?

c. Dia yang memukul kemarin?

d. Masih adakah yang perlu saya bawakan?

e. Apakah Bapak bersedia hadir pada acara itu?

12. Kalimat tanya tersemar untuk tujuan merayu adalah

a. Terima kasih Anda tidak membuang sampah di sini.

b. Siapkah Anda berangkat sekarang?

c. Siapa yang menolak berteman dengan orang sebaik Anda?

d. Anda membutuhkan bantuan saya?

e. Mana mungkin saya menolak ajakanmu.

107

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

13. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyetujui

a. Inikah hasil usahamu?

b. Benar ia adik kandung saya?

c. Siapa yang bekerja keras dialah yang akan sukses.

d. Anak itulah yang dicari polisi.

e. Tentunya Anda yang pantas menduduki jabatan itu.

14. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan meminta

a. Sudikah Anda mampir ke rumahku?

b. Siapkah Anda berangkat sekarang?

c. Minuman itu pahit apa tidak?

d. Boleh, kan makanan ini saya cicipi?

e. Anda membutuhkan bantuan saya!

15. Kalimat tanya retorik sering digunakan pada situasi

a. wawancara

b. dialog

c. pidato

d. diskusi

e. percakapan

16. Di bawah ini merupakan kalimat tanya yang santun, kecuali

a. Apakah Bapak bersedia menjadi pembicara dalam diskusi besok?

b. Bersediakah Bapak menjadi pembicara dalam diskusi besok?

c. Berkenankah Bapak menjadi pembicara dalam diskusi besok?

d. Mau tidak Bapak menjadi pembicara dalam diskusi besok?

e. Tentunya Bapak bersedia untuk menjadi pembicara dalam diskusi

besok, bukan?

17. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan mengajak

a. Maukah adik membantu saya menyelesaikan tugas ini?

b. Siapkah Anda berangkat sekarang?

c. Tidak keberatan, kan membawakan koper ini?

d. Bolehkah saya istirahat sebentar di sini?

e. Terima kasih Anda tidak merokok di ruangan ini.

108 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

18. Kalimat tanya tidak baku di bawah ini adalah

a. Bukankah dia yang membawa bukumu?

b. Apakah kamu sudah mengirimkan surat untuk Nenek di kampung?

c. Kapan kamu bisa main ke rumahku?

d. Mana surat yang harus saya tanda tangani?

e. Bagaimana kalau kamu yang melanjutkan tugas itu?

19. Kalimat tanya yang bertujuan untuk menawarkan sesuatu

a. Masih adakah yang perlu saya bawakan?

b. Paman setuju atau tidak ia kuliah di Bandung?

c. Jadi benar ayahnya seorang pembunuh bayaran?

d. Kamu jadi membeli baju atau membeli sepatu?

e. Sebaiknya Anda berangkat sekarang.

20. Kalimat tanya yang bertujuan untuk menggali informasi

a. Benarkah barang ini milik Bapak?

b. Maukah kamu mampir ke rumah ku?

c. Sudikah kiranya Bapak membantu kami?

d. Untuk apa kita hidup bila harus terus menderita?

e. Bagaimana cara Bapak membangun usaha ini?

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Carilah kalimat pertanyaan yang bersifat retoris dari cerita drama di

atas!

2. Temukan kalimat tanya yang bersifat konfirmasi dari cerita drama di

atas!

3. Setelah kamu membaca percakapan dalam naskah drama, jelaskan

topik pembicaraan dalam naskah drama tersebut!

4. Adakah sikap-sikap yang menyimpang dari ketentuan dalam

menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi dalam dialog drama

tersebut?

5. Buatlah kalimat tanya tersamar dengan tujuan mengajak, menyuruh,

meminta, masing-masing satu kalimat!

109

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

6. Jelaskan teknik atau cara mengajukan pertanyaan yang baik!

7. Ubahlah pernyataan di bawah ini menjadi pertanyaan yang memerlukan

jawaban ya atau tidak dan ya atau bukan.

a. Pamannya seorang montir.

b. Bapaknya mempunyai sawah yang luas.

c. Kepala sekolah sedang mengikuti seminar.

d. Kenalannya manajer koperasi.

e. Kegiatan ekstrakurikuler sekolahku menarik.

8. Sebutkan hal-hal yang menandai kalimat konfirmasi dan klarifikasi!

9. Buatlah dua contoh kalimat tanya yang bersifat klarifikasi!

10. Sebutkan empat cara untuk mengubah pernyataan menjadi pertanyaan

yang memerlukan jawaban ya atau tidak atau ya atau bukan!

110 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB 6

MEMBUAT PARAFRASA LISAN DALAM

KONTEKS BEKERJA

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Membuat parafrasa lisan dalam konteks bekerja

Kompetensi

Dasar

– Memparafrasakan informasi secara lisan dari hal yang

Indikator

telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri

– Memparafrasakan informasi secara lisan dari hal yang

sudah didengar dengan menggunakan bahasa sendiri

Materi kalimat parafrasa telah kita pelajari di kelas X. Pada bab ini akan

dipelajri kembali materi tentang membuat parafrasa secara lisan dari sumber

yang dibaca maupun yang didengar. Tujuan pembelajaran ini agar kita makin

memahami dan terlatih membuat parafrasa, khususnya parafrasa lisan.

111

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Pemijahan Ikan Mas Koki Ala Tulungagung

Masih Menekankan Kuantitas daripada Kualitas

Siapa pun orangnya pasti sudah tidak asing lagi dengan jenis ikan

ini. Mas Koki adalah salah satu ikan hias paling populer sejak dulu. Selain

perawatannya mudah, ikan ini juga lebih mudah untuk dipijahkan, asalkan

proses pemijahannya benar. Salah satu sentra budi daya ikan hias adalah

Kota Tulungagung. Dari kota marmer ini, ribuan mas koki bahkan diekspor

ke luar negeri.

Tahap pertama yang paling penting dalam proses pemijahan ikan mas

koki adalah pemilihan induk. Jika kita ingin menghasilkan anakan mas

koki yang baik, kualitas induk harus benar-benar diperhatikan. Pertama-

tama, kita harus bisa membedakan mana ikan jantan dan mana ikan betina.

Menurut Sayuti, salah satu peternak ikan mas koki dari Tulungagung, untuk

mengetahui ciri-ciri jantan atau betina, cukup melihat sirip bawah bagian

depan. Jika mas koki jantan, sirip tersebut akan bertekstur kasar, panjang,

bagian tepinya ada gerigi kecil-kecil, dan bentuk tubuhnya langsing. Jika

betina, sirip tersebut akan bertekstur halus, pendek, dan bagian tepinya rata

serta memiliki bentuk tubuh yang lebih besar daripada mas koki jantan.

Induk yang baik hendaknya dipilihkan dari ikan mas koki yang berumur

minimal 6 bulan ( kira-kira sebesar kepalan tangan orang dewasa ) dan

maksimal 10 bulan karena pada umur itu telur maupun sperma dari induk

dianggap sudah matang dan ikan ini mulai menunjukkan birahinya.

Selain hal tersebut di atas, indukan berkualitas harus memenuhi

berbagai kriteria lainnya lagi, seperti sisik harus gena, gerak harus lincah,

sirip yang sempurna (tidak robek atau kusut), bebas dari penyakit, dan yang

paling penting, ikan tersebut harus dipilih yang benar-benar siap kawin.

Ciri ikan mas koki betina siap kawin biasanya akan terlihat pada usia sekitar

6 bulan. Perut mas koki betina akan membesar dan terkesan lunak jika

disentuh. Selain itu, biasanya ikan mas koki betina yang siap kawin akan

selalu berenang di tepi kolam mencari tempat untuk meletakkan telurnya.

Jika ikan mas koki betina sudah menunjukkan ciri-ciri tersebut, segeralah

carikan induk jantan yang berkualitas untuk dikawinkan.

Setelah ditentukan induk yang baik, langkah selanjutnya adalah

menyiapkan tempat untuk mengawinkan. Tempat yang ideal untuk

mengawinkan ikan mas koki adalah bak air atau kolam berukuran 1 x 4 meter

persegi dan diisi air sedalam 30 cm. Kemudian, kolam diberi ganggang air

112 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

untuk tempat maskoki menempelkan telur, atau kalau tidak ada ganggang

air, bisa disiasati dengan memberi kain kasa atau kelambu. Setelah semua

persyaratan tersebut terpenuhi, calon induk bisa segera ditempatkan dalam

kolam pengawinan tersebut. Dalam waktu kurang dari 24 jam atau setelah

tampak telur yang menempel pada gagang/kain kasa, indukan mas koki

bisa dipindahkan ke kolam lainnya.

Agar tetasan yang dihasilkan baik, pakan untuk induk saat pengawinan

juga harus diperhatikan. “ Supaya anakan yang dihasilkan bisa berkualitas

baik, induk harus diberi pakan jentik-jentik nyamuk. Kalau tidak ada, bisa

digantikan dengan cacing darah. Tapi sangat disarankan pemberian pakan

jentik-jentik nyamuk,” jelas Sayuti.

Hasil anakan yang baik bisa diketahui dari telurnya. Menurut Sayuti,

telur ikan mas koki yang baik berwarna putih kecokelatan dan berbentuk

butiran kecil-kecil.

Telur ikan mas koki menetas dalam jangka waktu kurang lebih 3 hari.

Pada saat itu diusahakan agar kolam tidak terkena sinar matahari langsung.

Caranya kolam ditutupi bagian atasnya karena anakan ikan mas koki sangat

rentan terhadap perubahan suhu yang drastis. Anakan yang berumur 2

hari sebaiknya diberi makanan kutu air sampai berumur 9 hari. Setelah itu,

anakan bisa diberikan pakan berupa cacing darah yang kecil-kecil. Setelah

berumur 12 hari, anakan ikan mas koki sudah bisa dipasarkan.

Pemasaran ikan mas koki tidaklah sesulit yang dibayangkan karena

pada dasarnya penggemar jenis ikan ini masih cukup banyak. Menurut

Sayuti, anakan ikan mas koki sebesar batang korek api dengan panjang 1 cm

(umur kurang dari 2 minggu) bisa laku sampai Rp 40,00-/Rp 50,00- per ekor,

sedangkan satu pasang induk yang baik rata-rata bisa menetaskan sampai

5.000 ekor sekali tetas.

Setelah 18-20 hari berikutnya, induk sudah bisa dikawinkan lagi,

sampai berumur 10 bulan. Jika dihitung-hitung, sepasang induk mas koki

selama waktu produktif 4 bulan (antara 6 bulan sampai 10 bulan) bisa

menghasilkan 30.000 ekor anakan. Dapat dihitung berapa keuntungan yang

diperoleh dari budi daya ikan ini.

Menurut Hariyanto atau dikenal Ari, penghobi mas koki di Jakarta,

sayangnya petani Tulungagung masih kurang memerhatikan kualitas ikan

yang dihasilkannya. “Mereka masih menekankan kuantitas, dan tidak

memerhatikan penanganan saat panen. Akibatnya, koki dari Tulungagung

kualitas dan harga jualnya tidak bisa tinggi. Dan penghobi-penghobi di

113

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Jakarta masih menyukai koki impor. Padahal harga koki impor jauh lebih

mahal dibandingkan koki lokal.”

(Sumber : Majalah Ikan+Mancing, Januari 2003)

A. Pengertian Parafrasa

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah seperti

berikut.

(1) Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam

bahasa menjadi macam yang lain tanpa mengubah pengertiannya.

(2) Penguraian kembali sebuah teks (karangan) dalam bentuk (susunan

kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna

yang tersembunyi.

Parafrasa mengandung arti pengungkapan kembali suatu tuturan atau

karangan menjadi bentuk lain namun tidak mengubah pengertian awal.

Parafrasa tampil dalam bentuk lain dari bentuk aslinya, misalnya sebuah

wacana asli menjadi wacana yang lebih ringkas, bentuk puisi ke prosa,

drama ke prosa, dan sebaliknya. Parafrasa cenderung diuraikan dengan

menggunakan bahasa si pembuat parafrasa bukan diambil dari kalimat

sumber aslinya apalagi membuat parafrasa secara lisan.

Memparafrasakan suatu tuturan atau karangan secara lisan bisa

dilakukan setelah mendengar tuturan lisan atau setelah membaca suatu

naskah tulisan. Hal itu lazim dilakukan oleh orang yang sudah terbiasa

membuat parafrasa. Untuk mereka yang baru dalam taraf belajar, langkah

membuat parafrasa ialah dengan cara meringkasnya terlebih dahulu.

Namun, harus diingat parafrasa disusun dengan bahasa sendiri, bukan

dengan bahasa asli penulis.

B. Cara Membuat Parafrasa

Berikut adalah hal yang perlu dilakukan untuk membuat parafrasa

dari sebuah bacaan.

(1) Bacalah naskah yang akan diparafrasakan sampai selesai untuk

memperoleh gambaran umum isi bacaan/tulisan.

114 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

(2) Bacalah naskah sekali lagi dengan memberi tanda pada bagian-bagian

penting dan kata-kata kunci yang terdapat pada bacaan.

(3) Catatlah kalimat inti dan kata-kata kunci secara berurut.

(4) Kembangkan kalimat inti dan kata-kata kunci menjadi gagasan pokok

yang sesuai dengan topik bacaan.

(5) Uraikan kembali gagasan pokok menjadi paragraf yang singkat dengan

bahasa sendiri.

Agar lebih jelas perhatikanlah contoh di bawah ini.

Wacana asli

Masalah-masalah yang dihadapi di bidang pendidikan pada saat akan

dimulainya pelaksanaan Repelita I adalah sangat berat dan mendesak.

Di bidang kurikulum terasa sekali kebutuhan akan pembaharuan agar

sistem pendidikan dapat memenuhi tuntutan pembangunan dan

kemajuan. Di samping itu, terdapat ketidakseimbangan baik di antara

berbagai tingkat pendidikan vertikal maupun di antara berbagai jenis

pendidikan. Jumlah anak yang tidak tertampung di sekolah jauh lebih

besar daripada jumlah anak yang bersekolah. Demikian pula jumlah

anak yang putus sekolah (drop out) adalah jauh lebih besar daripada

mereka yang berhasil menyelesaikan suatu tahap pendidikan.

Sementara itu, tenaga-tenaga yang bekerja di bidang pendidikan

baik teknis maupun administratif sangat kurang jumlahnya. Di

samping itu, mutu keahlian tenaga-tenaga tersebut perlu ditingkatkan.

Prasarana pendidikan seperti gedung dan ruang sekolah sangat tidak

mencukupi. Buku-buku sangat sedikit jumlahnya. Kecuali itu, sedikit

sekali sekolah-sekolah yang mempunyai perpustakaan, alat-alat peraga

ataupun laboratorium dan tempat praktik.

Akhirnya, organisasi dan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan

di pusat maupun di daerah belum mencerminkan kerja sama yang serasi.

Demi¬kian pula belum ada sistem informasi pendidikan untuk keperluan

per¬e¬n¬canaan yang terarah.

Wacana di atas dapat diparafrasakan sebagai berikut.

Banyak masalah berat yang dihadapi pada awal Repelita I:

masalah kurikulum, ketidak-seimbangan tingkat dan jenis pendidikan;

penampungan murid dan masalah putus sekolah; kekurangan tenaga

pendidikan, kurangnya mutu keahlian dan fasilitas; kurangnya kerja

sama dan tiada sistem informasi.

115

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Membuat parafrasa lisan berarti uraian tertulis yang telah dibaca atau

yang telah didengar, diungkapkan kembali secara lisan dengan kalimat

sendiri dengan menerapkan teknik membuat parafrasa sama seperti di

atas.

Teknik membuat parafrasa lisan adalah seperti berikut.

(1) Membaca informasi secara cermat.

(2) Memahami isi informasi secara umum.

(3) Menulis inti atau pokok informasi dengan kalimat sendiri.

(4) Mencatat kalimat pokok atau inti secara urut.

(5) Mengembangkan kalimat inti atau kata-kata kunci menjadi pokok-

pokok pikiran yang sesuai dengan tema/topik informasi sumber.

(6) Menyampaikan atau menguraikan secara lisan pokok pikiran tersebut

dengan menggunakan kata atau kalimat sendiri.

(7) Jika kesulitan menguraikannya, hal di bawah ini dapat membantu:

(a) Gunakan kata-kata yang bersinonim dengan kata aslinya.

(b) Gunakan ungkapan yang sepadan jika terdapat ungkapan untuk

membedakan dengan uraian aslinya.

(c) Ubahlah kalimat langsung menjadi tidak langsung atau kalimat

aktif menjadi pasif.

(d) Jika berbentuk narasi, bisa menggunakan kata ganti orang ketiga.

C. Memparafrasakan Puisi Menjadi Prosa

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang bentuknya tidak sama

dengan prosa atau karangan biasa. Puisi terbagi ke dalam larik-larik

atau bait. Pada puisi banyak terdapat kata-kata yang bermakna kias atau

konotasi. Oleh karena itu, isi atau tema puisi biasanya tersirat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memparafrasakan puisi menjadi

prosa ialah seperti berikut.

(1) Bacalah atau dengarkan pembacaan puisi dengan seksama.

(2) Pahami isi kandungan puisi secara utuh.

(3) Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi.

(4) Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan

menggunakan kalimat sendiri.

(5) Sampaikan secara lisan atau dibacakan.

116 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh parafrasa puisi

Menyesal

Pagiku hilang sudah melayang

Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang datang membayang

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracun hati

Miskin ilmu, miskin harta

Ah… apa guna kusesalkan

Menyesal tua tiada berguna

Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan

Atur barisan di hari pagi

Menuju ke arah padang Bakti

Puisi Baru, Ali Hasyimi

Setelah kita mendengarkan pembacaan puisi tersebut, dapat kita

parafrasa sebagai berikut.

Puisi “menyesal”, karya Ali Hasymi mengisahkan seseorang yang

menyesali masa mudanya tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ia

lalai dan lengah. Kini di hari tuanya, ia merasa miskin ilmu, miskin harta

(tidak berilmu dan tidak mempunyai harta apa-apa). Ia merasa tidak ada

guna menyesali diri. Akan tetapi, ia tidak berhenti dalam sesalnya. Ia

bangkit dan mengajak generasi muda: atur barisan di hari pagi, menuju ke

arah padang bakti.

117

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

D. Memparafrasakan Naskah Drama Menjadi Prosa

atau Cerita

Naskah drama juga termasuk karya sastra memiliki ciri khas tersendiri.

Naskah drama terdiri atas uraian cerita dan dialog, namun lebih banyak

unsur dialognya. Dalam naskah drama, tokoh ditulis berjajar di sebelah

kiri diikuti dengan percakapan tokoh tersebut. Sesekali terdapat penjelasan

mengenai gerakan, perilaku, pikiran, atau perasaan si tokoh yang ditulis

di dalam kurung. Memparafrasa naskah drama sama dengan puisi, yaitu

kita harus membacanya untuk memahami jalan ceritanya secara utuh.

Jika dalam puisi banyak terdapat simbol, pada naskah drama, kita harus

memperhatikan unsur berikut.

(1) Pahami setting atau latar cerita.

(2) Pahami dialog dan ambil simpulannya secara menyeluruh.

(3) Pahami penjelasan tentang tokoh yang ada di dalam kurung.

Setelah mendapatkan kesan secara umum jalan cerita dalam naskah

drama, uraikan kembali cerita drama ke bentuk prosa singkat dengan

menggunakan bahasa sendiri.

Bacalah naskah drama berikut!

Kudri sedang asyik memukul-mukul meja dengan irama dangdut. Yadi menari-

nari di depan kelas. Rurin dan Mini duduk di bangku deretan paling depan. Mereka

berdua sedang belajar.

Rurin : (kesal) “Hentikan!”

: (belagak bodoh) “Ha…?” (terus memukul-mukul meja guru lagi)

Kurdi

: (bangkit lalu menarik lengan Yadi seraya membentak) “Keluar

Rurin

kau!”

: (keluar sebentar dan ketika mendengar Kurdi menabui meja lagi,

Yadi

lalu masuk ke kelas dan menari-nari lagi) “Enak juga menari-nari

begini, ya Kur!”

Kurdi : “Asyi iiiiiik!”

: (membentak lagi sambil menutup kedua telinganya) “Hei….

Rurin

berhenti!”

: “Aaa … pa! ” (makin keras menabuh meja). “Ayo kita ganti irama

Kurdi

jaipongan.”

118 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

: “Oke, oke !” (mulai menari lagi)

Yadi

Kurdi : “Asy… asy…”

Yadi : “Asy i i i i i i i k!”

: (agak terkejut) “Ooo…, rupanya kalian memang sudah

Mini

bersekongkol, ya?”

: “Lho, kok ikut marah?”

Kurdi

Mini : “Kalian memang suka mengganggu!”

Kurdi : “Mengganggu?”

Mini : “Jangan tabuh meja itu! Kalau mau menari-nari dan tabuh-

tabuhan sana di depan toko atau di pasar!”

: “Hei, berlagak jago ya !” (menunjuk keluar). “Kalau mereka

Kurdi

boleh ribut, kenapa kami tidak boleh?”

Mini : “Sudahlah, Rin! Biarkan saja! Nanti kalau sudah bosan akan

diam sendiri!”

Rurin : “Berhenti atau tidak?” (mengancam)

Yadi : “Teruskan, Kur! Kita kan sedang istirahat.”

: (berhenti menabuh meja, lalu berkacak pinggang menantang Rurin)

Kurdi

“mau apa?”

Rurin : “Jangan pukul begitu”.

: (memberi semangat) “Ayo, pukul saja, Kur!”

Yadi

Rurin : “Heh, beraninya sama anak perempuan! Tak tau malu!”

Mini : “Sudahlah, tak usah ribut! Kita ini teman sekelas, bukan?”

Yadi : “Bagus Kur! Ayoh lawan saja”.

: (setelah menatap Yadi, lalu kepada Kurdi) “Mereka bermain di

Mini

luar kelas tau”

: “Ayo, kita mulai, Yad!” (menabuh meja lagi).

Kurdi

: (tidak sabar lagi. Bangkit mengambil penggaris, lalu mengancam)

Rurin

“Kalian mau keluar atau tidak!”

Mini juga bangkit membantu Rurin, Kurdi didorong-dorong keluar. Sebuah

pukulan mengenai punggung Kurdi. Lalu, terjadi perebutan penggaris. Yadi

bersorak-sorak sambil bertepuk tangan. Suasana di kelas makin riuh.

119

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Parafrasanya adalah

Kurdi sedang asyik menabuh-nabuh meja dengan irama dangdut,

sedangkan Yadi sedang menari-nari di depan kelas. Rurin dan Mini duduk

di bangku deretan depan. Mereka berdua sedang belajar. Rurin dengan

kesal berkata, “Hentikan!” Namun dengan berlagak bodoh, Kurdi berkata,

“Ha?” sambil terus memukul mukul meja guru lagi. Rurin kesal dan bangkit

lalu menarik lengan Yadi seraya membentak dan berkata, ”Keluar!”

Kemudian, Yadi keluar sebentar dan ketika mendengar Kurdi menabuhi

meja lagi, sambil berkata kepada Kurdi, “Enak juga menari-nari begini,

ya Kur!” Kurdi membalas dengan berkata, “Asyiiik.” Dengn kesal, Rurin

membentak lagi sambil menutup kedua tangannya sambil berteriak, “Hei…

berhenti!” Kurdi membalas dengan berkata “Aa…pa!” dan menabuh meja

makin keras dan kembali menabuh meja lagi sambil mengajak Yadi, “Ayo,

kita ganti irama Jaipongan,” dan terus mengajar Yadi menari, lalu Yadi

menjawab, “Oke-oke!” Sambil mulai menari lagi. Kurdi berkata, “asy.. asy..”

Yadi membalas, “Asyiiik!” Mini datang, agak terkejut dan berkata kepada

Kurdi dan Yadi, “Oo.. rupanya kalian sudah bersekongkol, ya?” Kurdi

membalas Mini dengan berkata, “Lho kok ikut marah?” ”Kalian memang

suka mengganggu?” Dengan suara keras, Mini melarang Kurdi, “Jangan

tabuh meja itu!” “Kalau mau menari-nari sana di depan toko atau di pasar!”

sambil menunjuk ke luar, Kurdi berkata, “Hei, berlagak jago ya?” “Kalau

mereka boleh ribut, kenapa kami tidak boleh?” Mini menjawab sambil

menghampiri Rurin, “Sudahlah, Ri! Biarkan saja! Kalau sudah bosen, akan

diam sendiri.” Namun, Rurin dengan nada mengancam berkata, “Berhenti

atau tidak?” Yadi malah menyuruh Kurdi untuk terus menabuh meja,

dengan berkata, “Teruskan, Kur! Kitakan sedang istirahat.”

Kurdi akhirnya berhenti menabuh meja sambil berkacak pinggang

menantang Rurin dan berkata, “Mau apa?” Rurin menjawab, “Jangan pukul

begitu.” Yadi memberi semangat kepada Kurdi dengan berkata, “Ayo, pukul

saja, Kur!” Rurin menjawab, “Heh! Beraninya sama anak perempuan! Tak

tau malu.” Mini melerai, “Sudahlah tak usah ribut. Kita ini teman sekelas,

bukan?” Yadi menjawab, “Bagus Kur, ayo lawan saja!”. Mini menatap

Yadi dan Kurdi bergantian seraya berkata, “Mereka bermain di luar kelas,

tahu!” Kurdi mengajak Yadi menabuh meja lagi. Rurin tidak sabar lagi

melihat kelakuan Kurdi dan Yadi. Ia bangkit mengambil penggaris, lalu

mengancam, “Kalian mau keluar atau tidak?” Mini bangkit membantu

Rurin dengan mendorong-dorong Kurdi keluar, sebuah pukulan mengenai

punggung Kurdi, mereka saling berebutan penggaris. Yadi bersorak-sorak

120 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

sambil bertepuk tangan menambah riuh suasana kelas.

Uraian parafrasa naskah drama dapat berbentuk tidak langsung, yaitu

dengan mengubah dialog atau percakapan para tokoh menjadi kalimat

tidak langsung. Ungkapkan kembali cerita drama dengan bahasa sendiri.

E. Pola Penyajian Informasi Lisan

Beberapa pola penyajian atau penyampaian informasi secara lisan

adalah seperti berikut.

1. Pola Contoh

Parafrasa dengan pola contoh dikembangkan memerinci atau

memberikan ilustrasi untuk menjelaskan ide pokoknya.

Contoh:

Pohon pisang merupakan pohon yang banyak fungsinya. Selain

buahnya, daun dan batangnya dapat dimanfaatkan. Daun pisang dapat

digunakan untuk membungkus, sedangkan batangnya dimanfaatkan

untuk membuat perhiasan dalam pernikahan.

2. Pola Proses

Parafrasa diuraikan dalam bentuk proses, dengan memerinci cara kerja,

langkah-langkah atau tahapan pelaksanaan. Parafrasa dengan pola ini

berbentuk uraian ekspositoris.

Contoh:

Berikut ini adalah proses pembuatan lumpia.

Pertama, tumis bawang bombai dan bawang putih sampai harum.

Kedua, masukkan daun bawang dan ayam cincang, masak selama

kurang lebih tiga menit. Ketiga, masukkan jagung manis, jamur

kancing, bayam, lada, gula pasir, dan bumbu penyedap secukupnya.

Keempat, aduk sampai rata jagung dan bumbu-bumbu tersebut sampai

layu. Terakhir, masukkan larutan maizena sedikit demi sedikit sambil

diaduk-aduk kurang lebih lima menit dan sisihkan.

3. Pola Sebab Akibat

Parafrasa dengan pola ini diawali dengan mengemukakan atau

menggambarkan hal-hal yang menunjukkan sebab dan akhiri dengan

suatu akibat.

121

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh:

Mencuci dengan sabun deterjen dapat memudarkan warna tekstil

atau bahan pakaian. Memudarnya warna pakaian terlihat seperti

lusuh dan usang. Pakaian lusuh tidak layak untuk dipakai. Akibatnya,

banyak orang tidak menggunakan lagi sabun deterjen untuk mencuci

pakaian.

4. Pola Urutan/Kronologis

Parafrasa pola ini pemaparannya diuraikan berdasarkan urutan waktu

dan rangkaian kejadiannya. Parafrasa pada pola urutan/kronologis

bersifat narasi.

Contoh:

Saya mendengar suara kentongan, sepertinya itu pedagang bakmi

lewat. Saya pergi keluar dan membuka pintu pagar, lalu memanggilnya.

Ia berhenti. Pedagang itu seorang laki-laki. Dia bertanya, “Mau pesan

berapa porsi?” Saya jawab “Satu porsi saja.” Kemudian, laki-laki itu

menyiapkan bakmi sesuai pesanan saya. Setelah bakmi selesai dibuat,

saya memberikan uang lima ribu rupiah untuk membayar bakmi

kepada pedagang keliling itu, kemudian saya masuk ke rumah, dan

pedagang berlalu dari depan rumah saya.

RANGKUMAN

A. Pengertian Parafrasa

Parafrasa adalah pengungkapan kembali satu tuturan bahasa ke

bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian. Pengungkapan kembali

tersebut bermaksud menjelaskan makna yang tersembunyi.

B. Cara Membuat Parafrasa

Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam membuat parafrasa

dari sebuah bacaan. Untuk membuat parafrasa lisan, langkah-langkahnya

adalah membaca informasi secara cermat, mencatat kalimat inti,

mengembangkan kalimat inti menjadi pokok pikiran, menyampaikan

pokok pikiran dalam bentuk uraian lisan dengan kalimat sendiri.

Gunakan sinonim, ungkapan yang sepadan, mengubah kalimat langsung

122 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

menjadi kalimat tidak langsung, mengubah kalimat aktif menjadi kalimat

tidak aktif, serta menggunakan kata ganti orang ketiga untuk narasi jika

kesulitan menguraikan.

C. Memparafrasakan Puisi Menjadi Prosa

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memparafrasakan puisi

menjadi prosa, ialah :

1. Bacalah atau dengarkan pembacaan puisi dengan seksama.

2. Pahami isi kandungan puisi secara utuh.

3. Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi.

4. Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan

menggunakan kalimat sendiri.

5. Sampaikan secara lisan atau dibacakan.

D. Memparafrasakan Naskah Drama Menjadi Prosa atau Cerita

Jika dalam puisi banyak terdapat simbol, pada naskah drama kita

harus memperhatikan unsur berikut :

1. Pahami setting atau latar cerita.

2. Pahami dialog dan ambil simpulannya secara menyeluruh.

3. Pahami penjelasan tentang tokoh yang ada di dalam kurung.

E. Pola Penyajian Informasi Lisan

Penyajian atau penyampaian informasi secara lisan dapat

menggunakan pola contoh, pola proses, pola sebab akibat, dan pola

urutan/kronologis.

TUGAS MANDIRI :

Agar lebih memahami dan terlatih membuat parafrasa, kerjakanlah

tugas berikut:

1. Bacalah bacaan di awal bab ini dengan cermat!

2. Buatlah parafrasanya sesuai dengan langkah-langkah membuat

parafrasa.

3. Ungkapkan secara lisan parafrasa tersebut.

123

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

TUGAS KELOMPOK

1. Mintalah salah seorang siswa membacakan wacana yang terdapat

pada awal bab ini.

2. Dengarkan dengan saksama!

3. Buatlah parafrasa bacaan yang didengarkan tersebut, lalu sampaikan

secara lisan. Mintalah teman mengomentarinya.

Lakukan secara bergantian!

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Kalimat yang menggunakan kata bermakna konotasi ialah

a. Surat itu dimasukkan ke dalam bus surat.

b. Pelayan toko itu kebanyakan masih gadis.

c. Rombongan kesenian itu sudah datang sejak tadi malam.

d. Ia benar-benar sudah tidak waras lagi.

e. Buku itu jatuh dari meja tulis karena disentuh Anti.

2. Pengungkapan kembali suatu tuntunan atau karangan menjadi bentuk

lain yang dilakukan bukan oleh penulisnya diistilahkan dengan

a. ikhtisar

b. rangkuman

c. parafrasa

d. ringkasan

e. gubahan

3. Usai mendengarkan siaran, silakan menyampaikan respons-respons

bermakna

a. masukan

b. himbauan

e. umpan balik

d. pengkajian

e. tanggapan

124 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

4. Parafrasa puisi yaitu

a. perubahan puisi menjadi prosa

b. perubahan prosa menjadi drama

c. perubahan teks menjadi ikhtisar

d. perubahan teks menjadi cerpen

e. perubahan teks menjadi puisi

5. Sebuah cerpen mengandung amanat tertentu.

Sinonim kata amanat adalah

a. kesan

b. topik

c. pesan

d. ide tokoh

e. sudut pandang

6. Teks drama biasanya menggunakan bentuk kalimat

a. langsung

b. tak langsung

c. berita

d. perintah

e. pasif

7. Kita menghendaki pemerintah yang stabil dan berwibawa.

Kata stabil pada kalimat di atas dapat diganti dengan kata

a. kokoh

b. tangguh

c. tidak goyah

d. tetap

e. mantap

8. Di bawah ini adalah cara membuat parafrasa tulis, kecuali

a. Bacalah naskah yang akan diparafrasa sampai selesai.

b. Baca naskah asli sekali lagi dengan memberi tanda pada bagian-

bagian penting.

c. Ringkaslah naskah dengan cara memadatkan sub-bab menjadi

paragraf, paragraf menjadi kalimat, dan kalimat menjadi kata.

d. Parafrasakan naskah sesuai dengan bahasa aslinya.

e. Parafrasakan naskah dengan memadatkan ringkasan yang dibuat

dengan bahasa sendiri.

125

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

9. Penumpang pesawat terbang akan sangat diuntungkan jika kereta

tersebut berhenti di dekat bandara.

Kemungkinan parafrasa yang muncul adalah

a. Jika kereta berhenti di dekat bandara, penumpang pesawat tidak

nyaman.

b. Jika kereta api dapat berhenti di dekat bandara, penumpang

pesawat sangat diuntungkan.

c. Baik penumpang pesawat maupun kereta api sama-sama untung.

d. Penumpang pesawat terbang akan sangat tidak diuntungkan. Jika

kereta tersebut berhenti dekat bandara.

e. Dibangunnya stasiun dekat bandara akan menguntungkan

penumpang kereta api.

10. Sebagai bangsa yang berjiwa besar, kita menghindarkan segala kolusi.

Makna kata kolusi adalah

a. pandangan gelap

b. kongsi dagang ilegal

c. kerja sama yang saling menguntungkan

d. kerja sama yang tersembunyi untuk maksud yang tidak terpuji

e. menyelewengkan anggaran pembangunan

11. Pola perjanjian parafrasa yang penerapannya diuraikan berdasarkan

urutan waktu dan kejadiannya disebut

a. perbandingan

b. proses

c. kronologis

d. sebab akibat

e akibat sebab

12. Rumah itu dijual di bawah tangan.

Makna ungkapan di bawah tangan adalah

a. dijual di muka umum

b. dijual dengan angsuran

c. dijual dengan harga murah

d. dijual tanpa perantara

e. dijual dengan perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak

13. Pola perjanjian yang mendahulukan fakta-fakta sebagai suatu sebab

kemudian diikuti akibat-akibat dikenal dengan pola

a. akibat sebab

126 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. sebab akibat

c. contoh

d. proses

e. kronologis

14. Mulanya hewan ini lahir berwarna merah. Beberapa hari kemudian

tubuh kecil sebesar sepertiga jari kelingking itu mulai merona warna

kulit aman. Bulu-bulu halus menghiasi tubuhnya. Setelah seminggu

makin jelas bulu hitam di tubuhnya. Pada usia dua minggu sempurnalah

tubuhnya dengan sepasang matanya yang hitam mulai terbuka. Hewan

ini disebut hamster.

Wacana di atas dihadirkan dengan pola

a. proses

b. sebab akibat

c. contoh

d. kronologis

e. akibat sebab

15. Pola penyajian parafrasa yang menekankan urian pada langkah-

langkah kerja disebut

a. contoh

b. sebab akibat

d. proses

d. kronologis

e. analogi

16. Parafrasa dengan pola mengembangkan rincian atau ilustrasi untuk

menjelaskan ide pokoknya disebut pola

a. contoh

b. proses

c. sebab akibat

d. urutan

e. perbandingan

17. Kepandaian merupakan talenta yang sebaiknya didukung oleh fasilitas

yang memadai.

Makna kata talenta dan fasilitas adalah

a. bakat sarana

b. kebiasaan, jaminan

c. sifat perlengkapan

127

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

d. kekayaan, penunjang

e. pembawaan, kepandaian

18. Penggunaan idiom dalam kalimat di bawah ini benar, kecuali

a. Ia jatuh hati pada dara jelita anak Pak Lurah.

b. Tabiatnya yang kurang baik sudah mendarah daging.

c. Kami berusaha menyelesaikan persoalan itu dengan kepala

dingin.

d. Ia lepas tangan dalam persoalan itu.

e. Kabar burung itu belum tentu kebenarannya.

19. Parafrasa yang disampaikan secara lisan dapat menggunakan pola

penyajian di bawah ini, kecuali

a. sebab akibat d. proses

b. kronologis e. perbandingan

c. contoh

20. Di bawah ini adalah cara meringkas naskah bila membuat parafrasa

tulis, kecuali

a. padatkan subbab menjadi paragraf

b. hilangkan bagian-bagian yang tidak penting

c. padatkan paragraf menjadi kalimat

d. padatkan kalimat menjadi kata-kata

e. satukan bagian penting dan yang tidak penting

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Jelaskan pengertian parafrasa!

2. Jelaskan cara membuat parafrasa!

3. Jelaskan cara membuat parafrasa lisan!

4. Hal apa saja yang dapat diparafrasa!

5. Carilah sebuah puisi, kemudian buatlah parafrasa puisi tersebut!

6. Temukan dialog berupa drama, kemudian buatlah parafrasa dari dialog

drama tersebut!

7. Carilah sebuah wacana, kemudian parafrasa wacana tersebut!

8. Jelaskan cara meringkas naskah bila membuat parafrasa tulis!

9. Jelaskan pendapatmu mengapa bila membuat parafrasa tulis, naskah

yang akan diparafrasa harus dibaca sampai selesai!

10. Hal apa sajakah yang dapat digunakan untuk membantu memudahkan

parafrasa sebuah wacana?

128 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB 7

MENERAPKAN POLA GILIR DALAM

BERKOMUNIKASI

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi

Kompetensi

Dasar

– Berkomunikasi dengan menggunakan kata, bentuk

Indikator

kata, dan ungkapan dengan santun

– Memanfaatkan pola gilir dalam berkomunikasi secara

efektif

Ada banyak hal yang perlu dipahami oleh seseorang dalam berkomunikasi.

Selain cakap memilih kata dan menyusun kalimat yang baik, dalam

berkomunikasi, seseorang juga harus mempertimbangkan penggunaan

bahasa secara santun. Di samping itu, ia juga harus memahami pola gilir

dan dapat menerapkannya jika ingin komunikasi berjalan lancar. Pada bab

ini, kita akan mempelajari berkomunikasi yang baik dengan bahasa yang

santun serta memahami pola gilir dalam berkomunikasi dan penerapannya.

Akhir pelajaran diharapkan kita sudah dapat memahami pola gilir dalam

berkomunikasi dan dapat menerapkannya saat berkomunikasi.

129

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Gebyar Busana Daerah

Sesuai Pakem

Padu padan lintas kepulauan. Tema besar inilah yang diusung Him¬¬pu¬

nan Ratna Busana (HRB) ketika mengadakan pergelaran busana di Jakarta.

Tema tersebut menyimpan makna tersendiri. Para perancang seperti Car-

manita, Chossy Latu, Denny Wirawan, Ghea Panggabean, Oscar Lawalata,

Reshna Sapto, Samuel Wattimewa, Susi Lucon diminta menghadirkan krea-

si pada sejumlah busana tradisional seperti busana Aceh, baju kurung, baju

bodo, kebaya panjang, dan kebaya tradisional Jawa.

Namun, ada pakem yang tak boleh dilanggar. Pakem-pakem itu di

antaranya adalah para perancang harus mempertahankan siluet yang sama

dengan aslinya. Selain itu, perancang pun tidak boleh mengadopsi detail

rancangan yang berasal dari luar Indonesia.

“Seperti detail lengan, tidak boleh meniru model kimono dari Jepang,”

ujar Ratna Maida Ning, penasehat HRB.

Perubahan sedikit boleh dilakukan oleh para perancang, tukas Ratna,

tetapi tidak boleh menggantikan siluet baju itu sendiri. Misalnya, perubahan

bentuk lengan yang tidak meninggalkan kaidah berbusana sesuai asalnya

tetap diperbolehkan.

Hasilnya? “Ini benar-benar hasil desain saya yang keluar dari desain

populer yang sedang digemari saat ini,” papar Chossy Latu.

Namun, Chossy mengatakan bahwa busana yang ditampilkan dengan

jalan memadu padankan kekayaan busana Indonesia ini bisa menjadi

alternatif bagi siapa pun yang ingin tampil dengan busana daerah.

Untuk memenuhi paket tersebut, Chossy melakukan alternatif modi¬

fikasi busana pada warna. Pada salah satu rancangannya, Chossy padu

padan baju bodo dengan selendang padang.

Ketika menyelaraskan, Chossy tidak hanya mempertimbangkan warna.

Siluet baju bodo yang aslinya sangat longgar, ia buat lebih ramping. Hal ini,

ungkap dia, agar busana yang terpadu padan bisa selaras dan enak dilihat

dan juga dikenakan oleh pemakainya.

Berbagai modifikasi bentuk lengan serta tambahan detail payet juga

dilakukan oleh para perancang. Selain modifikasi baju bodo yang tampil

ramping, ada pula yang membuat dengan model jahitan bawah yang lebih

bervolume.

130 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Berbagai kain asli Indonesia turut tampil seperti kain tenun Bali,

tenun Sulawesi Selatan, kain tenun Lampung, batik Palembang, dan tenun

ikat Ende Flores hadir dalam padu padan ini. Tak ketinggalan kain batik

rancangan dari Keraton Solo tampil dalam pergelaran ini di antaranya motif

parang karya KPH Sawonggaling, koleksi batik antik HRB.

Padu padan tersebut juga diperindah balutan selendang dari beberapa

pulau yang ada di Indonesia, seperti selendang berbahan kain songket tiga

negeri dari Palembang, selendang jepri yang biasa digunakan masyarakat

Jambi, Palembang, dan Padang, serta selendang lokcan yang juga berasal

dari Pulau Sumatra.

Uniknya, konsep padu padan ini juga berlaku pada paduan busana dua

potong plus selendang yang berasal dari tiga pulau yang berbeda. Meski

belum pernah dipopulerkan sebelumnya dan masih terasa asing, HRB

berharap pergelaran ini bisa memperkenalkan budaya dan melestarikan

tanpa harus jauh meninggalkan pakem.

(Sumber : Republika, 10 Juni 2007)

A. Menggunakan Kata, Bentukan kata, serta Kalimat

yang Santun dalam Berkomunikasi

Dalam berkomunikasi yang baik seseorang dituntut untuk

mempertimbangkan situasi berbicara. Pertimbangan ini memunculkan

bentuk ragam berbahasa. Situasi resmi tentu berbeda dengan situasi tidak

resmi. Pembicaraan pada situasi resmi cenderung menggunakan kata,

bentukan kata, serta ungkapan yang baku. Berbeda dengan ragam tidak

resmi yang digunakan saat santai, saat bergaul, dan dalam suasana akrab

(konsultatif) tidaklah harus menggunakan bentukan kata dan susunan

kalimat yang baku.

Perhatikan contoh berikut!

1. Terima kasih saya ucapkan atas kehadiran Bapak dan Ibu sekalian di

tempat ini dalam rangka memenuhi undangan kami

2. Makasih, ya, atas kedatangan kamu semua pada perayaan hari ulang

tahunku!

3. Thanks berat, ye! Akhirnya, lu pada dateng juga ke sini tuk menuhin

undangan gue.

131

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Kalimat nomor satu sangat berbeda dengan nomor dua dan tiga, baik

pada tataran pilihan kata, bentukan kata maupun susunan gramatikal

kalimatnya. Kalimat nomor satu digunakan dalam situasi resmi, sedang¬

kan kali¬mat kedua dan ketiga dalam bentuk situasi umum atau akrab.

Pada situasi santai atau akrab, seseorang lebih bebas memilih kata dan

bentukannya daripada saat situasi resmi atau formal. Berkomunikasi dalam

kondisi dan situasi apa pun, yang terpenting adalah bisa menciptakan

komunikasi yang efektif dan lancar.

Untuk mencapai komunikasi yang efektif proses penyampaian dan etika

berbahasa yang santun tetap harus diperhatikan. Kata-kata kasar sebaiknya

dihindari. Selain kurang pantas, kata-kata kasar juga menyinggung pera¬

saan orang lain.

Di samping itu, dalam situasi komunikasi yang terdiri atas dua atau

lebih orang, sikap saling menghargai dan menerapkan pola gilir dengan

memberikan kesempatan berbicara akan menciptakan kelancaran serta

suasana yang lebih nyaman.

B. Memahami Pola Gilir dalam Berkomunikasi

Pemahaman terhadap pola gilir sangat penting dalam keberhasilan

berkomunikasi. Komunikasi harus berjalan dua arah (ada yang men¬

dengarkan dan ada yang berbicara). Dengan adanya pola gilir diharapkan

komunikasi akan seimbang dan berjalan lancar karena adanya proses

pergantian bicara sesuai topik pembicaraan atau sesuai keperluan.

Beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam

berkomunikasi antara lain seperti berikut

1. Menghargai mitra bicara.

Dalam kegiatan berkomunikasi, kita tidak boleh meremehkan lawan

bicara, bagaimanapun keadaan lawan bicara tetap kita hormati dan

hargai.

2. Peka terhadap kesempatan

Dalam kegiatan berkomunikasi secara lisan, sering terjadi dominasi

satu pihak saat bicara terhadap pihak lain. Kita harus sadar dan

mengetahui kapan saatnya kita bicara dan kapan saatnya kita diam

untuk mendengarkan sehingga proses komunikasi berlangsung lancar

dan nyaman.

132 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

3. Sadar akan relevansi pembicaraan.

Komunikasi berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan jika

pembicaraan sesuai dengan permasalahan sehingga tercipta komunikasi

yang efektif dan lancar.

4. Memilih kata yang tepat

Memilih dan menggunakan kata bentukan kata dan ungkapan yang

santun sesuai dengan situasi komunikasi, demi kelangsungan dan

kenyamanan komunikasi. Berkomunikasi dalam kondisi dan situasi

apa pun tetap memperhatikan etika berbahasa yang santun hindari

kata-kata kasar, kurang pantas yang dapat menyinggung perasaan

pihak yang diajak bicara.

C. Penerapan Pola Gilir dalam Berbagai Situasi

Menerapkan pola gilir komunikasi dapat terjadi pada situasi-situasi

berikut.

(1) Suasana kehidupan sehari-hari, seperti di rumah tangga, di sekolah, di

pasar, di kantor , di arisan, dan sanggar.

(2) Diskusi kelompok, seperti di sekolah dan di kampus, kegiatan pramuka,

dan di dunia kerja.

(3) Film atau sinetron

(4) Naskah drama dan pementasan drama

Berikut beberapa contoh penerapan pola gilir dalam berkomunikasi.

1. Penerapan Pola Gilir dalam Diskusi

Diskusi adalah bentuk kegiatan berbicara dalam rangka membahas

sesuatu masalah secara teratur dan terarah. Diskusi bertujuan mencari jalan

keluar, pemecahan masalah, membuat keputusan, atau simpulan. Untuk

dapat memahami pola gilir berkomunikasi dalam satu diskusi, kita harus

memahami lebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan diskusi. Hal-hal

yang berkaitan dengan kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut.

a. Unsur-Unsur Diskusi

Unsur-unsur yang terlibat dalam diskusi, adalah sebgai berikut.

(1) Pemimpin/Moderator, bertugas merencanakan dan memper¬

133

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

siapkan dengan teliti topik diskusi, membuka diskusi, mengatur

jalannya diskusi, serta menutup diskusi.

(2) Sekretaris, bertugas mencatat jalannya diskusi, masalah-masalah

yang dilakukan peserta, saran maupun jawaban penyaji dari awal

sampai akhir.

(3) Penyaji/pemakalah/pemrasaran, bertugas menyampaikan pem¬ba¬

hasan dengan sistematis, mudah dipahami, tidak menying¬gung

peserta, terbuka, dan bersikap objektif dalam meninjau suatu

persoalan.

(4) Peserta diskusi, bertugas menanggapi, memberi masukan, dan

lain-lain.

b. Jenis-jenis diskusi

Berdasarkan ruang lingkupnya, diskusi dibedakan seperti berikut.

(1) Diskusi kelompok, adalah jenis diskusi yang biasa dilakukan di

dalam kelas untuk membahas suatu masalah.

(2) Diskusi panel, adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang

(yang disebut panel) yang membahas suatu topik yang menjadi

perhatian umum di hadapan khalayak/pendengar,penonton.

Khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan

pendapat.

(3) Seminar, adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah di

bawah pimpinan ahli (misalnya guru besar atau pakar)

(4) Simposium, adalah pertemuan dengan beberapa pembicara yang

mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang

beberapa aspek dari topik yang sama.

(5) Kongres, adalah pertemuan wakil organisasi untuk mendiskusikan

dan mengambil keputuan mengenai pelbagai masalah.

(6) Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau

bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

(7) Lokakarya adalah pertemuan antara para ahli atau pakar untuk

membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan

pelaksanaan di bidang keahliannya.

(8) Sarasehan adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk mende¬

ngarkan pendapat para ahli mengenai suatu masalah dalam bidang

tertentu.

134 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

f. Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding dan bertukar pendapat atau

pertemuan untuk berunding mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

g. Lokakarya adalah pertemuan antara para ahli atau pakar untuk menghasilkan atau

memutuskan suatu modul, pendapat atau karya bersama.

h. Sarasehan adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat para

ahli mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu.

c. Teknik dan Tahapan dalam diskusi

3). Teknik dan Tahapan dalam diskusi

Teknik diskusi berkaitan dengan bentuk dan jenis diskusi. Untuk

Teknik diskusi berkaitan dengan bentuk dan jenis diskusi. Untuk tatanan sekolah

bentuk diskusi cukup bentuk diskusi sederhana. Susunan tempat duduk dalam diskusi

tatanan sekolah, bersifat umum dan cukup bersifat umum dan sederhana.

Susunan tempat duduk dalam diskusi dapat dilihat pada skema berikut.

dapat dilihat pada skema tersebut:

X X

X X

X

S S S S

S S S S S S

MEJA

MEJA

S S S S S S

MEJA

S S

S S S S S S

S S S S S S S S

S S S

Keterangan gambar

Keterangan gambar

X Pimpinan Diskusi

→ Pimpinan Diskusi

S Peserta Diskusi

X

Pendengar

→ Peserta Diskusi

S

– 85 –

Ada dua tahap dalam pelaksanaan diskusi, yaitu tahap persiapan dan

tahap pelaksanaan atau penampilan.

1) Tahapan Persiapan

a. Tahap persiapan dilaksanakan dengan tujuan memperoleh

kesepakatan mengenai hal yang akan dibicarakan.

b. Membagikan tugas kepada para calon pembicara atau penyaji jika

pembicara lebih dari satu.

2) Tahap Pelaksanaan

Ada empat tahap yang harus dilalui dalam pelaksanaan diskusi.

a) Pembukaan

Pimpinan diskusi mengemukakan pokok masalah yang akan

disampaikan dan memperkenalkan calon pembicara.

Contoh ucapan moderator:

1. Dalam diskusi kali ini, kita akan membicarakan ….

2. Marilah kita buka diskusi ini dengan membaca/berdoa ….

3. Saya perkenalkan pembicara dalam diskusi ini ialah Saudara

… notulis Saudara ….

b) Pelaksanaan diskusi

Pemimpin diskusi mempersilakan para pembicara menyam¬paikan

pandangannya. Selanjutnya sanggahan atau dukungan dari

pembicara disampaikan sesuai dengan aturan yang telah disepakati.

135

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh ucapan moderator:

1. Saya persilahkan Sdr … menyajikan makalahnya.

Contoh Ucapan penyaji :

1. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan moderator

kepada saya untuk ….

c) Acara tanya jawab

Pemimpin diskusi mempersilakan para pendengar/peserta menga¬

jukan pertanyaan kepada pembicara dipandu oleh pemimpin

diskusi, pembicara/penyaji.

Contoh ucapan moderator:

1. Saya beri kesempatan 3 orang peserta mengajukan pertanyaan,

pendapat atau tanggapannya.

2. Penanya pertama silakan ….

3. Penyaji silahkan memberikan jawaban atau tanggapan balik

(peserta yang mengacungkan jari lebih dahulu yang diberikan

kesempatan pertama dan bergilir selanjutnya)

Contoh ucapan peserta :

1. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan moderator.

Pertanyaan saya yaitu ….

2. Tadi saudara pembicara menjelaskan … menurut pendapat

saya ….

3. Saya mohon kepada pembicara pertama untuk menjelaskan

….

4. … demikian usulan dari saya.

Contoh ucapan penyaji:

1. Terima kasih atas pertanyaan Saudara … dan jawaban saya

sebagai berikut …..

2. Terima kasih atas tanggapan Saudara ….. tentang ….

d) Penutup

Pembacaan simpulan pembahasan diskusi yang telah berlangsung

oleh pemimpin diskusi.

2. Penerapan Pola Gilir dalam Pementasan Drama

Naskah drama dipersiapkan sebelum drama diperankan atau

dipentaskan. Naskah drama adalah cerita yang ditulis dalam bentuk dialog

disertai gerak-gerik dan tingkah laku para tokoh dalam drama.

Dalam sebuah drama, kedudukan pelaku sangat penting. Untuk

mementaskan sebuah drama, seorang pemain harus memahami isi

136 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

drama termasuk proses dialog. Dalam dialog, telah diatur penggiliran

pembicaraan diantara para tokoh. Setiap tokoh telah diatur kapan saat

menjawab, menanggapi, merespons tokoh lainnya. Meskipun unsur spontan

(improvisasi) ada dalam dialog drama, namun tokoh yang berimprovisasi

tetap harus memerhatikan dengan cermat saat melakukan improvisasi

dialog agar tidak bertabrakan dengan perkataan tokoh lain.

Beberapa hal yang harus diperhatikan jika memerankan tokoh dalam

drama adalah seperti berikut.

a. Teknik Berdialog

Agar penonton menangkap jalan cerita drama, para pelaku harus

menyampaikan dialog dengan jelas, ucapan harus wajar, tidak

dibuat-buat.

b. Mimik

Mimik merupakan perubahan raut muka, misalnya tersenyum karena

senang, mengerutkan dahi ketika sedang berpikir, atau menegang saat

marah.

c. Intonasi

Intonasi ialah lagu atau irama dalam mengucapkan kalimat. Ada

tekanan keras atau lembut dalam ucapan, tempo, dan tekanan nada

menaik atau menurun.

Contoh naskah drama:

TANGIS

Pentas : Menggambarkan sebuah taman atau halaman.

01. Fani dan Gina sedang menangis, dengan suara yang enak didengar,

dengan komposisi yang sedap dipandang.

02. Hana : (muncul dan tertegun, mendekati kedua temannya)

”Ada apa ini? Fani, Gina, mengapa menangis?

Mengapa? Katankanlah, siapa tahu aku dapat membantu.

Ayolah Fani, apa yang terjadi? Ayolah Gina, hentikan sebentar

tangismu!

03. Fani dan Gina tidak menggubris Hana. Mereka terus menangis secara

memilukan.

04. Hana : ”Ya, Tuhan! Duka macam apakah yang Kaubebankan

137

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

kepada kedua temanku ini? Dan apa yang harus kulakukan

bila aku tidak tahu sama sekali persoalannya semacam ini?

Fani, Gina, sudahlah! Kita memang wanita sejati, tanpa ada

seorang pun yang berani meragukan, dan oleh karena itu

pula, kita juga berhak istimewa untuk menangis. Namun

apa pun persoalannya, tidaklah wajar membiarkan seorang

sahabat kebingungan semacam ini, sementara kalian berdua

menikmati indahnya tangisan dengan enaknya. Ayolah,

hentikan tangisan kalian. Kalau tidak, ini akan kuanggap

sebagai penghinaan yang tidak termaafkan, dan sekaligus

akan mengancam kelangsungan persahabatan kita!”

05. Fani dan Gina tertegun sejenak mendengar kata-kata Hana. Mereka

menghentikan tangis, saling bertatapan, lalu Gina memberikan selembar

kertas kepada Hana. Keduanya meneruskan tangisan mereka.

06. Hana membaca tulisan pada kertas itu. Ia termangu beberapa saat,

geleng-geleng kepala, kemudian ikut menangis pula.

07. Inu : (muncul tergopoh-gopoh)” Ada apa? Ada apa ini, mereka

menganggu lagi? Gila! Mereka memang terlalu! Sudahlah,

aku yang akan menghadapinya! (mencari batu untuk senjata)

Tenanglah kalian. Kita mengakui bahwa kita memang

makhluk lemah (mulai menangis), miskin, bodoh, dan tak

punya daya. Tetapi, itu tidak berarti bahwa kita dapat mereka

hina secara semena-mena. (sambil menangis) berapa kali mereka

melakukannya? Huh, cacing pun mengeliat jika diinjak, apa

lagi kita, manusia! Mungkin kini mereka akan gentar pada

tekad perlawanan kita. Tetapi jangan puas, mereka harus diberi

pelajaran agar tahu benar-benar bahwa kita bukanlah barang

mainan. (Menangis) Baiklah, akan kucari mereka dengan batu-

batu di tanganku! (beranjak pergi).

08. Hana : (menahan Inu seraya memberikan selembar kertas)

09. Inu : (menerima kertas itu, membacanya, bengong sesaat, kemudian

geleng-geleng kepala dan tertawa sendiri. Diamatinya teman-

temannya satu per satu sambil tersenyum-senyum).

10. Jati : (muncul, heran melihat situasi itu, kemudian marah kepada Inu)

”Inu! Kauapakan mereka?

11. Inu : ”Tenang, Jati. Tidak ada apa-apa!”

12. Jati : ”Enak saja! Senang, ya, dapat membuat orang lain menangis?

138 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

13. Inu : ”Hai, bukan aku penyebabnya, Jati!” (tertawa)

14. Jati : ”Kamu mampu tertawa sementara ketiga sahabatmu menangis

duka. Di mana perasaanmu, Inu?”

15. Inu : ”Jati, apakah setiap tangis itu duka?”

16. Jati : ”Tetapi, mereka jelas nampak menderita!”

17. Inu : (tertawa) ”Tampak menderita tidak sama dengan nyata

menderita!”

18. Jati : ”Gila! Tidak kusangka! Aku kini tahu mutu pribadimu yang

sesungguhnya, Inu!”

19. Inu : ”Ampun, Jati! Sabar, Jati ! Nih, coba baca.” (memberikan selembar

kertas).

: (dengan segan menerima, kemudian tertegun ketika membacanya)

20 Jati

”Maaf, kami sedang latihan akting menangis, jangan nganggu,

ya!? Trim’s!”

Gila! Sudah! Selesai! Hentikan latihan gila-gilaan ini!”

21. Semua tertawa terbahak-bahak, sementara Jati salah tingkah.

(dikutip dari Buku Kumpulan drama Remaja, berjudul tangis oleh A.Rumadi)

Pola gilir juga dapat dilakukan dalam membawakan acara. Untuk acara

hiburan yang cukup banyak dan panjang, biasanya dipandu oleh dua orang

MC atau pembawa acara. Kedua pembawa acara tersebut saling bergantian

berbicara mengantarkan setiap acara yang akan dipertunjukkan dan

mengomentarinya. Dalam memberikan pengantar atau komentar, dapat

diterapkan pola gilir agar tak terjadi saling ingin bicara dan mendominasi.

139

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

RANGKUMAN

A. Menggunakan Kata, Bentukan kata, serta Kalimat yang Santun

dalam Berkomunikasi

Dalam berkomunikasi yang baik seseorang dituntut untuk

mempertimbangkan situasi berbicara. Pertimbangan ini memunculkan

bentuk ragam berbahasa. Situasi resmi tentu berbeda dengan situasi

tidak resmi. Pembicaraan pada situasi resmi cenderung menggunakan

kata, bentukan kata, serta ungkapan yang baku. Berbeda dengan ragam

tidak resmi yang digunakan saat santai, saat bergaul, dan dalam suasana

akrab (konsultatif) tidaklah harus menggunakan bentukan kata dan

susunan kalimat yang baku. Untuk mencapai komunikasi yang efektif

proses penyampaian dan etika berbahasa yang santun tetap harus

diperhatikan.

B. Memahami Pola Gilir dalam Berkomunikasi

Beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir

dalam berkomunikasi ialah menghargai mitra bicara, peka terhadap

kesempatan, sadar akan relevansi pembicaraan, serta memilih dan

menggunakan kata bentukan kata dan ungkapan yang santun sesuai

dengan situasi komunikasi, demi kelangsungan dan kenyamanan

komunikasi.

C. Penerapan Pola Gilir dalam Berbagai Situasi

Menerapkan pola gilir komunikasi dapat terjadi pada:

1. Suasana kehidupan sehari-hari.

2. Diskusi kelompok.

3. Film atau Sinetron.

4. Naskah drama dan pementasan drama.

140 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

TUGAS KELOMPOK

1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4–5 orang. Kemudian,

tetapkanlah masing-masing anggota menjadi pemeran tokoh drama

berjudul “Tangis” di atas. Lakonkanlah naskah drama tersebut

dengan penghayatan dan penerapan pola gilir yang tepat!

2. Buatlah daftar acara dengan pengantar dan komentar di setiap acara,

kemudian 2 orang anggota kelompok menjadi pembawa acara yang

membacakan acara dengan menerapkan pola gilir yang tepat.

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam

berkomunikasi tertera di bawah ini, kecuali

a. menghargai mitra bicara

b. peka terhadap kesempatan

c. sadar akan relevansi pembicaraan

d. bahasa harus jelas dan terperinci

e. menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan santun sesuai

komunikasi

2. Pola gilir dalam berkomunikasi adalah

a. percakapan yang terjadi harus berjalan dua arah

b. percakapan tentang suatu topik secara mendalam

c. pembicaraan yang terjadi antara dua sahabat karib

d. percakapan antara tiga orang saja

e. pembicaraan yang mengarah pada diskusi kelompok

3. Menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi dapat terjadi pada

peristiwa berikut, kecuali

a. suasana kehidupan sehari-hari

b. film dan sinetron

141

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

c. pementasan

d. di dunia kerja

e. monolog

4. Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh

seorang penyaji dalam diskusi, kecuali

a. menguasai masalah yang disajikan

b. berbicara dengan jelas dan objektif

c. menyajikan makalah bila diminta pendengar

d. berbicara tetap pada temanya

e. membatasi waktu bicara

5. Perbuatan yang harus dihindari oleh pemandu diskusi pada waktu

berlangsungnya diskusi adalah

a. mengatur proses diskusi

b. mematuhi dan menjalankan peraturan diskusi

c. membela penyaji yang pendapatnya disanggah

d. menyusun kesimpulan diskusi dan mengumumkan hasilnya

e. menguasai pokok-pokok masalah yang didiskusikan

6. Kalimat yang sopan untuk menyanggah pendapat dalam diskusi

adalah

a. saya tidak setuju dengan ide yang dikemukakan

b. rasanya janggal bila penyaji berpendapat seperti apa yang

disampaikan tadi

c. saya sama sekali tidak mengerti apa yang disampaikan penyaji

d. dari tadi saya ingin menanggapi karena saya belum paham

e. saya menemukan beberapa hal yang kiranya dapat

dipertimbangkan

7. Di bawah ini merupakan jenis-jenis diskusi, kecuali

a. simposium

b. seminar

c. rapat

d. lokakarya

e. diskusi panel

8. Orang yang bertugas menanggapi, menambah, dan memperbaiki ide,

gagasan, serta pendapat penyaji disebut

a penyaji

142 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. peserta diskusi

c. moderator

d. ketua diskusi

e. wakil ketua

9. Yang bukan merupakan manfaat diskusi

a. menguji sikap toleransi

b. melaksanakan sikap demokrasi

c. mengembangkan latihan berpikir

d. mengembangkan kebebasan pribadi

e. menghargai pendapat orang lain

10. Pertemuan wakil suatu organisasi untuk membahas masalah tertentu

disebut

a. konferensi

b. lokakarya

d. kongres

d. simposium

e. sarasehan

11. Yang berhak menyimpulkan hasil diskusi adalah

a. notulis

b. moderator

c. penyaji

d. peserta

e. penyelenggara

12. Yang tidak memerlukan penggunaan bahasa resmi adalah pada suasana

di bawah ini

a. diskusi

b. sidang

c. pidato kenegaraan

d. forum ilmiah

e. ruang praktik dokter

13. Perbedaan pokok antara diskusi panel dan simposium terletak

pada

a. peserta yang hadir

b. makalah yang dibahas

c. waktu yang disediakan

d. ada tidaknya pendengar

e. keresmian pidato

143

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

14. Berikut ini adalah tugas seorang pemrasaran dalam diskusi,

kecuali

a. menaati waktu yang diberikan

b. membuat makalah

c. mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi

d. mempresentasikan makalah

e. menjawab pertanyaan dengan singkat dan tepat

15. Dalam berdiskusi kita harus terlibat aktif artinya

a. cepat tanggap

b. agresif

c. tangkas

d. sering bertanya

e. berani mengemukakan pendapat

16. Kalimat yang hanya dapat dipergunakan dalam ragam tak resmi

adalah

a. Jangan-jangan mereka tidak sampai ke puncak gunung itu.

b. Kenapa Yayuk Basuki tidak diikutsertakan pada kejuaraan ini?

c. Mari kita menghadapi masa depan kita dengan optimis.

d. Saya kurang setuju dengan usul Saudara.

e. Semoga usul saya ini mendapat dukungan dari peserta lain.

17. Kalimat di bawah ini yang paling santun untuk menyanggah pendapat

seseorang ketika berdiskusi adalah

a. Saya menolak pendapat Saudara.

b. Saudara Andi, saya tidak setuju dengan pendapat Saudara karena

kurang didukung fakta dan data yang logis.

c. Saudara seharusnya memikirkan terlebih dahulu apa yang akan

Saudara katakan.

d. Saya rasa pendapat Saudara mustahil untuk dilaksanakan.

e. Saudara sungguh tidak logis.

18. Bukan hal yang menentukan keefektifan sebuah proses komunikasi

adalah

a. saling menghargai

b. cara penyampaian

c. penerapan pola gilir

d. panjang waktu pembicaraan

e. bahasa santun penutur

144 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

19. Di bawah ini termasuk beberapa cara menyetujui usul diskusi,

kecuali

a. menjelaskan secara terperinci usul tersebut

b. mengembangkan pendapat lain yang mendukung

c. menjawab pertanyaan penyanggah

d. memberikan fakta-fakta secara umum

e. menyangkal secara halus terhadap usul itu

20. Maaf yang kita diskusikan sekarang adalah masalah program kerja. Jadi

pendapat Saudara tidak relevan dengan masalah yang kita bicarakan.

Penggalan diskusi tadi berisi

a. tawar-menawar

b. penolakan

c. setuju

d. pendapat yang tidak relevan

e. isi diskusi

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Jelaskan pendapatmu mengapa pemahaman konsep pola gilir sangat

penting dalam keberhasilan komunikasi!

2. Jelaskan apa yang dimaksud pola gilir dalam berkomunikasi!

3. Jelaskan beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola

gilir dalam komunikasi!

4. Jelaskan dalam situasi apa saja kita perlu menerapkan pola gilir!

5. Jelaskan manfaat diskusi!

6. Sebutkan jenis-jenis diskusi yang kamu ketahui!

7. Jelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam diskusi!

8. Jelaskan empat tahap yang harus dilalui dalam diskusi!

9. Carilah penggalan drama. Kemudian, perankan drama tersebut dengan

menerapkan pola gilir!

10. Buatlah contoh susunan tempat duduk dalam diskusi dalam bentuk

skema!

145

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

TES SEMESTER GANJIL

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Wacana yang berisi uraian kalimat-kalimat informasi disebut

a. narasi d. argumentasi

b. informasi verbal e. visualisasi

c. informasi nonverbal

2. Informasi nonverbal diperlukan bila data informasi membutuhkan

a. penjelasan d. visualisasi

b. perincian e. persentase

c. alasan-alasan

3. Gambaran klasifikasi data yang disusun berdasarkan baris dan kolom

disebut

a. grafik d. denah

b. tabel e. matrik

c. diagram

4. Gambaran informasi yang berbentuk garis-garis menaik dan menurun

disebut

a. grafik lingkaran d. denah

b. tabel e. peta

c. grafik garis

5. Di bawah ini yang bukan termasuk kegiatan menyimak adalah

a. mencatat hal-hal pokok dari narasumber

b. mencatat kata-kata kunci yang dianggap penting

c. mendengarkan dengan saksama

d. memparafrasakan informasi sumber

e. memahami makna informasi yang disampaikan

6. Keberhasilan menyimak dapat diukur dari hal berikut, kecuali

a. memahami informasi yang didengarkan

b. dapat mengutarakan kembali informasi yang didengar dengan

makna yang sesuai

c. dapat mengaktualisasikan informasi baik lisan maupun tulisan

146 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

d. membuat kesimpulan dengan menguraikan inti pokok informasi

yang disampaikan

e. mengemukakan tanggapan sesuai dengan intruksi yang

disampaikan.

7. Di bawah ini yang bukan perintah berisi nasihat ialah

a. Berhati-hatilah selama dalam perjalanan!

b. Mimpi indahlah dalam tidurmu!

c. Simpanlah baik-baik surat wasiat ini!

d. Jagalah bicaramu di mana saja kauberada.

e. Hendaknya selalu waspada dalam segala suasana.

8. Sebagai langkah pertama adalah membaca cerita ringan (1). Setelah

itu, pahami isi cerita tersebut (2). Apakah cerita berbentuk narasi atau

bukan (3). Kemudian catatlah ide-ide pokoknya (4). Itulah yang harus

kamu lakukan (5).

Kalimat yang berbentuk perintah ialah

a. kalimat 1 dan 3 c. kalimat 3 dan 4

b. kalimat 2 dan 4 d. kalimat 4 dan 5

e. kalimat 5 dan 2

9. Kalimat perintah yang menuntut respons tindakan langsung ialah

a. Tutuplah pintu itu!

b. Tataplah masa depanmu!

c. Titiplah barang-barangmu kalau kaupergi!

d. Keluarkan semua pikiran kotormu agar kau tenamg!

e. Ikuti aturan sekolah kalau kau mau berhasil!

10. Berikut ini adalah ciri-ciri kalimat perintah, kecuali

a. intonasi menaik di awal

b. intonasi menurun di akhir

c. menekankan kata yang dipentingkan

d. menggunakan partikel -lah

e. berpola kalimat inversi (P-S)

11. Kalimat perintah yang berpola inversi ialah

a. Jangan pulang dulu sebelum bel!

b. Bapak dan Ibu silakan berdiri!

c. Hadirin dimohon duduk kembali.

147

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

d. Tolong sampaikan surat ini kepadanya.

e. Buanglah sampah ini di tempatnya!

12. Yang berhak mengisi lembar disposisi ialah

a. pimpinan d. kepala biro umum

b. manajer e. tata usaha

c. kepala bagian

13. Buku petunjuk cara melakukan sesuatu berkaitan dengan penggunaan

benda atau alat disebut

a. buku petunjuk d. buku keterangan

b. buku pedoman e. primbon

c. buku manual kerja

14. Dalam dunia kerja, bentuk perintah umumnya disampaikan secara

tertulis dalam bentuk

a. pedoman d. surat

b. undang-undang e. manual kerja

c. peraturan

15. Penyusunan pengumuman hendaknya jelas, singkat, dan padat

merupakan

a. fungsi pengumuman d. syarat pengumuman

b. isi pengumuman e. bagian surat pengumuman

c. tujuan pengumuman

16. Bagian-bagian surat perintah adalah

a. bagian kepala, bagian isi, bagian kaki

b. nama, alamat, nomor urut surat perintah

c. judul, badan surat, kaki surat

d. dasar, pertimbangan, isi perintah

e. nomor, judul, konsideran

17. Surat-menyurat intern kantor adalah surat

a. memorandum d. penawaran

b. undangan e. telegram

c. pesanan

18. Kalimat yang lazim digunakan dalam memorandum adalah

a. Surat ini harap segera diselesaikan.

148 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. Harap disiapkan laporan bulanan untuk bahan rapat.

c. Demikianlah pemberitahuan dari kami.

d. Kehadiran Anda sangat ditunggu-tunggu.

e. Kapan diadakan rapat staf? Harap diinformasikan.

19. Makna konotatif dari kata angin terdapat pada kalimat

a. Perahu itu dikandaskan angin topan.

b. Ban yang berisi angin telah diciptakan sejak tahun 1830.

c. Kepalanya berisi angin.

d. Angin barat menggerakkan kapal-kapal nelayan.

e. Curah hujan di Jakarta dipengaruhi oleh angin Muson.

20. Frasa idiomatik terdapat dalam kalimat

a. Dokter itu telah makan garam.

b. Tangan kanan Pak Budi harus diamputasi.

c. Anak itu mengendarai sepeda sambil berlepas tangan.

d. Tempat itu dipakai arena mengadu domba.

e. Adik jatuh bangun saat belajar berjalan.

21. Berikut ini merupakan kalimat yang menggunakan ungkapan dengan

tepat.

a. Sikapnya selalu mengkambinghitamkan orang lain.

b. Dokter itu benar-benar seorang yang bertangan dingin.

c. Para pelajar itu sedang praktik lapangan di swalayan.

d. Kekuasaan pemerintah ada di tangan rakyat.

e. Orang itu adalah tangan kanan majikan rumah ini.

22. Untuk mempercepat pengurusan dokumen-dokumen impor itu,

berikan saja amplop kepada staf Biro Umumnya. Supaya cepat beres.

Kata yang bergaris bawah merupakan kata yang bermakna

a. polisemi d. idiom

b. denotasi e. sinonim

c. konotasi

23. Di bawah ini yang merupakan kalimat tanya tersamar adalah

a. Apakah pemerintah akan menaikan harga BBM?

b. Di mana ia tinggal sekarang?

c. Apa kata dunia?

d. Bolehkah saya pinjam teleponmu sebentar?

e. Berapa lama Jepang menduduki Indonesia?

149

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

24. Kalimat tanya yang tak perlu dijawab ialah

a. Siapa yang sedang bicara dengan Bapak?

b. Yang mana barang kepunyaanmu?

c. Haruskah kumati karnamu?

d. Apakah Bapak bersedia diwawancarai?

e. Apa penyebab penyakit cikungunya?

25. Sudahkah ia minta maaf kepada ibunya?

Kalimat tanya yang sepadan dengan kalimat di atas adalah

a. Kapankah ia datang dari kampung?

b. Sudah jam berapa sekarang?

c. Perlukah ia dengan kartu kredit ini?

d. Ke manakah gerangan perginya orang itu?

e. Siapakah pahlawan wanita dari Aceh?

26. Parafrasa yang disampaikan secara lisan dapat menggunakan pola

penyajian di bawah ini, kecuali

a. sebab-akibat c. contoh

b. akibat-sebab d. proses

e. kronologis

27. Pola penyajian parafrasa yang menggambarkan rangkaian waktu

disebut dengan penyajian

a. sebab-akibat c. proses

b. contoh d. akibat-sebab

e. kronologis

28. Pola penyajian parafrasa yang menekankan uraian tentang langkah-

langkah kerja disebut

a. sebab-akibat c. perbandingan

b. akibat-sebab d. kronologis

e. contoh

29. Parafrasa wacana atau teks yaitu

a. perubahan bentuk teks kepada puisi

b. perubahan puisi kepada prosa

c. perubahan prosa kebentuk drama

d. perubahan teks kepada bentuk ikhtisar/rangkuman

e. perubahan teks kepada bentuk cerpen

150 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

30. Orang yang bertugas membahas topik permasalahan dalam diskusi

ialah

a. moderator c. penyaji

b. notulis d. peserta

e. penyanggah

31. Pihak yang baik secara aktif maupun pasif ikut terlibat di dalam diskusi

diebut

a. modeator c. penyaji

b. notulis d. peserta

e. penyanggah

32. Berikut adalah unsur-unsur yang berkaitan dengan kelancaran sebuah

diskusi, kecuali

a. komponen diskusi

b. aturan/teknik berdiskusi

c. penerapan pola gilir pada diskusi

d. topik masalah yang dipilih

e. posisi duduk dalam diskusi

33. Yang termasuk komponen diskusi berikut ini, kecuali

a. moderator c. donatur

b. materi diskusi d. peserta

e. sarana

34. Ungkapan pembuka diskusi yang santun ialah di bawah ini, kecuali

a. Dalam diskusi kali ini, kita akan membicarakan …..

b. Marilah kita buka diskusi ini dengan berdoa …..

c. Terima kasih atas kehadiran Saudara pada diskusi kali ini …..

d. Terima kasih sudah pada ngumpul untuk membahas …..

e. Marilah kita memulai diskusi ini dengan …..

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kegiatan menyimak!

2. Hal apa saja yang harus dilakukan agar menyimak mencapai hasil yang

baik?

151

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

3. Sebutkan ciri-ciri kalimat perintah!

4. Apa perbedaan surat edaran dan pengumuman?

5. Sebutkan macam-macam surat yang berisi perintah kerja yang kalian

ketahui selain contoh di atas!

6. Tuliskanlah sinonim dari kata-kata ini:

a. rumah c. formal

b. khusus d. upah

7. Buatlah 2 buah contoh kalimat tanya yang bersifat klarifikasi!

8. Tuliskan 2 kalimat pertanyaan yang tersamar dan jelaskan!

9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan parafrasa!

10. Sebutkan contoh ungkapan membuka pembicaraan dalam ragam tak

resmi!

152 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB 8

BERCAKAP-CAKAP SECARA SOPAN

DENGAN MITRA BICARA DALAM KONTEKS

BEKERJA

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara

Kompetensi

dalam konteks bekerja

Dasar

– Menggunakan kata atau ungkapan dalam memulai

Indikator

atau mengakhiri suatu pembicaraan baik formal

maupun non-formal secara tepat dan efektif

– Menerapkan pola gilir percakapan secara aktif untuk

keperluan mengajukan pertanyaan, tanggapan,

pendapat, atau menyatakan penghargaan

Mengalihkan topik pembicaraan (topic switching)

secara halus dengan menggunakan ungkapan yang

tepat

– Menyatakan pendapat yang berbeda tanpa

menimbulkan konflik secara halus dan santun

Bagaimana bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara akan dibahas

pada Bab 8 ini yang meliputi bagaimana memilih kata untuk memulai

atau mengakhiri percakapan, penerapan pola gilir dalam bercakap-cakap,

mengalihkan topik pembicaraan secara halus, dan mengungkapkan

perbedaan pendapat dengan santun. Tujuan pembelajaran adalah agar kita

dapat menerapkan hal-hal tersebut dengan baik saat bercakap-cakap dengan

mitra bicara dalam kondisi dan situasi apa pun.

153

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Pria Punya Usaha

Dengan modal kecil membangun usaha

Roby Siswanto (22), pria kelahiran Bengkulu, bosan berkeliling Jakarta

mencari lowongan yang berujung pada ketidaksesuaian syarat ijazah.

Banyak pekerjaan yang mematok persyaratan ijazah sarjana. Berbekal

pengalaman saat menjadi santri di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Roby

mencoba membuat bisnis minuman sari tebu yang ia lihat saat masih menjadi

santri. Bisnis yang ia geluti ini terinspirasi makin banyaknya minuman

instan yang kini dilarang karena mengandung zat kimia dan pewarna.

Mulailah ia menyiapkan peralatan yang diperlukan. Ia harus membeli

peralatan giling tebu seharga Rp 5 juta per set, sudah termasuk mesin

kompresor berbahan bakar bensin yang ia peroleh dari seorang bos. Selain

itu, ia juga harus menyiapkan gerobak, wadah, atau gelas, serta payung

besar. Sekarang tinggal mencari tempat yang tepat untuk berjualan sari tebu.

Tempat yang paling pas, menurutnya ialah di dekat sekolah atau depan

supermarket yang banyak dilalui orang atau anak-anak. Untuk penyediaan

tebu, ia dapatkan dari penyuplai tebu dari Bengkulu atau Jambi. Tebu dari

kedua daerah tersebut mempunyai rasa yang manis dan tak membuat

batuk, katanya.

Modal yang dikeluarkan semua tak kurang dari Rp. 7 juta, masih

mendingan jika harus digunakan untuk menyogok bila ingin menjadi pegawai

negeri, seperti yang banyak dilakukan teman-temannya. Setelah dihitung

ternyata omzet yang dihasilkan dari berbisnis tebu bisa mencapai Rp. 200

ribu per hari, hampir menyamai keuntungan bisnis angkot atau warung

makan. Padahal bahan baku yang digunakan sangat sederhana hanya

batang tebu seharga Rp 4.500 per batang. Dari satu batang dapat diperoleh

5 -6 gelas sari tebu yang dijual Rp 1.500-Rp 2.000 per gelas.

Modal seadanya yang membawa sukses

Lain lagi dengan wiraswastawan bernama lengkap Topo Goedel

Atmodjo (32) yang memiliki bengkel motor modifikasi “Tauco Custom”

di Jalan Raya Kebagusan Jagakarsa. Sejak lulus SMA, tahun 1994 dan

mengalami kesulitan mencari kerja, ia terjun ke bidang mesin khususnya

mesin motor. Dari SMA, Topo memang sudah menyukai mesin, mungkin

karena dulu kakeknya punya bengkel. Berangkat dari hobinya terhadap

mesin motor, ia kemudian mencoba membuka bengkel motor modifikasi.

154 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Menurutnya, bengkel modifikasi motor masih jarang dan prospeknya cukup

bagus. Dengan modal semangat dan uang seadanya, ia memulai bisnis ini.

Bengkelnya dibuat pertama kali dengan menumpang pekarangan

rumah orang di gang sempit, bahkan ia pun tidur di tempat itu. Kemudia,

bersama temannya yang ingin membuka bengkel mobil, ia menyewa lahan.

Semua alat-alat bengkel, ia rakit sendiri.

Bengkel modifikasinya makin dikenal orang lewat mulut ke mulut.

Banyak yang memakai jasanya. Selain harganya murah, bengkel modifikasi

juga tepat untuk orang yang mau memperbaiki motor bermodal cekak.

Untuk perbaikan motor modifikasi ini, ia mencari barang-barang atau

onderdil ke lapak-lapak lalu ia memanfaatkan bahan-bahan reject dari lapak

tersebut untuk memperbaiki motor orang.

Untuk memodifikasi motor, pelanggan biasanya mempunyai keingi¬

nan sendiri. Ia mendiskusikannya dengan pemilik motor, apa yang

diinginkannya. Setiap orang yang datang ke sini pasti ditanyakan dulu,

maunya seperti apa. Setelah itu, ia membuatkan konsepnya sesuai dengan

permintaan. Kalau orang tersebut tidak tahu sama sekali tentang modifikasi,

ia akan menjelaskan sedetail mungkin mengenai konsepnya. Jadi, ia selalu

berusaha memberikan yang terbaik buat pemilik motor agar puas.

Kalau mengenai harga, memang relatif bergantung pada konsepnya.

Tetapi, bagi penggemar motor modifikasi, itu sudah biasa. Pengalamannya

selama mengerjakan motor modifikasi, harga yang tinggi sudah mencapai

Rp 70 juta. Ada juga yang Rp 15 juta bergantung modelnya. Ia menerima

semua jenis motor yang bisa dimodifikasi untuk semua aliran. Ada aliran

trel, sport, super, dan klasik, sedangkan motornya bisa jenis tiger, scorpio,

shogun, thunder, mio, dan lain-lain. Modifikasi itu dibuat karena hobi

sehingga berapa pun biaya tidak jadi masalah bagi mereka. Kini, sekitar

seribu lebih desain telah dihasilkannya selama 13 tahun buka bengkel. Ke

depan, ia berencana ingin membuka lapangan kerja lebih luas lagi.

Setiap gagal selalu bangkit

Kemal Rozandi (42), pria kelahiran Jakarta ini termasuk interpreneur

atau wiraswastawan yang mau memetik hikmah kegagalan. Berkali-kali

usahanya jatuh, berkali-kali pula ia bangkit. Sebelum menjalani bisnisnya

yang sekarang, ia pernah bekerja di salah satu lembaga penunjang pasar

modal di Jakarta karena latar belakang pendidikannya berkaitan dengan

perbankan. Karena krisis moneter beberapa waktu yang lalu, perusahaannya

tutup. Ia pun kemudian mengembangkan usaha minimarket, itu pun gulung

155

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

tikar karena tak kuat bersaing dengan ritel-ritel yang ada. Setelah berkali-

kali gagal, ia lalu mencoba berbisnis jaket. Kemal tertarik membuat jaket

karena ia hobi naik sepeda motor. Dalam benaknya, ia melihat pengendara

motor, jumlahnya luar biasa besar. Jaket menurut Kemal juga merupakan

kebutuhan yang cukup penting. Setidaknya untuk naik sepeda motor,

seseorang harus memiliki satu jaket agar lebih aman dan nyaman. Dengan

pikiran itu, ia berpendapat bahwa bisnis jaket cukup prospektif.

Sebelum jaket dibuat, ia membuat desainnya terlebih dahulu. Setelah

desain dibuat, ia kemudian menjahit dan memproduksi dalam jumlah

terbatas. Biasanya ia mencoba hasil produksinya dulu, jika dirasakan cukup

enak, nyaman, dan punya nilai jual, ia segera memproduksi dalam jumlah

banyak dan dipasarkan. Saat ini, berkat ketekunan dan kesabarannya, Kemal

sudah mampu memproduksi tidak kurang dari 300 jaket setiap bulan.

(Sumber: Wirausaha &Keuangan, Ed.024, April 2007)

A. Pilihan Kata atau Ungkapan untuk Memulai

Percakapan

Proses penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara

lisan dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung maksudnya berhadapan atau bertatap muka

dengan mitra bicara dan tidak langsung ialah dengan menggunakan sarana

seperti telepon atau media komunikasi yang lainnya. Apa pun caranya,

yang jelas setiap proses komunikasi dilakukan dengan tujuan agar pesan

yang disampaikan dapat dipahami oleh kedua pihak sehingga terjadi hasil

yang efektif dan memuaskan.

Agar dapat terjadi hubungan komunikasi timbal balik yang sesuai

dengan tujuan komunikasi, segala hal yang berkaitan dengan proses

komunikasi harus diperhatikan. Unsur utama dalam komunikasi adalah

bagaimana seseorang dapat menggunakan bahasa yang baik dan tepat.

Selain itu, perlu dipertimbangkan pula aspek situasi, waktu, tempat, dan

hubungan pembicara mitra atau kawan bicaranya, misalnya, saat membuka

percakapan, saat menyampaikan pesan, dan ketika akan menutup

pembicaraan. Hal ini biasanya memengaruhi pilihan kata dan ungkapan

yang digunakan dalam percakapan.

156 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Untuk memulai percakapan dalam situasi formal biasanya meng¬

gunakan ungkapan sebagai berikut.

1. Selamat pagi.

2. Selamat siang.

3. Selamat malam.

4. Assalamu’alaikum pemirsa di mana saja Anda berada.

5. Salam sejahtera bagi kita semua.

6. Selamat malam para pendengar radio.

7. Selamat datang.

Atau ucapan pembuka dengan sapaan:

1. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu serta hadirin … selamat malam.

2. Para tamu undangan yang kami muliakan.

3. Assalamu ‘alaikum, Saudara-saudaraku ….

4. Yang terhormat dewan guru ….

5. Yang saya hormati Kepala Sekolah ….

6. Teman-teman yang saya cintai, selamat pagi ….

7. Siswa-siswi yang saya sayangi ….

8. Para pendengar setia radio Sonora, selamat berjumpa.

9. Hadirin yang berbahagia, selamat datang, selamat malam ….

10. Para karyawan PT. Sejahtera, selamat siang ….

11. Sahabat yang dimuliakan Allah, Assalamu’alaikum ….

12. Para pemirsa, kita berjumpa lagi selama tiga puluh menit ke depan

….

13. Selamat malam, Pak, saya Ardi. Bisa bertemu dengan ….

14. Selamat pagi, apakah saya bisa bertemu dengan Bapak ….

Ungkapan pembuka lewat telepon dalam ragam formal:

1. Assalamu’alaikum…

2. Selamat pagi. Bisa bicara dengan… saya dari…

3. Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?

4. Halo, selamat siang…

5. Selamat pagi. Saya Ahmad. Bisa bicara dengan…

6. Wa’alaikum salam, Yayasan Restu Ibu, ada yang bisa kami bantu?

7. PT. Rahmat, Assalamu’alaikum, ada yang bisa dibantu?

8. Cafe Halal, Selamat Malam…

9. Selamat sore. Maaf mengganggu, bisa bicara dengan…

Ungkapan atau salam pembuka pada percakapan di telepon dalam

situasi nonformal:

1. Halo, gimana kabarnya?

157

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2. Halo, Rahmatnya ada?

3. Halo, ada Wiwin, Bu?

4. Halo, Pak. Bisa dengan Zulkifli?

B. Salam dan Ungkapan dalam Mengakhiri Percakapan

Ketika akan mengakhiri percakapan biasanya seseorang akan

menegaskan kembali hal-hal pokok yang berkaitan dengan materi

pembicaraan yang dianggap penting untuk diingat atau dilakukan kepada

kawan bicaranya. Selanjutnya baru menyampaikan ucapan penutup

pembicaraan.

Saat akan mengakhiri percakapan, biasanya pembicara mengucapkan

hal-hal seperti di bawah ini.

1. Menegaskan kembali yang hal penting dari apa yang telah dibicarakan

agar tetap diingat atau tak lupa untuk dilakukan.

Dalam situasi formal

Contoh:

1. Baiklah, jangan lupa datang di acara wisudaku.

2. Baiklah pemirsa di rumah, jika ada saran dan kritik, kirimkan

ke …

3. Jadi, jangan sampai lupa rencana kita.

4. Baiklah, sampai bertemu besok di rapat.

5. Sebelum mengakhiri diskusi ini, saya ingatkan kembali ….

6. Sebelum menutup rapat ini, saya tegaskan kembali ….

7. Demikian yang bisa saya sampaikan, ingat ….

8. Sekian saja pertemuan kita hari ini, jangan lupa ….

9. Sebelum ditutup, saya ingatkan kembali ….

10. Sebagai penutup, kita simpulkan bahwa ….

11. Insya Allah, kita akan mengadakan pertemuan kembali ….

Dalam situasi nonformal

Contoh:

1. Oke, jangan lupa besok ketemu ….

2. Udah dulu, ya, pokoknya besok ….

3. Oke, jadi, kan besok?

4. Sampai minggu depan, ingat kita masih ada urusan

5. Sip deh, jadi kita besok berangkat ….

158 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2. Mengucapkan terima kasih

Dalam situasi formal

Contoh:

1. Atas perhatian Bapak dan Ibu sekalian, kami mengucapkan terima

kasih.

2. Terima kasih atas waktu dan kesempatannya.

3. Terima kasih atas kesedian waktunya.

4. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

5. Terima kasih untuk pesan-pesannya.

Dalam situasi nonformal

Contoh:

a. Makasih banyak!

b. Makasih, ya!

c. Trims, yuk!

d. Thanks sudah mau kasih saran!

3. Permintaan maaf

Dalam situasi formal

Contoh:

1. Kami mohon maaf jika ada pelayanan yang tak berkenan.

2. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tak pantas.

3. Sebelumnya kami mohon maaf bila tak berkenan ….

4. Mohon maaf atas keterlambatan ….

5. mohon dibukakan pintu maaf jika ada kesalahan ucapan ….

Dalam situasi nonformal

Contoh:

1. Maaf, ya, kalau ada salah ucap.

2. Maafin ya, kalau ada salah kata.

3. Maaf, ya!

4. Ungkapan perpisahan serta harapan

Dalam situasi formal

Contoh:

1. Selamat jalan semoga sampai ditujuan.

2. Semoga berhasil, sampai jumpa.

3. Selamat berpisah, semoga kita bertemu lagi.

159

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

4. Sampai berjumpa dalam kesempatan yang lain.

5. Sampai di sini dulu pertemuan kita, semoga sukses.

Ucapan perpisahan nonformal

Contoh:

1. Dada …

2. Bye …

3. Goodbye ..

4. Sampai nanti,ya ..

5. Dah, yuk!

6. Sampai nanti, ya!

7. Salam buat keluarga, ya!

5. Menutup percakapan dengan salam penutup. Salam penutup biasanya

disesuaikan dengan salam pembuka atau berdaarkan waktu.

Dalam situasi formal

Contoh:

1. Assalamu’alaikum.

2. Selamat malam.

3. Selamat siang.

Salam penutup dalam situasi nonformal

Contoh:

1. Met malam!

2. Malam.

3. Assalamu’alaikum.

4. Siang.

C. Penerapan Pola gilir dalam Percakapan secara Aktif

Dalam percakapan terkadang terjadi pola satu arah diakibatkan oleh

seseorang mendominasi pembicaraan. Agar percakapan dapat berlangsung

dengan merata dalam arti setiap orang yang terlibat percakapan mendapat

giliran yang sama dalam berbicara, dapat diterapkan sistem pola gilir.

Penerapan pola gilir dapat dilakukan dengan cara melemparkan pertanyaan.

Apalagi jika Anda moderator atau pemimpin dalam diskusi, Anda bisa

meminta anggota lainnya memberikan pendapat, gagasan, atau penilaian.

160 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Di bawah ini, beberapa contoh ungkapannya.

1. Bagaimana menurut pendapat Anda?

2. Mungkin di antara kalian ada yang berpendapat lain?

3. Menurut pandanganmu gimana?

4. Adakah yang memiliki pendapat lain?

5. Mungkin ada yang mempunyai gagasan lain?

6. Saya yakin ada yang mempunyai pendapat yang lebih baik.

D. Mengalihkan Topik Pembicaraan secara Halus

Dalam suatu percakapan baik formal, semi formal, maupun nonformal,

pengalihan pembicaraan ke topik lain biasa terjadi. Hal ini bisa diakibatkan

karena adanya keterkaitan antara satu masalah terhadap masalah lainnya

atau satu topik terhadap topik lainnya. Dalam suatu pembicaraan,

pengembangan gagasan atau meluasnya pembicaraan kepada pokok

pembicaraan yang lain masih dianggap wajar jika tetap pada pokok

persoalan yang sedang dibahas.

Proses pengalihan topik pembicaraan bisa disadari dan juga tidak

disadari. Jika memang harus dilakukan, pengalihan topik dapat dilakukan

secara halus dan santun agar tak mengganggu kenyamanan proses

percakapan yang tengah berlangsung. Pengalihan topik dapat dilakukan

dengan ungkapan berikut.

1. Mungkin ada kaitannya dengan ….

2. Mungkin menyimpang sedikit, tapi ….

3. Bagaimana menurut Anda mengenai faktor lain seperti ….

4. Maaf, saya dengar Ibu suka juga pada ….

5. Bagaimana jika kita meninjau sisi lain misalnya ….

6. Persoalan ini berkaitan juga dengan masalah…

Dalam situasi nonformal, pengalihan topik pembicaraan dapat

dilakukan dengan menyatakan ungkapan:

1. Saya dengar Bapak bisa melakukan hal lain, seperti ….

2. Wah, makin seru kalau kita bicara soal ….

3. Boleh tau pandangan Ibu tentang ….

Pengalihan topik dalam suatu diskusi bisa saja menyimpang dari pokok

persoalan semula. Hal ini tidak boleh dibiarkan. Jika Anda moderator,

161

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Anda harus bisa mengembalikan pembicaraan yang menyimpang tersebut

kembali pada topik pembicaraan yang sebenarnya, dengan mengucapkan:

1. Maaf, pertanyaan agar dipersingkat.

2. Maaf, pertanyaan langsung ke pokok permasalahan.

3. Pertanyaan agar terfokus pada topik pembicaraan ….

4. Saya ingatkan kembali bahwa topik pembicaraan kita adalah ….

E. Menggungkapkan Perbedaan Pendapat secara

Halus

Perbedaan pendapat di antara pembicara baik pada forum diskusi atau

situasi semiformal sudah biasa terjadi. Tidak setiap orang selalu menyetujui

pendapat mitra bicaranya. Masing-masing orang memiliki pandangan

atau pemikirannya sendiri. Tetapi, perbedaan pendapat itu tak boleh

menjadi pemicu konflik. Perbedaan pendapat dapat semakin memberi

wawasan yang lebih luas tentang suatu pokok permasalahan. Mencari

solusinya bisa lebih variatif. Segala unsur yang berbeda dicarikan sudut

persamaannya atau disinergikan untuk mengarah pada satu kesimpulan

atau penyelesaian. Bukan hanya itu saja, setiap perbedaan pendapat harus

dihormati dan disikapi secara santun. Ungkapan seperti, mustahil, itu tidak

benar, pendapatnya tidak masuk akal, dan itu gagasan orang bodoh harus

dihindari. Ungkapan itu bukan saja dapat menyinggung mitra bicara, tetapi

juga bisa merendahkan harga diri orang.

Menyampaikan pendapat yang berbeda atau menyanggah pendapat

orang lain yang berbeda dengan pendapat kita dapat dilakukan secara

halus dengan mempertimbangkan hal-hal berikut.

(1) Nyatakan permohonan “maaf” dahulu.

(2) Berikan kesan mendukung gagasan yang akan disanggah sebelum

menyertakan kekurangannya.

(3) Ungkapkan kekurangan dengan perkataan yang halus seperti, “kurang”

atau “belum,” bukan kata-kata “tidak”.

(4) Ungkapkan kekurangan pendapat mitra bicara dengan alasan yang

logis.

162 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

RANGKUMAN

A. Pilihan Kata atau Ungkapan untuk Memulai Percakapan

Proses penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara

lisan dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung maksudnya berhadapan atau bertatap muka

dengan mitra bicara dan tidak langsung ialah dengan menggunakan

sarana seperti telepon atau media komunikasi yang lainnya.

Ragam yang digunakan dapat ragam formal, semi formal, atau

nonformal.

B. Salam dan Ungkapan dalam Mengakhiri Percakapan

Saat akan mengakhiri percakapan, biasanya pembicara melakukan

hal-hal seperti di bawah ini.

(1) Menegaskan kembali yang hal penting dari apa yang telah dibicarakan

agar tetap diingat atau tak lupa untuk dilakukan.

(2) Mengucapkan terima kasih.

(3) Permintaan maaf.

(4) Ungkapan perpisahan serta harapan.

(5) Menutup percakapan dengan salam penutup.

C. Penerapan Pola gilir dalam Percakapan secara Aktif

Agar percakapan dapat berlangsung dengan merata dalam arti

setiap orang yang terlibat percakapan bisa berbicara, dapat diterapkan

sistem pola gilir dengan cara melemparkan pertanyaan supaya mitra

bicara yang lain mendapatkan kesempatan. Pengalihan topik tetap harus

secara santun dan halus agar tak mengganggu kenyamanan proses

percakapan yang tengah berlangsung.

D. Mengalihkan Topik Pembicaraan Secara Halus

Dalam suatu percakapan baik formal, semiformal maupun

nonformal, pengalihan pembicaraan ke topik lain biasa terjadi. Hal ini

bisa diakibatkan karena adanya keterkaitan antara satu masalah terhadap

masalah lainnya atau satu topik terhadap topik lainnya.

163

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

E. Menggungkapkan Perbedaan Pendapat secara Halus

Perbedaan pendapat di antara pembicara baik pada forum diskusi

atau situasi semiformal wajar terjadi. Menyampaikan pendapat yang

berbeda atau menyanggah pendapat orang lain yang berbeda dengan

pendapat kita dapat dilakukan secara halus.

TUGAS MANDIRI

Amatilah acara debat atau diskusi di televisi kemudian tulislah

ungkapan-ungkapan yang menandakan hal-hal berikut

1. membuka percakapan

2. menerapkan pola gilir

3. memberi tanggapan

4. mengalihkan topik pembicaraan (jika ada)

5. menyatakan pendapat yang berbeda dengan santun

6. menutup perbincangan.

Beri keterangan waktu penayangan dan nama acara serta stasiun

televisi atau media elektronik yang meliputnya!

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini !

1. Faktor yang menyebabkan komunikasi menjadi efektif adalah di bawah

ini, kecuali

a. usia penutur

b. hubungan antarpembicara

c. waktu berlangsungnya pembicaraan

d. tempat dilakukannya pembicaraan

e. suasana pembicaraan

164 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2. Yang tidak termasuk contoh ungkapan memulai percakapan dalam

situasi formal adalah

a. Assalamu’alaikum

b. Salam sejahtera bagi kita semua

c. Selamat siang semuanya,

d. Sampai nanti malam di acara yang sama

e. Selamat malam permisa di mana saja Anda berada

3. Manusia melakukan percakapan dengan tujuan di bawah ini, kecuali

a. saling memahami

b. saling sepaham

c. mencapai hasil yang diidamkan

d. saling mengerti

e. mendapatkan tanggapan memuaskan

4. Di bawah ini, yang merupakan pembuka percakapan lewat telepon

ialah

a. Halo, apa kabar semuanya?

b. Gimana kabarnya?

c. Halo Rudi, bagaimana kabarmu?

d. Salam kangen dari fans kamu.

e. Gimana, nih, kabarnya, dah lama nggak ketemu?

5. Ucapan membuka acara pada situasi formal yaitu

a. Baiklah, acara selanjutnya adalah …

b. Para hadirin kami mohon agar berdiri …

c. Halo semuanya, apa kabar, nih?

d. Selamat jumpa di mana saja kamu berada …

e. Para hadirin yang kami muliakan, selamat malam …

6. Ungkapan membuka percakapan dalam situasi semiformal, kecuali

a. Selamat datang para undangan …

b. Halo semuanya yang lagi pada ngumpul …

c. Buat kamu-kamu, selamat pagi …

d. Hai semuanya …

e. Salam jumpa di mana saja kamu berada …

7. Di bawah ini, ucapan menutup acara dalam situasi formal adalah

a. Demikianlah acara hari ini …

b. Udah dulu ya, daa …

c. Demikianlah sambutan Bapak Kepala Sekolah …

165

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

d. Oke para pemirsa sekian dulu …

e. Akhirnya kita tutup acara ini dengan doa …

8. Di bawah ini ucapan pembuka wawancara ialah

a. Apa kabar, Pak? Boleh nanya …

b. Numpang nanya, Pak, boleh?

c. Assalamu’alaikum, Pak, mohon maaf mengganggu …

d. Halo apa kabar Bapak di sana?

e. Berjumpa lagi dengan saya di …

9. Ucapan penutup percakapan lewat telepon dalam situasi nonformal,

adalah di bawah ini, kecuali

a. sayonara…see you Good bye…!

b. Dah dulu, ya…daa …

c. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan.

d. Daa … bye-bye..

e. udah dulu, ya, asalamu’alaikum …

10. Yang bukan merupakan ucapan atau salam perpisahan adalah

a. Selamat tinggal, sampai berjumpa lagi …

b. Selamat jalan, good luck.

c. Sampai jumpa lagi.

d. Salam kompak selalu.

e. Sampai bertemu lagi, semoga sukses.

11. Hal-hal yang biasanya disampaikan ketika seseorang mengakhiri acara

atau percakapan, kecuali

a. menyimpulkan materi atau hal-hal pokok

b. mengucapkan terima kasih

c. menyampaikan permohonan maaf

d. menyapa hadirin atau mitra bicara

e. menyampaikan salam penutup

12. Ungkapan permohonan maaf yang baku adalah

a. Mohon maaf yang sebesar-besarnya, ya.

b. Beribu-ribu maaf kami haturkan …

c. Maaf banget, ya …

d. Kami akhiri acara ini, mohon maaf jika ada kesalahan.

e. Sekali lagi kami mohon dengan sangat pintu maaf.

166 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

13. Ucapan terima kasih dalam mengakhiri percakapan yang baku adalah

a. Makasih banget, ya!

b. Trims berat buat semua!

c. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

d. Terima kasih banyak, ya.

e. Trims sekali lagi.

14. Ungkapan untuk menutup wawancara secara formal, yaitu

a. Terima kasih atas waktunya, Pak.

b. Terima kasih atas kehadiran Bapak.

c. Terima kasih atas kesediaan Bapak membantu.

d. Terima kasih atas nasihatnya.

e. Baik, terima kasih, ya!

15. Ungkapan dalam mengakhiri acara dengan menegaskan kembali hal

penting yang tepat, kecuali

a. Sampai di sini pertemuan kita, ingat rapat berikutnya …

b. Baiklah, jangan lupa kita bertemu lagi minggu depan …

c. Oke teman-teman, kita ketemu lagi lusa …

d. Demikianlah acara ini, saya tutup dengan doa.

e. Sebelum diakhiri, saya ingin ingatkan kembali…

16. Jika ingin menyanggah pendapat secara halus, perlu diperhatikan di

bawah ini, kecuali

a. menyatakan maaf terlebih dahulu

b. mengungkapkan kekurangan pendapat orang lain dengan

objektif

c. menghindari kata-kata menghina atau menjatuhkan

d. menggunakan kata-kata yang santun

e. menyatakan penolakan terhadap pendapat tersebut

17. Ungkapan yang tepat untuk memberikan mitra bicara kesempatan

mengajukan pendapat ialah

a. Ada yang ingin ditanyakan?

b. Saya setuju dengan pendapat Anda.

c. Saya sependapat dengan usulan Saudara.

d. Bagaimana pandangan Anda tentang hal ini?

e. Ada pertanyaan lainnya?

167

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

18. Ungkapan halus untuk mengalihkan topik pembicaraan di bawah ini,

kecuali

a. Penyebab lain juga bisa karena …

b. Maaf sedikit menyimpang namun …

c. Fakta lain yang berkaitan dengan hal ini ada juga seperti …

d. Tolong pertanyaan jangan melebar ke mana-mana.

e. Beberapa seperti … berkaitan juga dengan masalah ini.

19. Pengalihan topik pembicaraan kadang diperlukan untuk hal di bawah

ini, kecuali

a. mengembangkan topik

b. mengurangi kebosanan

c. memberikan variasi pada materi pembicaraan

d. mengganti topik yang sedang dibicarakan

e. memberi sedikit penyegaran

20. Hal yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola gilir pada percakapan

adalah berikut ini, kecuali

a. mengajukan pertanyaan.

b. memberikan kesempatan mitra bicara untuk berpendapat

c. memberikan waktu pada mitra bicara untuk menyampaikan ide

d. memberikan kesempatan untuk bertanya

e. memohon maaf…

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Buatlah tiga ucapan pembuka percakapan lewat telepon!

2. Buatlah tiga contoh ungkapan pembuka dalam percakapan formal!

Buatlah tiga contoh ungkapan pembuka dalam percakapan nonformal!

3.

4. Apa tujuan dalam berkomunikasi secara lisan?

5. Buatlah tiga contoh ungkapan mengakhiri percakapan secara formal!

6. Buatlah tiga contoh ungkapan dalam mengakhiri ucapan secara

nonformal!

7. Buatlah contoh ucapan perpisahan dalam situasi formal!

8. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam mengungkapkan perbedaan

pendapat secara santun?

9. Hal apa saja yang biasa diucapkan untuk mengakhiri percakapan?

10. Berikan dua contoh ungkapan untuk mengalihkan topik pembicaraan

secara halu!

168 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB 9

BERDISKUSI YANG BERMAKNA

DALAM KONTEKS BEKERJA

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Berdiskusi yang bermakna dalam konteks bekerja

Kompetensi

Dasar

– Menyampaikan gagasan yang tepat dengan topik

Indikator

diskusi

– Menyanggah pendapat tanpa menimbulkan konflik

dalam suatu forum diskusi dengan santun dan

ekspresif

– Menyampaikan argumentasi terhadap topik diskusi

yang dibicarakan

– Menghargai mitra bicara yang menyampaikan

argumen terhadap topik diskusi

– Menyusun simpulan berdasarkan fakta, data, dan

opini dengan tepat

Pada bab ini, kita akan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan diskusi:

manfaat diskusi, tugas dan peranan unsur diskusi, cara menyampaikan

pendapat, gagasan, sanggahan sesuai topik diskusi dengan tepat dan

argumentatif; cara menghargai pendapat orang lain dalam diskusi, serta

menyusun simpulan diskusi. Setelah mempelajari materi ini, diharapkan

kita dapat memahami proses diskusi dan dapat terlibat aktif dalam diskusi

yang meliputi kemampuan menyampaikan pendapat serta alasan yang logis,

memberikan sanggahan yang santun dan tepat sesuai topik diskusi, dapat

menghargai pendapat orang lain, dan dapat menyusun simpulan diskusi

dengan tepat.

169

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Dunia Sedang Lapar

Saat ini, dunia mengonsumsi minyak 225 juta barrel per hari. Dengan

pertumbuhan ekonomi dunia seperti sekarang, diperkirakan bakal ada

penambahan konsumsi rata-rata per tahun 1,6 persen atau setara 4 juta

barel. Mengacu perkiraan Badan Energi Internasional (IEA), konsumsi

minyak dunia tahun 2030 akan naik 50 persen.

Konsumsi boleh saja meningkat seiring dengan pertumbuhan sosial

dan ekonomi global, tetapi dari mana kebutuhan minyak dunia akan

dipenuhi mengingat produksi minyak ada batasnya. Minyak fosil sendiri

memberikan kontribusi 80 persen dari kebutuhan energi dunia.

Penurunan suplai minyak fosil akan mengimbas pada penurunan

pasokan energi. Apabila permintaan dan penawaran minyak dunia

makin timpang, mobilitas akan terhambat, akan melemahkan persaingan,

menurunkan produksi, mengurangi invertasi, serta berdampak pada

penurunan kesejahteraan dan kualitas hidup.

Saat ini, harga minyak mentah dunia mendekati 100 dolar AS per barel.

Harga minyak mentah dunia yang makin fluktuatif dan sensitif menjadi

indikasi makin menipisnya cadangan minyak dunia, yang mendorong terus

berkurangnya exportable surplus.

Kondisi ini tak bisa dianggap angin lalu. Pernahkah Anda mem¬

bayangkan bagaimana bila mendadak pabrik-pabrik berhenti beroperasi

karena tidak ada pasokan minyak? Tranportasi darat, udara, dan laut

macet, serta pembangunan infrastruktur terhenti karena tidak ada bahan

bakar minyak?

Tak bisa dibayangkan berapa miliar pekerja yang mendadak menjadi

pengangguran. Lantas, bagaimana caranya agar mobilitas sebagai faktor

penggerak penting kehidupan masyarakat modern bisa terus dipertahankan

atau bahkan ditingkatkan? Tantangan ini yang dicari jawabannya dalam

Challenge Bibendum Shanghai 2007, yang berlangsung 14-17 November 2007

di Shanghai, China. Acara ini digelar untuk yang kesembilan kalinya sejak

1998 dan untuk kedua kalinya di Shanghai.

170 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Gerakan Penyadaran

Menurut David Pirret, Wakil Direktur Utama Shell Lubricants, salah

satu anak perusahaan Petroleum Company Ltd, Challenge Bibendum

merupakan sebuah gerakan penyadaran bersama dari pemain otomotif

dunia. Mereka antara lain pabrik kendaraan, rekan teknis, pemasok energi,

dan lembaga penelitian. Inisiatif gerakan ini datang dari produsen ban

ternama Michelin.

Tujuan gerakan ini antara lain bagaimana menyadarkan warga dunia

agar mau menggunakan teknologi kendaraan dan energi tercanggih agar

tercapai penggunaan bahan bakar yang efisien, ramah lingkungan, dan

aman.

Shell sebagai bagian dari pemain otomotif dunia, khususnya sebagai

pemasok energi dn pelumas, amat menyadari pentingnya pasokan energi

yang berdampak rendah pada emisi gas buang. “Shell menyadari bahwa

perseteruan antara kebutuhan energi untuk mendukung mobilitas dan

bahaya yang ditimbulkannya bakal terjadi di planet ini,” kata David, di

Shanghai.

Apa yang dikatakan David mengenai penggunaan minyak fosil

berdampak pada perubahan iklim global benar adanya. Setidaknya

penelitian dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang dirilis

Februari 2007 menunjukkan bahwa Bumi makin memanas.

Sepanjang abad ke-20, suhu bumi naik 0,7 derajat celcius. Apabila

manajemen pengelolaan lingkungan, pencemaran udara, dan emisi gas

buang tidak bisa ditekan, kondisi akan lebih buruk lagi. Setidaknya akan

ada penambahan suhu Bumi 0,2 derajat celcius tiap dasawarsa.

Naiknya suhu Bumi berdampak serius pada iklim global. Iklim amat

dipengaruhi suhu panas Bumi sebagai akibat perubahan tekanan udara,

yang menyebabkan terjadinya arus angin. Iklim yang berubah memengaruhi

produksi pertanian karena sektor pertanian amat bergantung pada kondisi

iklim di suatu kawasan.

Upaya yang paling mungkin dilakukan adalah menjaga populasi warga

dunia menetapkan pilihan yang tepat dalam penggunaan teknologi, seperti

penggunaan bahan bakar batubara, minyak fosil, dan pengembangan

energi nuklir, atau penggunaan energi dari bahan bakar nabati yang dapat

diperbaharui.

171

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Dampak perubahan iklim global akan sangat merepotkan negara-

negara di dunia. Australia misalnya, akan mengalami masa kekeringan,

dan ini mengancam pertanian mereka seperti peternakan sapi perah dan

sapi potong. Dampak kekeringan di Australia tahun 2006 menyebabkan

kenaikan harga susu bubuk hingga lebih dari 10 persen. Harga gandum

melonjak, begitu pula daging sapi.

Negara-negara di Eropa juga akan mengalami masalah serius akibat

berubahnya iklim global. Hujan akan banyak turun di wilayah utara Eropa,

sementara di sebelah selatan akan terjadi kekeringan. Kondisi akan memicu

pencairan es dan berdampak pada kurangnya kunjungan wisatawan pada

musim dingin.

Afrika juga akan mengalami ancaman kelaparan, bencana erosi dan

banjir sehingga kondisi negara-negara di Afrika bakal makin buruk. Amerika

Selatan pun tak lepas dari ancaman banjir, sementara produk pertanian di

kawasan Amerika Utara bakal terganggu.

Indonesia juga tidak bisa menghindar dari pengaruh perubahan

iklim global. Buktinya, pada akhir tahun 2006, kemarau panjang melanda

sebagian besar wilayah Indonesia. Akibatnya, produksi beras jatuh, harga

beras melonjak, dan masyarakat pun menjerit.

Daya beli yang tetap sementara harga komoditas pertanian cenderung

meningkat, akibat permintaan dan penawaraan tidak seimbang secara

permanen dan terus-menerus, akan menyebabkan kualitas hidup warga

Indonesia merosot.

Perubahan iklim global yang ditandai dengan peningkatan suhu Bumi

memiliki dampak ekonomi dunia yang serius. Nicholas Stern, mantan

ekonom dari Bank Dunia seperti dikutip Research Eu, sebuah majalah

penelitian di Eropa, mengungkapkan bahwa perubahan iklim global akan

memekan biaya 5.500 miliar euro pada tahun 2050.

Biaya

Biaya harus ditanggung sebagai dampak perubahannya iklim global itu

melebihi biaya akibat Perang Dunia II. “Dengan catatan, ongkos perubahan

iklim yang besar terjadi bila warga dunia tidak melakukan tindakan

pencegahan apa-apa,” katanya.

Lalu, siapa yang harus menanggung beban biaya yamg amat besar

itu? Jawabannya, seluruh warga dunia. Dampak perubahan iklim akan

mengimbas seluruh negara di dunia. Negara miskin akan makin miskin

172 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

karena kalah bersaing dalam perebutan minyak dunia. Negara berkembang

akan menanggung beban pengangguran yang makin membengkak akibat

lemahnya perputaran roda ekonomi.

Daya beli masyarakat juga bakal merosot tajam karena semua produk

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari menjadi amat mahal.

Untuk mengantisipasi itu, Uni Eropa telah mengalokasikan anggaran

50,5 miliar euro dalam kurun 2007-2013. Mereka berkosentrasi pada

program tujuh kerangka kerja atau Seventh Framework Programme yang

dikenal dengan istilah FP7, yang fokusnya pembangunan, penelitian, dan

teknologi.

Dari anggaran tersebut, 32 miliar euro di antaranya untuk mendukung

penelitian, yang meliputi 10 bidang, yaitu kesehatan; pangan, pertanian,

dan bioteknologi; teknologi informasi dan komunikasi; nanosciences,

nanotechnologies, materials and new production techologies; energi; lingkungan

meliputi perubahan iklim; transportasi; pengetahuan sosial-ekonomi dan

kemanusiaan; ruang; dan masalah keamanan.

Juga disediakan anggaran 7,4 miliar euro untuk pembuatan ide

cemerlang untuk landasan kerja. Selain itu, 4,7 miliar euro untuk kegiatan

ilmiah dan 4,2 miliar euro untuk kegiatan ilmuwan. Sementara 2,4 miliar

euro untuk jaminan energi pada masa pendatang.

China sebagai negara yang sedang tumbuh pesat juga tak mau

ketinggalan. Pekan lalu mereka membangun stasiun bahan bakar hidrogen

sebagai upaya untuk menekan emisi gas buang. Maklum, pembangunan

industri yang pesat di China menyumbang polusi udara yang hebat.

Indonesia tentu saja bergiat menekan pencemaran udara. Misalnya

dengan berkomitmen melakukan revitalisasi kehutanan. Indonesia sebagai

negara yang memiliki hutan terbesar kedua di dunia, selama ini penyumbang

oksigen yang besar untuk dunia.

Bagaimanapun, setiap negara harus berperan aktif untuk menekan

penggunaan energi berbahan bakar minyak fosil. Caranya dengan sedini

mungkin melakukan tindakan nyata dengan mengonversi energi fosil ke

bahan bakar nabati. Kalau tidak, dunia yang sedang lapar energi ini bakal

menyulitkan kita.

(Sumber: Kompas, 24 November 2007)

173

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

A. Diskusi dan Manfaatnya

Untuk mengadakan sebuah diskusi harus dipersiapkan terlebih dahulu

unsur-unsur berikut.

(1) Unsur manusia, yaitu moderator atau pemimpin diskusi, penyaji/nara-

sumber/pemrasaran/pembicara, notulis/sekretaris, dan peserta diskusi

Jika diskusi tidak dihadiri pembicara, orang yang bertugas membahas

masalah adalah moderator selaku pemimpin diskusi.

(2) Unsur materi, seperti topik diskusi atau permasalahan, dan tujuan atau

sasaran.

(3) Unsur fasilitas, seperti ruangan/tempat, perlengkapan, misalnya meja,

kursi, papan tulis, dan kertas.

Diskusi dapat diartikan dengan kegiatan bertukar pikiran secara lisan.

Diskusi biasanya dilakukan karena ada masalah atau persoalan yang perlu

dibahas dan dipecahkan. Diskusi secara umum bertujuan untuk mencari

solusi atau penyelesaian suatu masalah secara teratur dan terarah. Yang

dimaksud teratur dan terarah ialah semua unsur-unsur yang ada di dalam

diskusi berfungsi, baik peserta, pembicara, maupun moderator menjalankan

tugasnya dengan baik, saling bertukar pikiran secara aktif dan santun untuk

mencapai kesepakatan atau penyelesaian yang baik.

Diskusi yang baik akan membawa manfaat yang baik. Manfaat diskusi

ialah:

(1) membiasakan sikap saling menghargai

(2) menanamkan sikap demokrasi

(3) mengembangkan daya berpikir

(4) mengembangkan pengetahuan dan pengalaman

(5) mewujudkan proses kreatif dan analitis

(6) mengembangkan kebebasan pribadi

(7) melatih kemampuan berbicara

B. Tugas dan Peranan Unsur Diskusi

Setiap unsur-unsur di dalam diskusi memiliki tugas dan peranannya

masing-masing. Agar diskusi bisa berjalan dengan lancar maka setiap

unsur diskusi harus menjalankan tugas dan peranannya tersebut dengan

baik. Tugas unsur-unsur diskusi adalah sebagai berikut.

174 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

1. Tugas Moderator/Pemimpin Diskusi

a. Menyiapkan pokok masalah yang akan dibicarakan

b. Membuka diskusi dan menjelaskan topik diskusi

c. Memperkenalkan komponen diskusi terutama pembicara jika ada

unsur pembicara/penyaji

d. Membuat diskusi menjadi hidup atau dinamis

e. Mengatur proses penyampaian gagasan atau tanya jawab

f. Menyimpulkan diskusi dan membacakan simpulan diskusi

g. Menutup diskusi

2. Tugas Pembicara

a. Menyiapkan materi diskusi sesuai topik yang akan dibahas

b. Menyajikan pembahasan materi atau menyampaikan gagasan-

gagasan serta pandangan yang berkaitan dengan topik diskusi

c. Menjawab pertanyaan secara objektif dan argumentatif

d. Menjaga agar pertanyaan tetap pada konteks pembicaraan

3. Tugas dan Peranan Notulis

a. Mencatat topik permasalahan

b. Waktu dan tempat diskusi berlangsung

c. Mencatat jumlah peserta

d. Mencatat segala proses yang langsung dalam diskusi

e. Menuliskan kesimpulan atau hasil diskusi

f. Membuat laporan hasil diskusi

g. Mendokumentasikan catatan tentang diskusi yang telah

dilakukan

4. Peranan atau Tugas Peserta Diskusi

a. Mengikuti tata tertib dan aturan dalam diskusi

b. Mempelajari topik/permasalahan diskusi

c. Mengajukan pertanyaan, pendapat/sanggahan, atau usulan

d. Menunjukkan solidaritas dan partisipasi

e. Bersikap santun dan tidak emosional

f. Memusatkan perhatian

g. Turut serta menjaga kelancaran dan kenyamanan diskusi

175

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

C. Menyampaikan Pendapat dan Gagasan dalam

Diskusi

Saat menyampaikan pendapat atau gagasan di dalam diskusi, gagasan

yang akan disampaikan harus sesuai dengan topik yang sedang dibahas.

Pendapat harus bersifat logis, yaitu dapat diterima oleh akal disertai alasan-

alasan serta bukti dan fakta-fakta sehingga pendapat yang dikemukakan

dapat meyakinkan peserta diskusi yang lain.

Pendapat juga harus bersifat analitis, maksudnya pendapat disam¬

paikan secara sistematis, teratur, dan mendalam serta tidak berbelit-belit.

Selain itu, pendapat juga harus disampaikan secara kreatif yaitu, apa yang

disampaikan merupakan hal yang baru dan bernilai tinggi atau berkualitas.

Namun, semua pengungkapan gagasan, ide, atau usulan harus disampaikan

dengan bahasa yang santun, jelas, tepat, dan objektif.

D. Menyampaikan Tanggapan dan Sanggahan di

dalam Diskusi

Adalah wajar dalam setiap diskusi terjadi perbedaan pendapat.

Perbedaan pendapat di dalam diskusi menyebabkan diskusi berkembang

asalkan cara menyampaikan perbedaan tersebut dengan sikap yang toleran

dan saling menghargai. Jika seseorang hendak mengajukan sanggahan atau

penolakan atas pendapat serta usulan peserta diskusi yang lain, sanggahan

dapat diungkapkan dengan memerhatikan hal-hal berikut.

(1) Menyatakan permohonan maaf terlebih dahulu

sebelum menyampaikan sanggahan atau ketidaksetujuan

(2) Memberikan pujian atau penghargaan terhadap pendapat yang

akan ditanggapi

(3) Menyampaikan sanggahan atau tanggapan dengan alasan yang

masuk akal

(4) Sanggahan diusahakan menyempurnakan atau memberikan solusi

alternatif terhadap gagasan yang akan ditanggapi.

(5) Ungkapan-ungkapan yang merendahkan, seperti, tertolak,

tidak masuk akal, pendapat orang kampung, dan lain-lain harus

dihindarkan.

176 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Di bawah ini adalah contoh kata atau ungkapan yang dapat digunakan

untuk memberikan tanggapan atau sanggahan atas pendapat orang lain.

1. Maaf, saya kurang sependapat ….

2. barangkali perlu ditinjau kembali

3. Masih ada yang kurang sesuai dengan topik permasalahan.

4. Saya kira masih ada pilihan lain misalnya ….

5. Maaf, pendapat saya sedikit berbeda ….

Tanggapan bukan hanya memberi sanggahan, tapi juga mendukung

ide, gagasan, atau pendapat orang lain di dalam diskusi. Untuk

menyampaikan persetujuan atau dukungan terhadap pendapat orang lain,

perlu diperhatikan hal-hal berikut.

(1) Pernyataan dukungan diungkapkan dengan jelas, tidak berbelit-

belit serta dengan bahasa yang santun

(2) Persetujuan juga diungkapkan dengan logis berdasarkan fakta dan

alasan yang bisa diterima.

(3) Persetujuan disampaikan dengan wajar dan tidak berlebihan.

(4) Dukungan harus diungkapkan secara objektif.

Di bawah ini adalah contoh ungkapan yang dapat dipergunakan untuk

menyampaikan dukungan atau persetujuan.

1. Pendapat Anda sesuai dengan topik yang dibahas.

2. Saya setuju dengan pendapat Anda.

3. Saya mendukung pendapat Saudara.

4. Apa yang Saudara katakan sama dengan pemikiran saya.

E. Mengambil Simpulan dalam Diskusi

Tujuan diskusi adalah mencapai hasil berupa kesepakatan terhadap

sesuatu atau pemecahan terhadap suatu masalah. Memberikan simpulan

dalam diskusi merupakan tugas moderator. Namun untuk merumuskan

simpulan, peserta diskusi dapat diikutsertakan agar simpulan yang diambil

lebih objektif dan valid.

Secara umum, simpulan dapat diambil dengan melalui penalaran

deduktif maupun induktif. Dalam diskusi, simpulan diambil dengan

berdasarkan hal-hal berikut.

177

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

(1) Pendapat yang dapat diterima oleh semua peserta diskusi.

(2) Data-data dan fakta yang benar dan dapat diterima kebenarannya

oleh peserta diskusi.

(3) Segala pendapat atau gagasan yang sama dan sejalan.

(4) Voting atau mengambil suara terbanyak dari peserta diskusi yang

hadir.

(5) Simpulan diupayakan merupakan rumusan yang inovatif, solusif,

dan implementatif.

RANGKUMAN

A. Diskusi dan Manfaatnya

Untuk mengadakan sebuah diskusi harus dipersiapkan terlebih

dahulu unsur-unsur manusia, unsur materi, dan fasilitas.

B. Tugas dan Peranan Unsur Diskusi

Setiap unsur di dalam diskusi memiliki tugas dan peranannya masing-

masing. Agar diskusi dapat berjalan dengan lancar, setiap unsur diskusi

harus menjalankan tugas dan peranannya tersebut dengan baik.

C. Menyampaikan Pendapat dan Gagasan dalam Diskusi

Saat menyampaikan pendapat atau gagasan di dalam diskusi, gagasan

yang akan disampaikan harus sesuai dengan topik yang sedang dibahas.

Pendapat harus bersifat logis, yaitu dapat diterima oleh akal disertai alasan-

alasan serta bukti dan fakta-fakta sehingga pendapat yang dikemukakan

dapat meyakinkan peserta diskusi yang lain.

D. Menyampaikan Tanggapan dan Sanggahan dalam Diskusi

Jika seseorang hendak mengajukan sanggahan atau penolakan atas

pendapat atau usulan peserta diskusi yang lain, dapat diungkapkan

dengan menghargai mitra bicara yang menyampaikan argumen tersebut.

E. Mengambil Simpulan dalam Diskusi

Tujuan diskusi adalah mencapai hasil berupa kesepakatan terhadap

sesuatu atau pemecahan terhadap suatu masalah.

Secara umum simpulan dapat diambil dengan melalui penalaran

deduktif maupun induktif. Dalam diskusi simpulan diambil dengan

berdasarkan pada fakta, data, dan opini yang tepat.

178 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

TUGAS KELOMPOK

Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4 – 5 orang. Lalu, buatlah sebuah

diskusi kelompok dengan menentukan topik diskusi, membagi tugas

sesuai unsur diskusi, dan melakukan proses diskusi dengan menerapkan

tata cara menyampaikan pendapat, argumentasi, dan sanggahan hingga

penyusunan simpulan dengan tepat dan santun. Setelah itu, serahkan

simpulan atau hasil pembahasan diskusi kepada guru untuk dinilai!

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Yang dimaksud dengan diskusi adalah

a. obrolan bersama

b. pembahasan masalah

c. kegiatan bertukar pikiran secara lisan

d. memperdebatkan sesuatu

e. tukar pikiran dengan rileks

2. Di bawah ini yang termasuk unsur materi dalam diskusi ialah

a. moderator

b. penyaji

c. dana

d. topik permasalahan

e. perlengkapan

bawah ini tugas moderator, kecuali

3. Di

a. membuka diskusi

b. mempersiapkan materi diskusi

c. mengatur jalannya diskusi

d. memperkenal unsur-unsur diskusi yang lain

e. menyimpulkan hasil diskusi

179

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

4. Yang tidak termasuk manfaat diskusi di bawah ini

a. mengembangkan gaya bicara

b. menumbuhkan sikap demokrasi

c. melatih kemampuan berbicara

d. menumbuhkan sikap toleransi

e. menambah wawasan

5. Yang termasuk unsur perlengkapan untuk menyelenggarakan diskusi

di bawah ini, kecuali

a. komputer

b. bangku dan meja

c. alat tulis dan kertas

d. ruangan

e. sound system dan papan tulis

6. Yang bukan termasuk tugas peserta ialah

a. menjaga kelancaran diskusi

b. memperkenalkan diri

c. mengajukan pertanyaan

d. menjaga sikap agar santun

e. mengikuti tata tertib diskusi

7. Yang bukan tugas penyaji adalah

a. menjawab pertanyaan peserta

b. mengajukan pertanyaan

c. menyiapkan materi diskusi

d. membahas materi diskusi

e. menyajikan makalah

8. Yang bukan tugas notulis ialah

a. mencatat proses atau jalannya diskusi

b. mencatat jumlah peserta diskusi

c. mencatat waktu dan tempat berlangsungnya diskusi

d. mencatat hasil diskusi

e. menilai peserta yang aktif dan pasif

9. Yang merupakan ciri gagasan yang kreatif adalah di bawah ini, kecuali

a. memiliki kualitas

180 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. merupakan hal yang baru

c. masuk akal

d. dapat menginspirasikan gagasan yang lain

e. berbobot

10. Kalimat yang menggunakan bahasa yang santun dalam diskusi,

kecuali

a. Saya menyarankan agar pembahasan mengarah pada persoalan…

b. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan oleh Saudara penyaji,

saya ingin bertanya mengenai…

c. Saya harap diskusi ini jangan diteruskan, sudah percuma dan

tidak akan menghasilkan simpulan yang bermutu.

d. Maaf, jika bisa diskusi ini juga mencari solusi yang tidak

menimbulkan risiko apa-apa.

e. Menurut pendapat saya, sebaiknya kita membatasi masalah kepada

hal…

11. Di bawah ini cara menyelesaikan perbedaan pendapat di dalam diskusi

yang terbaik ada dalam kalimat

a. Mengambil suara terbanyak dari peserta yang hadir.

b. Perbedaan pendapat di antara peserta wajar terjadi.

c. Pilihan kita hanya ini, tak ada lagi yang lainnya.

d. Kita harus mencari alternatif lain karena bukan ini jalan satu-

satunya yang dapat kita tempuh.

e. Pendapat kita harus kita uji cobakan dahulu di lapangan, berhasil

tidaknya urusan nanti.

12. Seni wayang merupakan seni tradisional yang menjadi salah satu ciri

kebudayaan Indonesia. Di dalamnya terdapat pelajaran-pelajaran

berharga yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Masyarakat pada

umumnya menyukai seni wayang karena di samping menarik dan

padat ceritanya, juga mengandung nilai hiburan yang tinggi. Bahkan

di dunia modern saat ini, penyajian seni wayang dipadukan dengan

gaya dan cengkok seni modern, misalnya tata lampu, tata musik, dan

tata suara, sekalipun banyak generasi muda yang belum memahami

wayang.

Kalimat sanggahan yang sesuai dengan masalah di atas adalah

a. Sebaiknya seni wayang tidak perlu dikembangkan karena tidak

sesuai dengan zaman modern.

181

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. Untuk melestarikan seni tradisional, sebaiknya semua seni

tradisional disatukan.

c. Lestarikan seni tradisional sebagai khasanah kebudayaan

Indonesia.

d. Seni wayang merupakan seni asing sebaiknya tidak perlu

dikembangkan.

e. Generasi muda tidak perlu mempelajari seni wayang.

13. Kalimat simpulan yang baik dalam diskusi adalah

a. Mengingat suara terbanyak, diskusi ini saya simpulkan….

b. Simpulan ini adalah milik para peserta diskusi.

c. Kami akan membaca beberapa simpulan sebelum diskusi ini kita

akhiri.

d. Hendaknya kalian paham bahwa ini adalah simpulan diskusi.

e. Saya yakin peserta diskusi menyetujui simpulan diskusi ini.

14. Yang bukan syarat untuk mengungkapkan pendapat dalam diskusi

ialah

a. pendapat yang disampaikan bersifat terbuka

b. pendapat yang digunakan tidak memecahkan masalah

c. kalimat yang digunakan tepat

d. pendapat yang digunakan didukung oleh fakta

e. pendapat yang digunakan berhubungan dengan topik diskusi

15. Penyampaian gagasan yang paling meyakinkan terdapat pada

a. Barangkali Borobudur itu sudah ada sejak abad ke-200 sebelum

Masehi.

b. Menurut saya, penerapan teknologi modern di kalangan pendidikan

menengah dan pesantren harus sudah mulai digalakkan.

c. Sekitar lima puluh kuli tinta dari berbagai media bersedia melawan

perdagangan narkoba konon kabarnya.

d. Saya kira telah terjadi berbagai bencana di Jawa Tengah dan

sekitarnya selama musim hujan.

e. Mungkin beberapa calon kepala desa akan diumumkan minggu

depan.

16. Di bawah ini, kalimat yang berupa sanggahan adalah

a. Sebaiknya diskusi ini tak usah dilanjutkan.

182 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. Sudahlah, kita jadi penonton saja dalam diskusi ini.

c. Sanggahan yang kamu kemukakan tadi memang tepat.

d. Maaf, pendapat Saudara memang baik, namun kurang didukung

oleh fakta yang akurat.

e. Gagasanmu memang luar biasa.

17. Kata-kata yang dapat digunakan untuk menyanggah pendapat yang

baik adalah di bawah ini, kecuali

a. kurang sependapat

b. perlu ditinjau kembali

c. sama sekali tidak tepat

d. kurang setuju

e. belum bisa diterima

18. Kalimat berikut menyatakan persetujuan, kecuali

a. Pendapat Anda sama dengan pemikiran saya.

b. Saya sangat setuju dengan gagasan Anda.

c. Tak ada salahnya kalau kita pertimbangkan dulu usulan Saudara.

d. Apa yang Saudara ungkapkan tidak ada salahnya.

e. Pernyataan Anda sangat sesuai dengan keinginan saya.

19. Pendapat: agar pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat dapat terlaksana dengan cepat, perlu dibarengi dengan

pengaturan pertumbuhan penduduk melalui program KB.

Kalimat yang tepat untuk menanggapi pendapat tersebut adalah

a. Pengaturan pertumbuhan penduduk melalui program KB tidak

perlu digalakkan.

b. Menurut saya, apa yang Saudara kemukakan itu tidak selamanya

benar.

c. Hal itu bisa terlaksana apabila penduduk dipaksa mengikuti

program KB.

d. Saya sependapat dengan apa yang dikemukakan penyaji sebab

program KB bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

e. Mudah-mudahan dengan banyaknya penduduk, negara kita akan

makin makmur.

183

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

20. Kalimat sanggahan yang tepat dan santun adalah

a. Pendapat Anda tidak ilmiah sama sekali.

b. Saya sangat tidak setuju dengan pernyataan Saudara tadi.

c. Saya tidak menerima pendapat Saudara, kecuali semua peserta

menyetujuinya.

d. Saya kurang sependapat dengan gagasan Anda, ada hal yang kurang

sesuai dengan topik pembicaraan mohon ditinjau kembali.

e. Saya pikir pendapat Anda sudah tidak relevan lagi dengan situasi

sekarang.

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan diskusi?

2. Sebutkanlah manfaat dari diskusi!

3. Sebutkan peranan moderator!

4. Sebutkan peranan penyaji!

5. Sebutkanlah tugas notulis!

6. Sebutkan tugas atau peranan peserta diskusi!

7. Sebutkan yang termasuk unsur manusia dalam diskusi!

8. Buatlah 2 kalimat yang berisi sanggahan yang santun terhadap

pendapat orang lain!

9. Buatlah 2 kalimat persetujuan yang santun terhadap pendapat orang

lain!

10. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam memberi tanggapan dalam

diskusi?

184 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB 10

BERNEGOSIASI YANG MENGHASILKAN

DALAM KONTEKS BEKERJA

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Bernegosiasi yang menghasilkan dalam konteks

Kompetensi

bekerja

Dasar

– Mengemukakan gagasan, pendapat, atau komentar

Indikator

dalam kalimat yang menarik dan santun dengan

memerhatikan butir-butir yang akan dibahas

– Menyanggah pendapat orang lain dalam kalimat yang

santun dengan tetap menghargai pendapat mitra

bicara

– Meyakinkan mitra bicara untuk menyetujui pendapat

pembicara dengan sikap dan kalimat yang cermat,

serta argumentasi yang rasional

Pada pelajaran ini, kita diajarkan tentang bernegosiasi mulai dari pengertian

negosiasi, perlunya negosiasi, persyaratan untuk bernegosiasi yang berhasil,

serta mencermati dialog yang mencerminkan kegiatan negosiasi. Diharapkan

setelah mempelajari bab ini, kita akan memahami hal-hal yang berkaitan

dengan negosiasi yang baik serta mampu menghasilkan dan melakukan

negosiasi.

185

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Perlu Intensif Pengembangan,

Biodiesel-Gasohol pengganti BBM

Pemakaian energi alternatif perlu diberikan program intensif oleh

pemerintah untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM).

Pemakaian energi alternatif baru dan terbarukan sebagai pengganti BBM

perlu dilakukan mengingat cadangan BBM yang makin berkurang. “Saya

harapkan Presiden mau memberikan insentif untuk mengembangkan

energi baru dan terbarukan,” kata Menristek/Kepala Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kusmayanto Kadiman pada peluncuran

perdana Gasohol BE-10 untuk bahan bakar otomotif, di Jakarta, baru-baru

ini.

Di negara lain seperti di Austria, Pemerintah Austria memberikan

keringanan pajak dan pemberian voucher kepada pemilik mobil yang

menggunakan biodesel sebagai bahan bakar kendaraannya.

Berbeda pendapat dengan pakar energi lainnya, Kusmayanto menga¬

takan subsidi Pemerintah terhadap BBM dianggap bukan sebagai faktor

penyebab dan energi terbarukan kalah bersaing dengan harga BBM.

Menurut dia, dalam pengolahan biodiesel maupun gasohol tetap

membutuhkan BBM sehingga bila harga BBM naik, akan mempengaruhi

harga biodiesel maupun gasohol juga. Namun, harus diakui bahwa har¬

ganya menjadi lebih murah dan persoalan pokoknya bahwa biodiesel

maupun gasohol adalah energi terbarukan, tidak seperti BBM yang makin

habis disedot dari bumi.

Itu sebabnya lebih baik diberikan potongan pajak kendaraan bermotor

misalnya, bagi mereka yang menggunakan bahan bakar biodisel atau

gasohol, katanya. Selain insentif, Pemerintah juga dapat memanfaatkan

lahan-lahan marjinal di sejumlah daerah sebagai lahan untuk ditanami

dengan tanaman sumber energi terbarukan seperti singkong dan tanaman

jarak yang merupakan bahan bakunya, kata Kusmayanto.

Pemakaian gasohol maupun biodiesel mendukung program langit biru

karena dapat menurunkan kadar emisi gas berbahaya seperti CO, Nox, Sox,

senyawa aromatik dalam bensin serta partikel lembut kurang dari 10um,

kata Menristek. Sementara itu, Diputi Bidang Teknologi Agroindustri dan

Bioteknologi BPPT, Wahono Sumaryono, mengatakan, dengan memakai

186 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

energi ramah lingkungan, Indonesia berpeluang mendapatkan insentif

Carbon Credit dari Bank Dunia sebesar 10 dolar AS setiap pengurangan

emisi CO2 satu meter kubik seperti yang diatur oleh Protocol Kyoto.

Pemanfaatan gasohol, katanya, tidak memerlukan perubahan apa pun

paa jaringan atau infrastruktur distribusi BBM, maupun mesin kendaraan

yang ada. Dari hasil uji konfirmasi yang dilakukan Balai Termodinamika

Motor dan Propulsi BPPT atas unjuk kerja mesin mobil yang berbahan bakar

Gasohol BE-10 dan BE-20, ditemui adanya peningkatan efisiensi pembakaran

nilai kalor FGE hanya dua per tiga nilai kalor bensin, katanya.

“Kinerja mesin menyamai penggunaan pertamax,” kata Wahono.

Bahan baku Gasohol BE-10 adalah singkong yang diproses menjadi ethanol

anhydrous 99% atau bioethanol fuel great (FGE).

Ethanol anhydrous 99% atau bioethanol fuel great (FGE) dapat dicampurkan

ke dalam bensin hingga 20% sebagai aditif (octane enhancer) ataupun

subsitusi bahan bakar otomotif tanpa harus mengubah mesin yang sudah

ada. Bahan bakar campuran ini populer disebut gasohol.

Beberapa negara yang telah lama mengaplikasikan gasohol antara lain

Amerika Serikat (Gasohol-10), Kanada (Gasohol-10), Brasil (ethanol murni

dan Gasohol-20), India (gasohol-10), Cina (Gasohol-10), Thailan (Gasohol-

10). Menurut Wahono, apabila implementasi Gasohol BE-10 (Gasoline 90%,

bioethanol 10%) mencapai seperlima dari total konsumsi bensin, maka

dibutuhkan FGE 0,3 juta KL per tahun. Padahal, kapasitas produksi ethanol

saat ini hanya berkisar 0,18 juta KL sebagai crude alchohol kadar 96%.

Peningkatan jumlah produksi dan kualitasnya menjadi FGE akan

membutuhkan sedikitnya sembilan pabrik ethanol masing-masing

berkapasitas 100 KL per hari, katanya. Agar suplai bahan bakunya (singkong)

dapat terjamin, perlu dikembangkan lahan pertanian seluas 70.000 hektar,

kata Wahono.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada satu pun pabrik ethanol di

Indonesia yang mampu memproduksi FGE. Balai Besar Teknologi Pati

BPPT di Lampung telah memproduksi FGE secara dehidradi 50 liter per

hari. Produksi FGE tersebut hanya untuk keperluan uji unjuk kerja otomotif

berbahan bakar Gasohol BE-10 yang akan dimasyarakatkan kembali.

Menurut Wahono, pilot plant Ethanol BPPT berkapasitas 8.000 liter per hari

itu masih dapat ditingkatkan kemampuannya untuk menghasilkan FGE.

Dalam peluncuran perdana Gasohol BE-10 itu, Menristek mencanangkan

pemakaian gasohol sebagai bahan bakar pada kendaraan dinas yang

digunakan sehari-hari di lingkungan kementeriannya.

187

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BBM hampir selalu menjadi masalah di semua pemerintahan di dunia

apabila harus menaikan harganya. Menyakut kenaikan harga BBM dewasa

ini, dalam suatu artikelnya di koran terkemuka di Jakarta, Romo Prof.DR.

Franz Von Magnis Suseno, SJ. Menyatakan pendapatnya bahwa dengan

harga BBM yang rendah tidak menguntungkan bagi upaya mencari bahan

bakar alternatif. Padahal BBM merupakan bahan bakar yang tidak dapat

diperbarui dan cadangannya sangat terbatas di perut bumi.

DR. Magnis Suseno mengakui, menghapus subsidi beberapa jenis

BBM strategis untuk masyarakat banyak seperti bensin, solar, dan minyak

tanah, tentu bukanlah alternatif yang dapat diterima semua pihak. Namun,

dengan itu masyarakat akan mencari alternatif lain pengganti BBM. Batu

bara misalnya, untuk kegiatan perusahaan. Demikian juga menyusul

kebijakan ini, masyarakat akan terdorong menggunakan bahan bakar gas

untuk kendaraan karena harga jual gas lebih murah, yaitu Rp. 1.550. per

liter.

(Sumber: Media Akademika, edisi Mei 2005)

A. Pengertian Negosiasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi adalah: Proses

tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan

bersama antara satu pihak dan pihak lainnya; penyelesaian sengketa secara

damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa.

Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa negosiasi

adalah proses yang ditimbulkan oleh adanya unsur dua pihak, perbedaan,

dan keinginan untuk berunding. Negosiasi dapat diartikan pula kegiatan

yang ditimbulkan oleh keinginan untuk memenangkan kemauan atau

kepentingan sendiri karena terhambat oleh kepentingan pihak lain atau

adanya pemikiran yang bertolak belakang. Pihak yang satu merasa konsep,

gagasan, program, atau sesuatu yang diingini dianggap sudah benar,

sementara pihak lain berpikiran sebaliknya. Dengan adanya perbedaan

prinsip tapi berada dalam kepentingan dan tujuan yang sama, terjadilah

negosiasi. Untuk mencapai negosiasi yang menghasilkan, perlu adanya

penyampaian argumentasi yang kuat dan tak terbantahkan dengan

kalimat yang menarik dan santun. Melalui kalimat yang menarik dan

santun, diharapkan pihak lain, selain mengakui kebenaran pendapat yang

188 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

dikemukakan juga tertarik pada penjelasan yang disampaikan sehingga

bersepakat.

Kita harus memiliki kemampuan bernegosiasi untuk berbagai hal yang

mungkin perlu dinegosiasikan. Kemampuan bernegosiasi juga diperlukan

jika suatu saat kita terlibat dalam kegiatan bernegosiasi, seperti untuk

kepentingan organisasipekerjaan, atau yang berhubungan dengan hajat

orang banyak. Untuk dapat bernegosiasi dengan baik dan berhasil, beberapa

hal berikut yang perlu kita perhatikan.

1. Memahami persoalan yang akan dinegosiasikan.

2. Memiliki informasi dan data tentang persoalan yang akan dinego¬

siasikan sebagai bahan argumentasi

3. Mengungkapkan gagasan atau pendapat dengan alasan yang rasional

4. Menyampaikan penjelasan dengan kalimat yang menarik, efektif, dan

santun

5. Bersikap sabar dan terbuka menerima pendapat orang lain

6. Berupaya meyakinkan mitra bicara tentang penting dan bergunanya

hal yang kita negosiasikan secara santun

7. Menghindari sikap menjatuhkan pendapat orang lain

8. Memiliki beberapa alternatif konsep lain yang tak jauh beda bila konsep

pertama tak bisa diperjuangkan

Di samping itu, kita harus banyak berlatih mengungkapkan pendapat

melalui diskusi atau dialog. Dengan seringnya berlatih menyampaikan

kalimat yang menarik dan santun, kita akan mudah serta terampil

bernegosiasi. Salah satu pelatihan untuk belajar bernegosiasi ialah seringnya

mengikuti rapat-rapat dalam organisasi sekolah seperti OSIS.

B. Bernegosiasi dalam Menyusun Program Kerja

Sebuah organisasi pasti memiliki program kerja sebagai acuan kegiatan

selama kurun waktu tertentu. Program kerja berisi rencana-rencana kegiatan

yang rutin dan insidental disertai jadwal atau waktu pelaksanaannya.

Semua kegiatan biasanya dirancang berdasarkan tujuan serta visi dan misi

organisasi tersebut.

Di sekolah ada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang merupakan

wadah seluruh kegiatan siswa terutama kegiatan ekstrakulikuler (ekskul).

OSIS juga mempunyai program kerja yang berkaitan dengan kegiatan-

189

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

kegiatan yang diindukinya, seperti paskibra, pramuka, keagamaan, PMR,

kesenian, atau olahraga. Setiap bidang kegiatan pada awal tahun membuat

program kegiatan yang selanjutnya akan menjadi agenda/program kerja

tahunan OSIS. Sebuah program kerja tidak serta merta dibuat dan dapat

dilaksanakan, tetapi harus melalui perundingan dan permufakatan di

kalangan pengurus OSIS lainnya. Hal itu perlu sebab sebuah program kegiatan

harus dipahami dulu latar belakang, tujuan, sasaran, tempat pelaksanaan,

orang-orang yang melaksanakan, serta biaya yang dikeluarkan. Tak jarang

sebuah program atau rencana kerja sebelum pembentukan panitia untuk

dilaksanakan, perlu dirundingkan dulu. Singkatnya, sebuah program harus

dipelajari dengan cermat apakah rencana kerja atau kegiatan tersebut layak

dilaksanakan dan tujuannya sesuai dengan visi dan misi organisasi. Selain

itu, program kerja juga harus realistis, logis, dan ekonomis.

Dalam perundingan mengenai program kerja, ada program yang

diterima ada juga yang tertolak atau perlu direvisi bergantung pada

argumentasi pihak pembuat program. Tentunya melalui tawar-menawar

antara pengusul program dan pihak yang menolak. Tawar-menawar dalam

merumuskan sesuatu itu wajar terjadi. Inilah yang disebut negosiasi.

C. Bernegosiasi dengan Santun

Seperti juga dalam diskusi ada yang menyanggah suatu usulan dan

ada yang mendukung, semua itu harus berakhir pada satu titik pertemuan

pandangan yang melahirkan suatu simpulan. Demikian juga dengan

negosiasi. Pada sebuah musyawarah atau perundingan, pada akhirnya harus

menuju suatu keputusan yang damai dan dapat diterima semua pihak. Oleh

sebab itu, proses bernegosasi harus dilakukan dengan bahasa yang santun,

menggunakan ungkapan yang tidak bernuansa konflik. Sanggahan yang

diutarakan juga dengan alasan yang tepat dan dapat menyakinkan orang

lain. Jika butuh sebuah perincian, kemukakan dengan lugas, dan tidak

berputar-putar sehingga tidak membuat orang salah pengertian. Berikut ini

contoh proses berdiskusi dan negosiasi dalam merumuskan suatu program

kerja.

Saat berlangsungnya rapat OSIS SMK Nurul Iman, yang dipimpin

langsung oleh Ketua Umum OSIS dengan topik pembicaran merumuskan

program kerja 1 tahun. Pembicaraan alot terjadi ketika membahas kegiatan

jambore latgab (latihan gabungan) beberapa bidang ekskul yang dimotori

oleh pengurus ekskul pramuka. Ada beberapa ekskul yang dilibatkan,

190 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

seperti Majalah Dinding (Mading) dan KIR (Karya Ilmiah Remaja). Namun,

bidang ekskul, khususnya PMR dan Paskibra, tidak setuju. Mereka

mengganggap kegiatan latgab, khusus untuk bidang ekskul tertentu saja.

Jadi tidak semua bidang ekskul pantas menjadi peserta latgab. Berikut

cuplikan percakapannya.

Ketua OSIS : ”Teman-teman pengurus OSIS, dalam kegiatan latgab

bulan depan, pihak Pramuka mengizinkan seksi

Mading diikutsertakan pada latihan gabungan tersebut.

Sebagaimana seksi KIR. Sebelum kita putuskan, apakah

ada yang ingin menanggapi?”

Anto : ”Mohon maaf, bukannya saya tidak setuju ada

(wakil Paskibra) tambahan kelompok peserta latgab yang dalam hal ini

seksi Mading, namun orientasi latihan gabungan ini

kan mengarah pada lebih banyak kegiatan yang bersifat

pelatihan fisik. Jadi, menurut saya, keikutsertaan

seksi Mading menjadi kurang efektif dan tidak pada

tempatnya.”

Tari : ”Saya sependapat dengan Anto, latihan gabungan

ini jika dilihat dari nama kegiatannya, tentu kita

(wakil PMR)

tahu bahwa pada kegiatan ini, kita mengnyinergikan

peranan beberapa ekskul yang pada intinya memiliki

kesamaan materi yang dipelajari di bidang ekskulnya,

yaitu keterampilan psikomotorik. Saya malah

menyarankan untuk latgab tahun ini, peserta ekskul

hanya melibatkan PMR, Paskibra, dan pramuka.”

Dwi : ”Mohon maaf sekali lagi rekan-rekan, jika selama

ini Pramuka yang memotori kegiatan latgab sehing¬

(wakil Pramuka)

ga kami yang merencanakan proses kegiatan ini.

Sebenarnya jika kita cermati tujuan diadakannya

latgab ini, yaitu mengupayakan adanya kebersamaan

di tubuh OSIS dalam bidang apa pun. Sebab, induk

kita adalah sama semua ekskul membawa visi dan misi

sekolah kita dan melibatkan para siswa di SMK kita.

Tak ada salahnya jika kita mengajak semua bidang

ekskul untuk terlibat pada jambore/latgab ini. Kami

malah berkeinginan semua bidang ekskul terlibat.

Masalah butuh pelatihnya, nanti akan kita rumuskan

bersama, kita hendaknya tidak memandang pelatihan

191

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

ini sebagai bentuk latihan keterampilan untuk fisik saja,

namun juga setiap peserta apa pun bidang ekskulnya,

butuh pelatihan yang bersifat kognitif. Mungkin

rekan-rekan di Mading dan KIR dapat memberikan

konsep dan keterampilan khusus untuk hal ini.”

Anto : ”Semua yang dikemukakan teman Dwi betul. Namun,

bagaimana perencanaan mengenai akomodasi dan

(wakil Paskibra)

biaya pastilah akan mengalami pembengkakan. Sekali

lagi kami minta maaf, bukannya kami bermaksud

menyepelekan teman-teman di bidang lain. Ini hanya

ingin supaya kegiatan tak harus bernuansa hura-hura,

tapi lebih terfokus dan efektif karena OSIS tetap akan

mengakomodasi semua kegiatan bidang lainnya pada

bentuk kegiatan yang proporsional.”

Tari : ”Apa yang disampaikan Anto tidak salah jika pan¬

dangannya lebih mengarah pada proses penye¬leng¬

(wakil Pramuka)

garaan. Kami akan mengupayakan semaksimal

mungkin untuk meringankan beban keuangan OSIS.

Tapi, kami mohonkan pengertian semua pihak bahwa

melibatkan banyak pihak bukan berarti berhura-hura.

Kepada Ketua umum OSIS, kami mencoba ingin

adanya kebersamaan yang total di tubuh OSIS. Kami

mohon tawaran kami ini didukung.”

Ketua OSIS : ”Baiklah jika pihak Pramuka yang menjadi ”master of

job” kegiatan ini menjamin pihak OSIS dan sekolah

tidak menjadi susah dalam proses penyelenggarannya,

menurut saya kita coba saja, tak ada salahnya

bukan?”

…..

Akhirnya, OSIS menetapkan kegiatan latgab melibatkan semua bidang

ekskul bukan saja Mading dan KIR.

192 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

RANGKUMAN

A. Pengertian Negosiasi

Negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna

mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya.

Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa negosiasi adalah

proses yang ditimbulkan oleh adanya unsur dua pihak, perbedaan, dan

keinginan untuk berunding.

B. Bernegosiasi dalam Menyusun Program Kerja

Dalam perundingan mengenai program kerja, ada program yang

diterima ada juga yang tertolak atau perlu direvisi bergantung pada

argumentasi pihak pembuat program. Tentunya melalui tawar-menawar

antara pengusul program dan pihak yang menolak. Tawar-menawar

dalam merumuskan sesuatu itu wajar terjadi. Inilah yang disebut

negosiasi.

C. Bernegosiasi dengan Santun

Sebuah musyawarah atau perundingan pada akhirnya harus menuju

suatu keputusan yang damai dan dapat diterima semua pihak. Oleh

sebab itu, proses bernegosasi harus dilakukan dengan bahasa santun

menggunakan ungkapan yang tidak bernuansa konflik. Sanggahan yang

diutarakan juga dengan alasan yang tepat dan dapat menyakinkan orang

lain. Jika butuh sebuah perincian, kemukakan dengan lugas, dan tidak

berputar-putar sehingga tidak membuat orang salah pengertian.

193

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

TUGAS KELOMPOK

Bagilah kelas menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok dipasangkan

dengan kelompok lainnya sehingga ada 4 kelompok berpasangan. Setiap

kelompok yang sudah berpasangan, masing-masing akan menjadi pihak

ke- 1 dan pihak ke-2 yang akan bernegosiasi. Lakukanlah kegiatan

negosiasi dengan persoalan berikut ini.

1. Sekolah akan mengadakan pentas seni dalam rangka HUT sekolah.

Untuk mengisi acara, seksi Acara, merencanakan salah satunya

mengundang penyanyi dangdut selain group band. Terjadi pro dan

kontra. Pihak ke-1 setuju, tapi pihak ke-2 tidak setuju dengan alasan

masing-masing.

2. Sekolah akan membuat peraturan bahwa siswa dilarang mem¬¬

ba¬wa HP ke sekolah. Hal ini lalu diserahkan ke siswa untuk

dimusyawarahkan. Pihak ke-1 setuju, tapi pihak ke-2 tak setuju

dengan argumentasi masing-masing.

3. Pihak pertama setuju acara pelepasan kelas XII diadakan di luar

sekolah, pihak kedua berpendapat di dalam sekolah saja dengan

bentuk acara hiburan atau panggung.

4. Mengenai keterlibatan kelas XII dalam ekskul dan perlombaan antar-

sekolah, pihak pertama setuju karena punya pengalaman, tapi pihak

kedua tak setuju karena akan menggangu persiapan menghadapi

ujian.

Setiap kelompok yang berpasangan memilih permasalahan di

atas dan dikembangkan menjadi sebuah persoalan yang menuntut

negosiasi. Seluruh siswa dalam kelompok diharapkan berlatih untuk

mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat pihak lain dengan

santun. Guru dapat menilai keaktifan siswa dalam kegiatan ini.

194 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Jika dalam suatu negosiasi, pihak Anda tidak memenangkan negosiasi,

yang tidak selayaknya Anda lakukan adalah

a. menerima dengan sikap positif

a. memperjuangkannya lagi di lain kesempatan

b. menghargai keputusan yang telah disepakati

c. menyadari bahwa pihak Anda memang masih banyak

kekurangan

d. mengusahakan jalan pintas yang licik

2. Berikut ini pernyataan yang tidak benar dalam bernegosiasi

adalah

a. Sebelum bernegosiasi, orang yang bernegosiasi harus melakukan

persiapan.

b. Pakailah segala cara untuk memenangkan negosiasi.

c. Orang yang bernegosiasi harus saling menghormati.

d. Orang yang bernegosiasi harus mematuhi aturan.

e. Usaha berdiskusi, tidak berdebat dan hindari pula konfrontasi,

percekcokan, dan perseteruan.

3. Pernyataan yang tidak tepat dalam penyampaian pendapat dalam

negosiasi adalah

a. menyampaikan pendapat yang dapat menyakinkan mitra bicara.

b. menyampaikan pendapat dengan kalimat yang menarik

c. menyampaikan pendapat dengan kalimat yang santun

d. menyampaikan pendapat dengan ucapan-ucapan licik

e. menyampaikan pendapat dengan argumentasi yang benar

4. Penyampaian negosiasi memenuhi kriteria berikut, kecuali

a. logis d. lugas

b. sistematis e. subjektif

c. mendalam

195

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

5. Seorang negosiator harus mempunyai sifat berikut, kecuali

a. supel

b. pemurah

c. terpecaya

d. terampil bicara

e. luwes

6. Kata negosiasi berasal dari bentukan

a. negasi + asi

b. negasi + iasi

c. negoi + asi

d. nego + siasi

e. negoi + iasi

7. Program kerja harus bersifat realistis, maksudnya

a. sesuai dengan keadaan

b. sesuai dengan harapan

c. dapat dipertanggungjawabkan

d. dapat diwujudkan secara nyata

e. dapat menghasilkan uang

8. Program kerja harus bersifat logis, maksudnya

a. dapat dicerna akal

b. mudah dicerna akal

c. uraiannya tidak berbelit-belit

d. mudah dipahami

e. tidak bertentangan dengan kenyataan

9. Program kerja harus bersifat ekonomis, maksudnya

a. membutuhkan biaya banyak

b. tidak memerlukan biaya besar

c. tidak membutuhkan anggaran

d. tidak sulit dilakukan

e. membutuhkan banyak pihak yang terlibat

10. Ungkapan bernuansa konflik yang harus dihindari adalah di bawah

ini, kecuali

a. tidak masuk akal

196 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. tidak benar sama sekali

c. boleh–boleh saja

d. mustahil dilakukan

e. banyak negatif

11. Kesatuan sebuah ungkapan harus didasarkan pada pertimbangan di

bawah ini, kecuali

a. menghargai mitra bicara

b. memilih kata yang baik

c. menyusun perencanaan lain

d. menyanggah pendapat lain

e. mencabut hak bicara bagi yang menolak

12. Kesimpulan rapat dari panitia pelepasan siswa kelas 3 SMK Jaya Bakti …

a. Menolak pertunjukan dangdut.

b. Menyetujui diadakan pertunjukan dangdut.

c. Ragu-ragu dalam mengadakan pertunjukan dangdut.

d. Tidak boleh diadakannya pertunjukan dangdut sebab terlalu

vulgar.

e. Alasan saudara Joni, dangdut merupakan khas Indonesia.

13. Contoh tanggapan yang santun dalam kalimat diskusi

a. Saya tidak terima dengan tanggapan Saudara, bahwa musik

dangdut itu murahan.

b. Saya sependapat bahwa musik dangdut itu vulgar.

c. Maaf Saudara Dini, tanggapan lagu dangdut saya terima. Tetapi,

lagu dangdut sangat merakyat dan syairnya pun diambil dari

kehidupan sehari-hari.

d. Saya menolak pendapat Saudara Joni tentang musik dangdut.

e. Maaf saudara Nita, saya menolak pendapat Saudara Nita tentang

lagu dangdut yang terkesan kampungan.

14. Urutan acara sambutan

a. Pembukaan oleh panitia, sambutan kepala sekolah, acara hiburan

sekaligus penutupan.

197

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. Sambutan kepala sekolah, pembukaan oleh panitia, acara

hiburan.

c. Pembukaan oleh panitia, berdoa, acara hiburan, dan penutup.

d. Berdoa yang dibawakan oleh guru agama, sambutan kepala

sekolah, acara hiburan, dan penutup.

e. Pembukaan oleh kepala sekolah, sambutan oleh panitia, hiburan,

dan penutup.

15. Program kegiatan biasanya dibuat untuk hal–hal yang berkaitan

dengan

a. pentas seni, paskibraka, pramuka, dan keagamaaan

b. kebersihan sekolah, tata tertib sekolah, dan pembayaran uang

sekolah

c. upacara bendera, keamanan sekolah, dan tata tertib sekolah

d. pentas seni, kebersihan sekolah, dan latihan upacara bendera

e. kelompok belajar dan paduan suara

16. Negosiasi mengupayakan agar sebuah program kerja atau usulan tidak

dibuat seperti di bawah ini, kecuali

a. diterima

b. direvisi

c. diganti

d. ditolak

e. ditinjau ulang

17. Dalam menyampaikan alasan bernegosiasi, diperlukan sikap-sikap ini,

kecuali

a. arif

b. sabar

c. tak mau kalah

d. semangat

e. penuh pengertian

18. Dalam diskusi “Narkoba”, seseorang peseta mempertahankan penda¬

patnya. Ungkapan yang santun adalah

a. Saudara-saudara semua, tahukah narkoba sangat merugikan. Oleh

198 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

sebab itu, harus dicegah.

Saudara-saudara harus paham, dong, kegiatan narkoba oke banget!

b.

c. Saudara-saudara harus maklum, narkoba mesti kita berantas!

d. Saudara-saudara, kegiatan penyuluhan narkoba perlu kita lakukan

sebab memiliki efek yang positif untuk penyalahgunaan

e. Narkoba. Saudara-saudara, kalau kegiatan ini ditolak, berarti

Saudara semua bandar narkoba.

19. Sebuah rumusan yang merupakan acuan untuk pelaksanaan sebuah

pekerjaan/kegiatan disebut

a. jadwal kerja

b. agenda kerja

c. program kerja

d. pedoman kerja

e. hasil kerja

20. Proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai

kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi)

dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain disebut …

a. tanya jawab

b. bercakap-cakap

c. diskusi

d. negosiasi

e. debat

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Jelaskan apa yang dimaksud negosiasi!

2. Syarat apa yang harus dimiliki oleh seorang negosiator?

3. Apa yang dimaksud dengan program kerja?

4. Bagaimana cara menyanggah yang santun?

5. Mengapa kita harus bernegosiasi dengan santun?

199

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Amatilah perbincangan rapat OSIS SMK Nurul Iman pada materi

pelajaran ini. Lalu jawablah soal-soal di bawah ini!

6. Apakah inti permasalahan dalam rapat tersebut?

7. Apakah bahasa yang digunakan cukup santun dan tidak menyinggung

perasaan orang lain?

8. Apakah gagasan/ide disampaikan secara logis?

9. Apakah alasan diikutsertakannya ekskul Mading dan KIR dalam

latihan gabungan?

10. Bagaimana hasil keputusan rapat tersebut?

200 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB 11

MENYAMPAIKAN LAPORAN ATAU PRESENTASI

LISAN DALAM KONTEKS BEKERJA

– Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Menyampaikan laporan atau presentasi lisan dalam

Kompetensi

konteks bekerja

Dasar

– Menyampaikan fakta (dalam tuturan deskriptif, naratif,

Indikator

dan ekspositoris) yang berkenaan dengan keadaan atau

peristiwa yang dilaporkan

– Menyampaikan keadaan atau peristiwa secara kronologis

(dalam tuturan deskriptif/naratif/ekspositoris) sesuai

dengan tuntutan keadaan atau peristiwa yang dilaporkan

secara lisan

– Menyampaikan rangkuman (kategorisasi) atau simpulan

(analisis/sintesis) dengan benar

Pada bab ini, kita akan belajar tentang laporan dan cara menyajikannya secara

lisan. Sebelumnya, akan dibahas mengenai sistematika laporan, pola dan

contoh laporan deskripsi, narasi, dan eksposisi. Dengan mempelajari materi

ini, kita diharapkan dapat membuat laporan dan dapat menyajikannya secara

lisan sesuai dengan sifat laporan. Selain itu, kita juga diharapkan mampu

membuat rangkuman dan simpulan laporan dengan benar.

201

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Makanan Unik dari Yogyakarta

Yogyakarta sebagai daerah istimewa memang selalu menjadi salah

satu tujuan wisata yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal

maupun luar negeri. Di samping memiliki ciri khas kebudayaan keraton

yang masih kental, banyak hal yang bisa diamati di Yogyakarta yang

belum tentu ada di wilayah lain, misalnya keanekaragaman jenis makanan

daerahnya. Jika kita ke Yogyakarta, yang biasanya teringat di benak kita

adalah gudeg yogya, bakpia patok, atau makanan lesehan yang terdapat di

sepanjang Jalan Malioboro. Sebenarnya selain dari dua makanan khas yang

terkenal dari Yogya dan penyajian ala lesehan itu, ada juga makanan lain

yang terasa unik didengar dan masih asing di telinga kebanyakan orang

yang bukan penduduk Yogyakarta. Makanan itu disebut dengan “sego

kucing” atau nasi kucing.

Mendengar nasi kucing, yang terbayang adalah nasi yang biasa

diberikan untuk kucing. Lalu mengapa dijual? Siapa yang mau makan

nasi buat kucing? Rupanya ini hanya istilah. Bagi yang pernah tinggal di

Yogyakarta, sudah tak asing lagi dengan yang namanya nasi kucing. Nasi

bungkus dengan lauk-pauk sambal teri, oseng-oseng tempe, dan bandeng

goreng ini biasanya disantap dengan tambahan lauk sate atau makanan

gorengan seperti tahu susur (tahu isi), tempe goreng tepung, bakwan tauge,

dan tahu atau tempe bacem.

Di Yogya, nasi kucing merupakan santapan ‘wajib’ mahasiswa sebab

harganya yang murah. Umumnya, mahasiswa yang sering terlambat

menerima kiriman uang dari orang tuanya harus hidup berhemat. Salah

satu pos penghematan adalah biaya konsumsi atau makan. Maka, nasi

kucing pun sering menjadi pilihan. Karena porsinya kecil, nasi kucing

ini cukup mengenyangkan dan sangat cocok disantap pada malam hari.

Biasanya malam hari jarang orang yang makan banyak. Sebungkus nasi

kucing ditambah sate dan minumannya hanya dihargai Rp 3.000. Lauk sate

yang tersedia bermacam-macam, yaitu sate babat, sate kepala, sate sayap,

sate telur puyuh, sate ati, sate ampela, sate usus, dan sate daging sapi.

Semua sate tersebut diberi bumbu bacem sehingga terasa manis.

Minuman yang tersedia untuk mengiringi santapan nasi kucing juga

bermacam-macam seperti es jerman (jeruk manis), es tehquila (es teh manis),

es tarik (es teh susu), dan kopi jos. Jenis minuman terakhir ini cukup unik,

202 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

baik rasa maupun cara membuatnya. Segelas kopi panas disiapkan lalu

dimasukkan sebongkah bara arang. Kabarnya, minuman ini berkhasiat

menghilangkan racun di dalam tubuh.

Selain nasi kucing, ada lagi makanan unik di kawasan Pasar Tradisional

Jejeran, Plered, Yogyakarta, jalan raya arah Yogyakarta ke Imogiri. Di

tempat itu, terdapat warung makan tradisional yang sangat terkenal.

Warung tersebut hanya berukuran 3 x 4 meter, namun pengunjungnya

sangat banyak, apalagi jika malam hari. Mobil-mobil plat B dan L berderet

memenuhi marka jalan di depan Pasar Jejeran.

Di pasar ini, ada warung makan yang menjual sate klatak, yaitu sate

kambing yang dibakar dengan arang pohon asam, tanpa dibumbui kecap

atau bumbu kacang layaknya sate yang kita kenal selama ini. Sate klatak

dibakar tanpa bumbu, namun memiliki aroma rasa yang natural dan gurih.

Untuk menciptakan rasa gurih, sebelum dibakar, daging terlebih dahulu

dicelup ke dalam kuah kaldu daging kambing. Selain itu, sate klatak harus

dibuat dari daging kambing muda.

Makanan khas dan unik juga terdapat di Klebengan, Selokan Mataram,

sebelah utara Kampus Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Tepatnya di

sebuah resto yang dulunya kantin kampus dan sekarang bernama Resto

SGPC Bu Wiryo. SGPC singkatan dari Sego Pecel khas Bu Wiryo yang begitu

sangat terkenal di kalangan mahasiswa UGM. Bahkan saking terkenalnya,

banyak alumni UGM dari berbagai daerah yang kini sudah banyak yang

menjadi pejabat, saat bertandang ke Yogyakarta, menyempatkan mampir

bersama keluarganya ke Resto SGPC Bu Wiryo. Resto ini tetap mempunyai

rasa yang khas seperti saat menjadi kantin kampus dulu, tak pernah berubah

dengan harga yang tetap murah dan menu yang unik. Ada menu SDSB (Sop

Daging Sayur Bayem), Sop Tanpa Kawat (Sop Tanpa So’un), Sop Bubrah

(sop yang diberi bumbu kacang pecel), Sop Tanpa Truk (sop tanpa kubis/

Kol), Pecel Keramas (nasi pecel diberi kuah sop), Pecel Pancasila (Pecel

dengan telur puyuh lima buah), Pecel Diuwel-uwel (pecel dibungkus), dan

yang agak baru ada menu SBY (sop bayem). Demikian juga minumannya,

ada Teh Mrengut (teh kental), Teh Kemulan (teh hangat), dan Teh Sengkuni

(teh dicampur jeruk). Anda tertarik untuk mencobanya?

(Sumber: Berita Kota, Januari 2008 dan Majalah

Kewirausahaan & Keuangan, Desember 2007)

203

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

A. Pengertian Laporan

Laporan adalah suatu cara komunikasi yang berisi informasi sebagai

hasil dari sebuah tanggung jawab yang dibebankan kepada pembuatnya.

Dengan kata lain, sebuah dokumentasi yang berisi fakta-fakta dari hasil

penyelidikan suatu masalah sebagai bahan acuan pemikiran, penilaian

serta tindakan. Laporan lebih banyak disampaikan dalam bentuk tertulis

dan juga bisa disampaikan secara lisan. Laporan berguna untuk:

(1) alat pertanggungjawaban secara tertulis

(2) pendokumentasian data

(3) bahan pertimbangan

(4) acuan pengambilan keputusan

(5) alat merumuskan suatu penilaian

(6) bahan evaluasi

(7) melatih berpikir sistematis

Baik berbentuk tulisan maupun lisan, kriteria penyampaian laporan

yang baik dilihat dari tiga hal berikut.

(1) Isi laporan mencakup kelengkapan fakta, data yang akurat, faktual,

dan objektif.

(2) Penyajian mencakup penggunaan bahasa yang baik, jelas dan tepat,

sistematik serta menarik

(3) Penyajian lisan harus disampaikan dengan vokal yang jelas,

pengucapan, lafal, intonasi yang tepat dan gaya ekspresif yang

sesuai.

Sebelum laporan disajikan secara lisan, laporan terlebih dahulu disusun

dalam bentuk tertulis secara sistematis sehingga mudah dipahami.

Dari segi bentuk tertulis, laporan terbagi menjadi seperti berikut.

(1) Laporan berbentuk formulir, yaitu laporan yang tinggal mengisi pada

blangko yang disediakan.

(2) Laporan berbentuk memorandum, yaitu laporan yang diuraikan secara

singkat. Laporan ini dibuat dalam rangka proses hubungan kerja antara

atasan dan bawahan atau antar-unsur-unsur dalam suatu instansi.

3. Laporan berbentuk surat, yaitu laporan yang diuraikan lebih panjang

dari memorandum sebagaimana uraian dalam bentuk surat biasa. Jenis

laporan ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam topik.

204 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

(4) Laporan berbentuk naskah, yaitu laporan yang panjang, biasanya disusun

seperti makalah. Materi laporan dibagi menjadi beberapa topik dan

subtopik.

(5) Laporan berbentuk buku, yaitu laporan yang disusun dalam bentuk

buku.

Dari segi struktur penulisan, laporan terbagi seperti berikut

(1) Laporan formal, yaitu laporan yang struktur penulisannya leng¬kap,

terdiri atas:

a. halaman judul

b. halaman pengesahan

c. kata pengantar

d. daftar isi

e. daftar tabel (jika ada)

f. daftar grafik (jika ada)

g. pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup

masalah/objek, pembatasan masalah/objek, dan sebagainya

h. bagian isi, berisi uraian pembahasan tentang masalah atau

objek yang dilaporkan serta hasil yang dicapai

i. simpulan dan saran, berisi hal-hal pokok atau intisari dari

pembahasan laporan serta penyampaian keinginan pelapor

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan laporan yang belum

atau seharusnya ada.

Laporan formal sangat terikat dengan struktur penulisan. Laporan

formal biasanya dibuat untuk keperluan formal seperti dalam

ruang lingkup pekerjaan atau pendidikan, dan umumnya bersifat

berkala. Contoh laporan formal ialah laporan tentang keadaan

dan perkembangan proyek yang sedang dilaksanakan, laporan

penelitian ilmiah, dan laporan percobaan.

(2) Laporan informal, yaitu jika laporan tidak memenuhi persyaratan

sistematika di atas.. Sistematika atau struktur penulisannya lebih

sederhana atau memiliki model sistematika sendiri dan tidak

bersifat standar. Pembuatannya lebih cenderung memenuhi

kebutuhan informasi atau untuk mendapatkan data lapangan.

Yang termasuk laporan informal, ialah laporan perjalanan, laporan

pengamatan, dan laporan kunjungan.

205

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

B. Pola Penyajian Laporan secara Lisan

Baik laporan formal maupun informal disusun dengan menggunakan

bahasa yang baku. Laporan yang telah disusun bisa juga disampaikan

secara lisan. Oleh sebab itu, bentuk uraian laporan dapat disajikan dengan

pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris.

Pola penyajian laporan bersifat narasi lebih menekankan uraian

secara kronologis, yaitu berdasarkan rangkaian waktu. Isi laporan bersifat

penceritaan atau pemaparan peristiwa tentang objek yang dilaporkan.

Yang termasuk laporan ini misalnya, laporan perjalanan, laporan

peliputan peristiwa, dan laporan berita (reportase). Laporan ini bersifat

pengungkapan fakta pada sebuah peristiwa atau keadaan. Oleh sebab

itu, laporan ini dituntut harus faktual (berdasarkan yang ada), aktual

berkaitan realita dengan kejadian yang baru terjadi, akurat berdasarkan

bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan dan objektif (apa adanya).

Sebagaimana sebuah berita, pengungkapan informasinya bermuatan 5 W +

I H (what: apa, who: siapa, where: dimana, when: kapan, why: mengapa dan

how: bagaimana).

Lain lagi dengan pola penyajian laporan bersifat deskripsi. Laporan ini

lebih terfokus pada penggambaran mengenai lokasi, tempat, dan bentuk

fisik serta ciri-ciri objek yang dilaporkan. Yang termasuk laporan deskripsi

ialah laporan pengamatan, laporan kunjungan, laporan observasi, dan

sebagainya.

Pola penyajian laporan bersifat ekspositoris berupa uraian yang berisi

langkah-langkah kerja, proses kejadian, atau pemaparan mengenai tahapan-

tahapan perkembangan objek yang dilaporkan. Yang termasuk laporan

bersifat ekspositoris adalah laporan penelitian, laporan percobaan, laporan

pertanggungjawaban uraian pekerjaan yang menggunakan tahapan, dan

sebagainya.

Berikut adalah contoh-contoh laporan berbentuk narasi, deskripsi, dan

ekspositoris

Contoh laporan narasi berupa laporan perjalanan

Sibetan, Kabupaten Karang Asem, 78 kilometer sebelah timur

Denpasar adalah desa tempat asal salak bali. Terletak di ketinggian 350-

550 m dari permukaan laut. Desa ini dapat dicapai dari Denpasar dalam

waktu 2,5 jam melalui Padang Bai-Amlapura dengan ongkos Rp 2.000.

Kendaraan umum dari Denpasar memang hanya sampai Amlapura. Sisa

206 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

perjalanan sejauh 14 kilometer ke Sibetan diteruskan dengan angkutan

umum Isuzu hijau dengan ongkos Rp 5.000.

Sebenarnya, Sibetan bisa dicapai dalam waktu lebih singkat kalau

kita mengambil jalur Denpasar-Klungkung-Besakih. Di Kota Rendang,

kita turun dan menyambung perjalanan ke selat. Sayang kan, kendaraan

umum Rendang-Selat hampir tidak ada sehingga memang lebih mudah

datang ke Sibetan melalui Padang Bai-Amlapura.

Hari Senin, setelah menempuh perjalanan selama tiga jam melalui

Padang Bai-Amlapura, Trubus tiba di Sibetan pukul 14.00 WITA. Udara

terasa sejuk meskipun siang itu matahari bersinar terik. Di kiri kanan

jalan yang menanjak dan berkelok-kelok terlihat hamparan kebun salak

dan di tengah-tengah kebun, terlihat rumah para petani.

Kondisi lingkungan Sibetan memang cocok untuk salak. Iklimnya

termasuk basah dengan curah hujan rata-rata 2.145 mm/tahun dan jumlah

hari hujan 84 hari. Dalam situasi normal, setahun ada tujuh bulan basah

(Oktober-April) dan lima bulan kering (Mei-September). Topografinya

berbukit-bukit. Jenis tanahnya latosol cokelat kemerah-merahan. Tanah

seperti ini kalau disiram air, menjadi licin dan lengket. Waktu Trubus ke

sana, kebetulan hujan tidak turun sehingga walaupun jalan tanah di desa

itu naik-turun, tetapi tidak licin.

Contoh laporan narasi berupa laporan liputan peristiwa

Ratusan civitas akademika Universitas Trisakti kemarin memperingati

sembilan tahun Tragedi Trisakti. Para mahasiswa, karyawan, dosen,

dan pimpinan kampus melakukan pengibaran bendera setengah tiang

sebagai bentuk berkabung masyarakat Trisakti atas meninggalnya empat

mahasiswa pada 12 Mei 1998 itu.

Dihadiri seluruh masyarakat Trisakti, acara dimulai dengan

pengibaran bendera setengah tiang, tepat pukul 07.30 WIB. Upacara

tersebut bertempat di pelataran parkir depan Gedung Sjarif Thajeb yang

berada di depan Monumen Tragedi 12 Mei.

Rektor Universitas Trisakti, Thoby Mutis, pada kesempatan itu

meminta agar pemerintah menetapkan tanggal 12 Mei sebagai hari

antikekerasan. Selain itu, dia juga berharap nama besar yang disandang

empat mahasiswa Trisakti sebagai tokoh reformasi dapat dipertahankan

oleh mahasiswa Trisakti lain. ”Saya ingin setiap tanggal 12 Mei dijadikan

207

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

sebagai Hari Antikekerasan,” ujar Thoby.

Presiden BEM Trisakti, Ahmad Gauzul Alam mengatakan upacara

yang dilakukan kemarin sebagai bentuk seremonial belaka. Adapun inti

peringatan sudah dilakukan sejak Rabu (09/5) lalu. ”Ini hanya seremonial

saja, kita sejak Rabu kemarin telah melakukan peringatan, ” ujarnya.

Seluruh masyarakat Trisakti yang hadir dalam upacara berpakaian

hitam-putih. Sementara para mahasiswa dilengkapi juga dengan jaket

almamater biru tua. Setelah selesai upacara, tepat pukul 09.00 WIB,

dilakukan acara tabur bunga di depan Monumen Tragedi 12 Mei dan

napak tilas tragedi 12 Mei 1998 dengan dilanjutkan acara sarasehan

nasional.

(Dari: Seputar Indonesia, Minggu 13 Mei 2007)

Contoh laporan deskripsi pengamatan terhadap lokasi wisata

Mandi dan Berobat di Alam Perawan Cisolok

Cipanas berciri khas air panas yang memancar setinggi kira-kira 3

meter. Air panas ini berada di jalur Sungai Cikampak. Selain pancarannya

yang tinggi itu, di beberapa tempat juga ada air panas memancar tetapi

lebih rendah. Untuk mencapai tempat itu, kita harus berjalan kaki

menyeberangi sungai dengan panjatan batu-batu besar. Sungai itu tidak

dalam, tetapi arusnya deras karena berbatu. Ada pula jembatan bambu

dibangun yang biasa digunakan untuk menyeberang orang per orang.

Dulu, pernah dibangun jembatan, tetapi hanyut dilanda banjir. Di tempat

itu, ada bangunan permanen yang dapat digunakan menginap tanpa biaya

jika misalnya kebetulan banjir.

Di Sungai Cikampak yang deras arusnya, tetapi tak membahayakan

dan panas airnya, kita bisa mandi secara bebas. Ada bagian-bagian tertentu

yang sudah bebas dari batu yang dapat dipergunakan untuk mandi bagai

di kolam renang. Yang agak terlindung pun ada, yakni di bawah pohon

besar yang cukup rimbun.

Tempat rekreasi di Cipanas memang ramah terhadap alam. Mandi

dengan bebas tanpa rasa sungkan. Lihatlah anak-anak bermain dengan air

sangat ceria. Gadis-gadis dengan kain melilit di tubuhnya bercanda dengan

sesama atau rombongan keluarga turun bersama-sama ke air panas. Asal

jangan di tempat yang terlalu dekat dengan sumber air panas karena bila

kita lakukan, kulit bisa mengelupas.

208 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Di sini, orang bisa memasak air di atas air. Kita tinggal menaruh panci

di atas batu yang di bawahnya memancar air panas atau kalau mau kita

juga bisa merebus telur di atas air panas itu dalam waktu singkat. Demikian

keterangan salah penunggu warung di sana.

Menurut penduduk setempat, air panas Cipanas, Cisolok itu mengan¬

dung belerang atau setidaknya dianggap berkhasiat bisa menyembuhkan

penyakit. Banyak orang sakit ke sini untuk mandi dan mereka sembuh.

Ada yang datang pertama digendong, dua bulan kemudian sudah bisa

datang sendiri. Penyakit mereka biasanya rematik, gatal-gatal, dan

sejenisnya.

Melihat kadar panasnya air, memang memungkinkan kawasan itu

selain untuk rekreasi juga untuk berobat. Banyak orang Jakarta atau

Bandung datang kemari hanya untuk berobat. Bahkan, yang datang

kemari juga dukun atau tabib yang mengobati pasiennya. Dukun yang

ke sini dengan membawa rombongan pasien.

Di sudut lokasi dekat tempat parkir, dibangun sebuah rumah

sederhana terbuat dari papan. Di dalamnya ada bak-bak air panas. Di

sana juga untuk mandi orang yang berobat. Juga bisa digunakan untuk

ruang ganti pakaian.

Hari Minggu di Cipanas adalah hari ceria sambil berobat, mandi air

hangat di alam yang bebas terbuka. ”Sayang belum pernah diselidiki

apakah air itu bisa lebih berfungsi sebagai sarana pengobatan,” kata

Bustal Nawawi, produser film Nagabonar yang selam tiga bulan syuting

di sana. Bustal sendiri sering tinggal di rumah yang dibangun khusus

untuk film di kawasan itu. Kawasan wisata ini menarik karena alamnya

murni dan benar-benar masih pedesaan.

Memang itulah yang terkesan, pedesaan. Masih ada monyet-monyet

bergelantungan di pohon di atas bukit. Kadang ada juga babi yang nyasar

lalu diburu oleh penduduk.

Cisolok memang layak mengundang kita. Di sana ada kesegaran,

keceriaan, dan udara nyaman alam tropis yang masih perawan. Bila

kembali ke Jakarta, ketika siang sudah berlalu atau sore sudah tiba, di

tengah perjalanan kita bisa beli oleh-oleh: pisang atau durian, bila musim

kebetulan datang. (Aklis/Ami).

209

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh laporan ekspositoris tahapan (proses)

Tembakau sebagai bahan baku rokok termasuk tanaman perkebunan.

Tanaman tembakau ditanam pada tanah ladang/sawah kering. Pihak PT.

Perkebunan menyewa sawah petani setelah masa panen padi. Penyewaan

sawah dilakukan selama satu kali tanam tembakau.

Pengolahan dari sawah menjadi ladang mengalami beberapa tahap.

Setelah sawah bersih dari jerami, dibuatlah got, saluran air yang berfungsi

untuk menyiram tanaman. Tahap selanjutnya tanah harus digemburkan

dengan traktor atau cangkul sementara membuat bibit tembakau mulai

dilakukan. Tanah yang sudah ditraktor harus digemburkan lagi dengan

cangkul.

Contoh laporan ekspositoris berupa percobaan (eksperimen)

Bahan bakar minyak (BBM) termasuk jenis energi yang tidak bisa

diperbaharui. Oleh sebab itu, Pemerintah dalam berbagai kesempatan

selalu mengampanyekan program hemat energi. Salah satu program

kampanye hemat energi itu ialah mencari sumber energi alternatif yang

sebanyak-banyaknya. Untuk itu perlu digalakkan berbagai percobaan

untuk menemukan energi alternatif itu. Maka, kemudian diteliti dan

diadakan percobaan pemakaian bahan bakar briket.

Briket terbuat dari batu bara. Apakah briket dapat menjadi energi

alternatif sebagai pengganti bahan bakar khususnya untuk memasak?

Kemudian, diujicobalah bahan bakar briket tersebut. Percobaannya

adalah sebagai berikut

Pertama-tama, kita siapkan tungku yang terbuat dari tanah liat.

Tungku itu dapat kita buat dalam bentuk seperti sarang tawon, kotak,

atau multi tungku yang dapat dipakai untuk memasak beberapa panci

sekaligus.

Akan lebih baik apabila tungku tersebut dilengkapi dengan

alat pengu¬kur panas sehingga kita dapat memantau suhu setiap saat.

Selanjutnya, briket batu bara yang sudah kita siapkan dimasukkan ke

dalam tungku tersebut. Sebaiknya gumpalan-gumpalan briket itu jangan

terlalu besar supaya mudah menyala. Siapkan bahan-bahan yang akan

kita masak, kemudian tungku tersebut dinyalakan dan kita tinggal

menunggu sampai masak.

210 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Berdasarkan hasil beberapa kali percobaan memasak dengan briket

batu bara ini, diperoleh kesimpulan bahwa satu kilogram briket dapat

dipakai untuk memasak 4,5 liter air. Ini berarti kita bisa menghemat

lebih dari 75% apabila dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar

minyak.

Sebelum menyajikan laporan secara lisan, laporan dapat disusun terlebih

dahulu secara tertulis. Laporan yang sudah disusun dapat disampaikan

secara lisan atau dipresentasikan. Untuk menyampaikan laporan secara

lisan, hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu seperti berikut.

1. Memberi tahu jenis laporan yang akan disampaikan.

2. Menyampaikan pengantar sekilas tentang latar belakang pem¬

buatan laporan

3. Menyampaikan proses memperoleh bahan laporan

4. Memberikan gambaran secara umum tentang sistematika laporan

5. Menyampaikan isi laporan dengan bahasa yang baik, formal, dan

efektif

6. Memberikan penekanan pada uraian mengenai fakta jika berbentuk

laporan naratif dan deskriptif

7. Memberikan penekanan pada alur proses atau tahapan jika laporan

berbentuk ekspositoris

C. Menyampaikan Rangkuman dan Simpulan Laporan

Di dalam setiap laporan, ada penjelasan tentang hasil yang dicapai.

Seberapa besar hasil itu harus disampaikan? Penjelasan tentang hasil masih

merupakan bagian isi laporan. Dari pembahasan atau uraian yang ada pada

isi laporan, dibuatlah suatu rangkuman dan simpulan mengenai hal yang

dilaporkan.

Penyajian dalam bentuk rangkuman berupa uraian hal-hal pokok saja

atau bentuk garis besarnya saja namun tetap tersusun secara sistematis.

Selain menyajikan rangkuman sebuah laporan dapat pula membuat

simpulannya.

Berbeda dengan rangkuman, simpulan merupakan uraian singkat yang

diwarnai oleh pandangan dan penilaian dari si pembuat laporan. Simpulan

dapat dibuat berdasarkan suatu analisis dari materi laporan, perpaduan

211

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

(sintesis) dari beberapa aspek yang dilaporkan, dan dapat juga berbentuk

kategori (pengelompokan) unsur-unsur yang dilaporkan yang memiliki ciri

yang sama. Namun, itu semua tetap mengacu pada tujuan dan apa yang

harus dicapai oleh pembuat laporan serta tuntutan dari yang menerima

laporan.

Laporan dapat pula disampaikan hanya berbentuk rangkuman atau

simpulannya. Semua itu bergantung pada permintaan dan kebutuhan.

Tentunya sebelum menyampaian laporan, terlebih dahulu laporan disusun

dalam bentuk rangkuman atau simpulan.

Contoh simpulan sebuah laporan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada

beberapa faktor yang menyebabkan para petani melakukan mobilisasi

sosial menjadi perajin. Jika tidak ada suatu program penyadaran baik

dari pemerintah maupun masyarakat setempat, dapat dipastikan hasil

produkdi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun akan

mengimpor beras.

Akhirnya, diharapkan penelitian ini mampu memberikan penyadaran

pada masyarakat dan dapat menjadi masukan untuk pihak-pihak yang

berwenang memberikan kebijakan. Pihak-pihak tersebut misalnya para

dewan legislatif dan eksekutif supaya memberikan arahan dan rencana

pembangunan yang lebih berpihak pada sektor pertanian, terutama

masyarakat miskin pedesaan.

RANGKUMAN

A. Pengertian Laporan

Laporan adalah suatu cara komunikasi yang berisi informasi sebagai

hasil dari sebuah tanggung jawab yang dibebankan kepada pembuatnya.

Untuk membuat sebuah laporan yang baik, si pembuat laporan harus

memahami beberapa hal berikut.

(1) guna laporan

(2) kriteria penyampaian laporan

(3) jenis/bentuk-bentuk laporan

212 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

B. Pola Penyajian Laporan Secara Lisan

Baik laporan formal maupun informal disusun dengan menggunakan

bahasa yang baku. Laporan yang telah disusun bisa juga disampaikan

secara lisan. Oleh sebab itu, bentuk uraian laporan dapat disajikan dengan

pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris.

C. Menyampaikan Rangkuman dan Simpulan Laporan

Penjelasan tentang hasil masih merupakan bagian isi laporan. Dari

pembahasan atau uraian yang ada pada isi laporan, dibuatlah suatu

rangkuman dan simpulan mengenai hal yang dilaporkan.

TUGAS KELOMPOK

Bentuklah kelompok terdiri atas 4 orang, lalu lakukan perjalanan ke

tempat tertentu yang dianggap berkesan, dapat berbentuk objek wisata,

tempat pembuatan kerajinan tangan, industri kecil, museum, dan lain-

lain. Kemudian, susunlah laporannya dalam bentuk narasi, deskripsi,

atau eksposisi. Buat pula rangkuman atau simpulannya. Presentasikanlah

di depan kelas! Kelompok lain diminta mengomentari atau memberi

tanggapan.

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Keterangan atau informasi yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan

secara tertulis disebut

a. notula d. simpulan

b. laporan e. artikel

c. rangkuman

2. Berikut ini hal–hal yang berkaitan dengan laporan, kecuali

a. dibuat dalam jangka waktu tertentu

b. menggunakan peralatan tertentu

213

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

c. mencatat sumbe –sumber informasi

d. membanding–bandingkan sumber informasi

e. dibuat dalam jangka waktu yang lama

3. Suatu laporan yang baik harus memenuhi mutu berikut ini, kecuali

a. cermat

b. tepat waktu

c. populer

d. jelas

e. sederhana

4. Berikut ini yang bukan merupakan kegunaan membuat laporan

adalah

a. melatih kita untuk berbuat cermat

b. menciptakan dokumen yang dapat dijadikan bahan studi

c. melatih kita untuk selalu bertujuan

d. memudahkan kita dalam berpikir

e. menciptakan bahan diskusi kemasyarakatan

5. Tulisan yang bertujuan menceritakan peristiwa atau pengalaman

manusia berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu agar

pembaca terkesan disebut karangan

a. deskripsi

d. argumentasi

b. eksposisi

e. persuasi

c. narasi

6. Tulisan yang bertujuan menggambarkan sejelas–jelasnya suatu objek

sehingga pembaca seolaholah mengalami sendiri suatu yang di

gambarkan itu disebut karangan

a. deskripsi

b. eksposisi

c. narasi

d. argumentasi

e. persuasi

214 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

7. Menyajikan bagian-bagian yang dianggap penting dan penyajian tidak

perlu mempertahankan urutan karangan yang asli, melainkan langsung

menyajikan inti masalah serta berbagai pemecahannya.

Uraian di atas menjelaskan ciri-ciri

a. notula

b. laporan

c. karangan

d. simpulan

e. artikel

8. Laporan dapat dibuat atau disampaikan secara

a. lisan

b. tulisan

c. ringkasan

d. a dan b benar

e. a, b, c benar

9. Laporan dapat dijadikan bahan acuan membuat hal di bawah ini,

kecuali

a. kebijakan

b. tulisan

c. ringkasan

d. pemikiran

e. penilaian

10. Dari segi materi laporan bersifat berikut ini, kecuali

a. lengkap

b. akurat

c. persuasif

d. faktual

e. penilaian

11. Salah satu bentuk laporan lisan ialah

a. laporan kunjungan

b. laporan berita

c. laporan tugas

d. laporan perjalanan

e. laporan observasi

215

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

12. Laporan deskriptif terdapat pada laporan

a. perjalanan

b. pengamatan

c. audit

d. kegiatan

e. proses

13. Perbedaan laporan bentuk tulisan dan lisan adalah berikut ini, kecuali

a. tulisan lengkap dan lisan pokoknya saja

b. tulisan terstruktur dan lisan sederhana

c. tulisan dapat berbentuk surat dan lisan reportase

d. tulisan menyajikan fakta nonverbal lisan verbal

e. tulisan memuat perincian dan lisan dapat berupa rangkuman

14. Ciri-ciri kalimat deduktif ialah

a. umum-khusus

b. khusus-umum

c. naratif

d. umum khusus dan khusus-umum

e. naratif dan khusus-umum

15. Hal-hal yang dinilai dalam penyampaikan secara lisan ialah di bawah

ini, kecuali

a. lafal

b. intonasi

c. vokal

d. dokumentasi

e. elespresi

16. Di bawah ini yang tergolong laporan berupa fakta ialah

a. Di Aceh telah terjadi bencana alam Tsunami.

b. Kapan Bapak ke luar negeri?

c. Tahun 2009, akan dilaksanakan pemilihan umum.

d. Kita diharapkan berperan aktif memberantas penyebaran virus flu

burung.

e. Dalam mengahadapi ujian nasional, siswa diajak mengikuti acara

istighosah.

216 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

17. Urutan bagian-bagian karya tulis berupa laporan yang menggunakan

sistematika yang benar adalah

a. Judul–bab pendahuluan–kata pengantar–daftar isi bab

penutup–kesimpulan

b. Judul–kata pengantar–daftar isi–bab pendahuluan–bab

penu¬¬tup–kesimpulan

c. Judul–kata pengantar–daftar isi–bab pendahuluan–bab

pem¬bahasan–bab–penutup

d. Judul–daftar isi–kata pengantar–bab pendahuluan– bab

pembahasan–kesimpulan

e. Judul–daftar isi–bab pendahuluan–bab pembahasan–bab

penutup–kesimpulan

18. Di bawah ini hal yang disampaikan pada laporan tentang banjir,

kecuali

a. lokasi

b. pelaku

c. korban

d. gambaran suasana

e. proses evakuasi korban

19. Teknik pengumpulan data dimulai dengan cara

a. menyebarkan angket, wawancara, majalah, dan surat kabar

b. sistematika, pengunaan bahasa yang aktif,

c. kata-katanya bermakna denotasi, dan ragam bahasa resmi

d. menarik, sistematika, dan bahasa baku

e. cermat, menarik, sistematika, dan ragam resmi

20. Makna denotasi adalah makna

a. makna sebenarnya

b. makna bukan sebenarnya

c. makna rancu

d. makna konotasi

e. makna mengandung dua arti

217

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Apakah yang dimaksud dengan laporan?

2. Bagaimanakah syarat menyampaikan laporan secara lisan?

3. Jelaskan pengertian laporan deskriptif!

4. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyusun laporan!

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesimpulan!

6. Buatlah contoh kalimat induktif!

7. Apa perbedaan induktif dan deduktif?

8. Buatlah contoh kalimat deduktif!

9. Sebutkan cara menyusun laporan yang baik!

10. Kapan laporan dibuat?

218 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

BAB 12

MEMBUAT WACANA BERCORAK NARATIF,

DESKRIPTIF, EKSPOSITORIS DAN ARGUMENTATIF

– Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Menulis wacana bercorak naratif, deskriptif,

Kompetensi

ekspositoris, dan argumentatif

Dasar

– Menulis suatu kejadian dalam bentuk narasi serta

Indikator

memuat unsur-unsur yang melingkupinya secara

kronologis

– Membuat deskripsi dari gambar/bagan/tabel/grafik/

diagram/matriks yang dilihat atau didengar sepanjang

150-200 kata dalam waktu 30 menit

– Membuat eksposisi dari suatu peristiwa

– Menyusun argumentasi dengan tujuan untuk

meyakinkan pembaca tentang suatu peristiwa kerja

agar menerima suatu sikap dan opini secara logis

Bab ini membahas materi tentang wacana bercorak narasi, deskripsi, eksposisi,

dan argumentasi termasuk pengertian, ciri-ciri, unsur-unsur, tahapan

penulisan, serta contoh tulisan. Setelah pembelajaran, diharapkan kita dapat

membuat tulisan bercorak narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi

dengan tepat.

219

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacana

Menghisap Khasiat Buah Naga

Warga keturunan Tionghoa beranggapan bahwa buah naga membawa

berkah. Tidak mengherankan jika buah ini diletakkan di antara dua ekor

patung naga hijau yang diletakkan di atas meja altar.

Buah naga yang sudah matang warnanya merah menyala. Di Vietnam,

thang loy (buah naga) atau dragon fruit memiliki khasiat untuk kesehatan.

Dalam berbagai pameran buah-buahan pada tahun 1999, buah naga

dipromosikan sebagai penyeimbang kadar gula darah, pencegah kolesterol

tinggi, dan pencegah kanker usus.

Tanaman nopalitos ini dapat menurunkan kadar gula darah pada

penderita diabetes yang tidak bergantung pada insulin. Selain itu, nopalitos

juga menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah.

Nopalitos adalah pucuk tunas cabang kaktus prickly pear, opuntia

ficus-indica yang masih pipih seperti daun. Setelah dibuang duri dan tunas

daunnya yang, sayur nopalitos bisa dimasak termasuk sebagai salad dan

sop daging.

Walaupun nilai gizinya sama dengan jenis-jenis sayuran lain, seperti

daun selada (90% air, 3-7% karbohidrat, dan 1,3% mineral, terutama

kalsium), ia merupakan sumber vitamin beta karoten (18-30 mg tiap 100

g bobot sayuran) dan vitamin C (10-18 mg tiap 100 g bobot sayur). Inilah

yang menjaga kesehatan orang Indian Amerika Selatan dan Meksiko.

Pada tahun 1979, dunia kedokteran tahu, bahwa nopalitos berkhasiat

menurunkan kadar gula, sejak Ibanez-Camacho dari Meksiko melakukan

penelitian.

Di Indonesia, buah naga berasal dari Meksiko, terkenal mujarab

menurunkan kadar gula darah dan kolesterol. Dan kini mulai dikembangkan

di tanah air, serta memiliki peluang besar untuk disebarluaskan.

Buah naga atau biasa disebut dragon fruit, di Indonesia, khususnya

diperkampungan di Pulau Jawa, mulai dibudidayakan. Namun masih

sebatas hiasan, disandingkan dengan kaktus. Selain masih sedikit yang

menanamnya, juga disebabkan tanaman ini masih tergolong jenis baru.

Konon disebut buah naga karena seluruh batangnya yang menjulur

panjang seperti ular naga. Dalam perkembangannya, tanaman ini kemudian

dikembangkan di Israel, Thailand, dan Australia.

220 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Jenis buah naga ada empat macam, pertama buah naga daging putih

(Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus), buah

naga daging supermerah (Hylocereus costaricensis), dan buah naga kulit

kuning daging putih (Selenicerius megalanthus).

Khasiat Buah Naga:

1. Mujarab menurunkan kolesterol, menurunkan kadar lemak.

2. Untuk penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker, pelindung

kesehatan mulut.

3. Pencegah pendarahan, dan obat keluhan keputihan.

4. Mencegah kanker usus, menguatkan fungsi ginjal dan tulang,

menguatkan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, serta

sebagai bahan kosmetik.

5. Mengobati sembelit, mengobati hypertensi, memperhalus kulit wajah.

6. Meningkatkan daya tahan.

Cara Menanam Buah Naga di Pot

Bagaimana cara menciptakan tabulampot buah naga? Langkah pertama,

sediakan pot. Pilih pot dari tanah liat berdiameter sekitar 40-50 cm. Setelah

itu, sediakan tiang panjatan. Pilih yang kuat dari besi beton berdiameter

8-10 cm. Buatlah tiang setinggi 200 cm. Seluruh tiang panjatan diberi sabut

kelapa yang diikatkan.

Bagian bawah tiang dibuatkan kaki-kaki tiang. Panjang kaki tiang 35 cm,

dibentuk trapesium dengan ukuran 30 cm. Setelah itu, pulas dengan aspal

agar tak gampang keropos. Bagian atas tiang dibuatkan piringan diameter

40 cm, sementara bagian tengahnya diberi besi dipasang bersilang. Pada

pertemuan silangan, beri besi tegak lurus sepanjang 30 cm, yang nantinya

dimasukkan pada bagian ujung tiang.

Seperti biasa, sediakan pula media tanam berupa campuran tanah,

pasir, bubuk bata merah, pupuk kandang, dan kompos (1 : 2 : 2 : 3 : 1).

Campur merata, masukkan ke dalam pot hingga 80% volumenya. Tambah

dolomit 100 gram/pot dan pupuk hortigo 20 gram/pot. Siram sampai basah,

biarkan semalam.

Sebaiknya, beli bibit dari penangkar tanaman buah naga. Pilih bibit stek

batang sepanjang 60 cm dengan diameter 7 cm. Setelah itu, buat 3 lubang

tanam dalam pot dengan kedalaman 10 cm dan diameter 6 cm. Setelah

ditanam, tekan media di sekitar bibit agar padat. Berilah air, dan ikat bibit

tersebut agar tidak mudah roboh. Basahi permukaan media dengan sedikit

221

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

air. Usahakan jangan sampai air menggenangi pangkal batang. Sebab,

pangkal batang peka terhadap genangan air, dan bisa mematikan.

Langkah terakhir, letakkan buah naga di pot di lokasi yang mendapat

sinar matahari, terutama pada pagi hari. Tak lama, Anda pun akan menikmati

indahnya tabulampot buah naga. Mungkin itu yang membuatnya jadi

makin dicari orang.

(Sumber : Tunas, Edisi 05, 17-30 November 2007)

A. Pengertian Wacana

Wacana berasal dari bahasa Inggris discourse, yang artinya antara

lain ”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dan

semestinya.” Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran, baik lisan

maupun tulisan, yang resmi dan teratur.” Jadi, wacana dapat diartikan

adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya

atau logis. Dalam wacan,a setiap unsurnya harus memiliki kesatuan dan

kepaduan.

Setiap wacana memiliki tema sebab tema merupakan hal yang

diceritakan atau diuraikan sepanjang isi wacana. Tema menjadi acuan atau

ruang lingkup agar isi wacana teratur, terarah dan tidak menyimpang ke

mana-mana. Sebelum menulis wacana, seseorang harus terlebih dahulu

menentukan tema, setelah itu baru tujuan. Tujuan ini berkaitan dengan

bentuk atau model isi wacana. Tema wacana akan diungkapkan dalam corak

atau jenis tulisan seperti apa itu bergantung pada tujuan dan keinginan

si penulis. Setelah menetapkan tujuan, penulis akan membuat kerangka

karangan yang terdiri atas topik-topik yang merupakan penjabaran dari

tema. Topik-topik itu disusun secara sistematis. Hal itu dibuat sebagai

pedoman agar karangan dapat terarah dengan memperlihatkan pembagian

unsur-unsur karangan yang berkaitan dengan tema. Dengan itu, penulis

dapat mengadakan berbagai perubahan susunan menuju ke pola yang

sempurna. Membuat kerangka karangan sangat dianjurkan sebelum

penulisan, terutama bagi pengarang pemula.

Kerangka karangan bermanfaat sebagai berikut.

1. Pedoman agar penulisan dapat teratur dan terarah.

2. Penggambaran pola susunan dan kaitan antara ide-ide pokok/topik.

3. Membantu pengarang melihat adanya pokok bahasan yang

menyimpang dari topik dan adanya ide pokok yang sama.

222 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

4. Menjadi gambaran secara umum struktur ide karangan sehingga

membantu pengumpulan bahan-bahan pustaka yang diperlukan.

Agar penyusunan kerangka karangan dapat efektif menjadi acuan

pembuatan karangan, langkah yang mesti ditempuh oleh pengarang untuk

menyusun kerangka karangan adalah seperti berikut.

(1) Menentukan tema/topik karangan

(2) Menjabarkan tema ke dalam topik-topik/subtema

(3) Mengembangkan topik-topik menjadi subtopik

(4) Menginvestaris sub-sub topik

(5) Menyeleksi topik dan sub-subtopik yang cocok

(6) Menentukan pola pengembangan karangan

Kerangka karangan dapat ditulis dalam dua bentuk, berikut.

1. Kerangka kalimat, ialah kerangka karangan yang disusun dalam bentuk

kalimat-kalimat lengkap yang menjabarkan ide-ide pokok karangan.

2. Kerangka topik, ialah kerangka karangan yang dituangkan dalam

bentuk frasa dan klausa sehingga tampak lebih praktis.

Penyusunan kerangka karangan dapat berbentuk kalimat dan frasa

atau klausa sekaligus, meskipun yang lebih banyak digunakan adalah

kerangka topik. Berikut contoh kedua bentuk penyusunan kerangka

karangan tersebut.

Contoh kerangka kalimat:

Membuka usaha warnet di tengah perkembangan teknologi informasi.

1. Masuknya ajaran komputer di sekolah-sekolah menambah pengetahuan

tentang teknologi informasi.

2. Perkembangan sarana komputer menjadi sarana jaringan informasi

melalui internet.

3. Penggunaan internet menjadi kebutuhan remaja dan anak sekolah.

4. Memanfaatkan minat remaja dan anak sekolah dengan membuka

warnet.

Contoh kerangka topik

Antisipasi lonjakan arus mudik lebaran :

1. Jumlah Pemudik Lebaran

223

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

a. perkiraan lonjakan jumlah pemudik

b. sarana angkutan yang dipersiapkan

c. sarana angkutan yang diandalkan

2. Pengaturan jalur Jakarta-Surabaya

a. jalur utara

b. jalur selatan

c. kemacetan lalu lintas dan usaha pencegahannya

3. Petunjuk pemanfaatan jalur

a. dari DLLAJR

b. dari instansi terkait

B. Jenis-Jenis Wacana

Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi

wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi.

1. Narasi

Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian

atau peristiwa. Narasi dapat berisi fakta, misalnya biografi (riwayat

seseorang), otobiografi/riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri,

atau kisah pengalaman. Narasi seperti ini disebut dengan narasi ekspositoris.

Narasi bisa juga berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan seperti yang biasanya

terdapat pada cerita novel atau cerpen. Narasi ini disebut dengan narasi

imajinatif.

Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah:

(1) kejadian,

(2) tokoh,

(3) konflik,

(4) alur/plot.

(5) latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.

Narasi diuraikan dalam bentuk penceritaan yang ditandai oleh adanya

uraian secara kronologis (urutan waktu). Penggunaan kata hubung yang

menyatakan waktu atau urutan, seperti lalu, selanjutnya, keesokan harinya,

atau setahun kemudian kerap dipergunakan.

224 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Tahapan menulis narasi, yaitu sebagai berikut.

(1) menentukan tema cerita

(2) menentukan tujuan

(3) mendaftarkan topik atau gagasan pokok

(4) menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara

kronologis atau urutan waktu.

(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Kerangka karangan yang bersifat naratif dapat dikembangkan dengan

pola urutan waktu. Penyajian berdasarkan urutan waktu adalah urutan

yang didasarkan pada tahapan-tahapan peristiwa atau kejadian. Pola urutan

waktu ini sering digunakan pada cerpen, novel, roman, kisah perjalanan,

cerita sejarah, dan sebagainya.

Contoh:

Kunjungan ke Museum Fatahillah

1. persiapan keberangkatan

2. perjalanan menuju stasiun Kota

3. tiba di tempat tujuan

4. mengamati peninggalan zaman penjajahan Belanda

5. berkumpul kembali di depan ”Meriam Jagur”

6. persiapan pulang

Contoh narasi ekspositoris:

Minta Tolong Malah Dikira Hantu Pocong

Kejadian yang menggelikan sekaligus menegangkan ini terjadi pada

pertengahan bulan Juli 1993, ketika saya baru masuk bekerja di sebuah

klinik yang terletak di daerah Lemabang, dekat dengan PT Pupuk Sriwijaya

(Pusri). Rumah saya berada di daerah Bukit Besar sehingga membutuhkan

waktu lebih kurang 45 menit untuk pergi dari rumah ataupun pulang dari

dinas.

Saat itu, rumah saya belum dilewati oleh bus kota jurusan Bukit

Besar, karena rute bus kota pada waktu itu hanya sampai di dekat wilayah

Kembang Manis. Jadi, terpaksa saya turun di simpang empat lampu merah

225

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Jl. Kapten Arivai, cukup jauh dari rumah untuk berjalan pulang.

Malam itu, jalanan sangat sepi dan gelap karena wilayah yang saya

lewati adalah TPU (Tempat Pemakaman Umum) dan wilayahnya juga

masih banyak hutan serta lampu jalan belum dipasang. Akibatnya, saya

sangat takut berjalan pulang ke rumah sendirian. Apalagi kawasan yang

saya lewati merupakan daerah rawan dan angker. Orang-orang yang lewat

sering diganggu kuntilanak, pocong, serta suara wanita menangis.

Tetapi, kekhawatiran saya agaknya terobati karena dari kejauhan saya

melihat tiga orang lelaki yang tampaknya juga baru pulang dari kerja

dan jalannya searah denganku. Tanpa pikir panjang langsung saja saya

berlari mendekati dan memanggil mereka, ”Mas …, Mas … tunggu, Mas!”

Tapi bukannya mendekat, mereka malah berlari dan berteriak ketakutan,

”Tolooong … ada pocong …, ada pocong …!” Karena saya orang yang

agak telmi (telat mikir), setelah mendengar itu saya sendiri malah tambah

ketakutan. Sebab, saya juga sangat takut dengan yang namanya setan atau

semacamnya.

Tetapi, makin saya mendekat, tiga lelaki itu tambah kencang sehingga

tidak terkejar lagi oleh saya. Bahkan satu orang dari mereka nekat memanjat

pagar rumah orang lain untuk menyelamatkan diri.

Setelah melihat baju dinas berwarna putih yang saya kenakan, saya

baru sadar ternyata yang mereka kira pocong adalah saya. Dalam hati

saya berkata, ”Sialan, kirain ada pocong beneran. Ternyata yang disangka

pocong itu aku. Jangankan mendapat kawan, mendekat saja orang takut

kepada saya.”

Setelah saya sampai di rumah dan menceritakan semuanya kepada

anggota keluarga, spontan mereka tertawa terbahak-bahak. Bahkan seorang

keponakan saya memanggil saya dengan sebutan ’Tante Pocong’.

Sejak kejadian itu, tiap kebagian jadwal dinas siang lagi, saat pulang

malam saya tidak pernah memakai baju putih lagi.

(Dikutip dari Republika, Ahad, 25 Maret 2007)

226 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh narasi imajinatif :

NAMAKU EDELWEISS

Namaku Edelwiss alias Anaphalis javanica. Biasanya aku tumbuh

di dataran tinggi atau puncak-puncak gunung. Oleh kalangan Botani,

aku sering disebut tanaman sejenis perdu, dan termasuk anggota famili

Compositae atau disebut juga Asteraceae (sambung-sambungan).

Bungaku kecil sebesar bunga rumput. Orang lebih mengenalku dengan

warna putih daripada warna lainnya. Hidupku bergerombolan di ujung

dahan dengan harum yang khas.

Tinggi batangku dapat mencapai lima meter dengan daun-daun runcing

dan lurus. Bungaku istimewa, tak pernah layu, mekarku abadi sehingga

dijuluki ”bunga abadi”. Sungguh julukan inilah yang menjadi ’beban’

bagiku karena banyak orang menyalahgunakan ’arti’ keabadianku selama

ini! Keabadianku mereka samakan dengan ’cinta abadi’, cinta sepasang

manusia yang tidak memiliki ikatan resmi. Ah … apalah arti protesku? Toh,

siapa yang perduli dengan rintihanku.

*****

Aku berada di kamar Rieska. Tersusun rapi di atas lemari belajarnya.

Di sampingku ada diktat kuliah, novel, majalah remaja dan … bunga-bunga

koleksi Rieska!

Tempatnya sengaja disimpan Rieska. Yap! Untuk mengenang siapa

yang memberikannya! Aku memang lebih beruntung dari bunga mawar

yang menjadi pendatang baru di kamar ini. Wajahnya pucat karena air di

dalam vasnya tak pernah diganti Rieska. Sama halnya dengan nasib suplir

yang telah mengering menjadi pembatas buku, lengkap dengan spora yang

masih menempel di tubuhnya, dan anggrek yang merana karena sebagian

kelopak bunganya telah mengering.

Ya … di antara bunga-bunga milik Rieska, ternyata aku memang

diperlakukan ’istimewa’ oleh majikanku, Rieska! Aku ditaruh di dalam

kotak berwarna biru muda, berlapiskan plastik transparan. Aku sangat

senang dengan perlakuan baik Rieska. Tapi, aku sangat resah dengan label

hitam yang bertulisakan ”Cinta Abadi” yang melekat manis di atas plastik

kotak ini.

*****

227

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

”Kamu beruntung, ya, Weis tempatmu terempuk!” komentar mawar

suatu hari saat Rieska berngkat kuliah

”Iya … Weis, kamu tidak perlu ganti-ganti air seperti aku!” ujar

anggrek.

”Ah, kalian bisa saja,” ujarku pelan.

”Tapi, benar kan memang kamu anak emas! Apa karena kamu

pemberian Ari pacar Rieska anak gunung itu?! Kali ini suara supir dari

balik buku angkat bicara.

Ya, benar aku memang anak emas Reiska. Ia mangambilku ketika dia

mendaki gunung gunung Ceremai, Jawa barat. Aku diberikan kepada

Reiska tepat pada ulang tahun ke-22, enam bulan lalu.”

”Ah … itu kan pikiran kalian saja kalau aku bahagia ada di sini,

sebenarnya aku nggak terlalu bahagia kok tinggal di sini!” ujarku.

”Kok bisa? Mengapa?” tanya mawar keheranan.

”Aku ingin sekali Reiska menyadari keberadaan kita. Reiska seharusnya

berpikir ada apa di balik kekuasaan Allah yang telah menciptakan kita.

Mereka seharusnya menjaga kita dengan baik. Bukankah Allah menciptakan

mereka untuk menjadi Khalifah di muka bumi ini? Manusia seharusnya

menyayangi dan merawat kita. Mereka seharusnya berpikir andai tidak ada

mawar, anggrek, suplir, atau bunga lainnya, bagaimana? Dunia pasti suram

tanpa penyejuk mata. Beda kalau ada kita, mereka akan merasa senang dan

tenteram bila memandang si mawar yang sedang mekar, suplir yang segar

atau anggrek yang ….. dan seharusnya manusia yang melihat ’keabadianku’

sebagai contoh bagaimana mengabadikan hatinya sebagai rasa syukur ke

hadirat Illahi,” suaraku pelan, mataku mulai berkaca-kaca menahan air

mata yang hampir tertumpah.

”Kamu benar, Weis. seharusnya manusia belajar dari fenomena alam

seperti kita. Lihat bungaku, berwarna merah menawan, wangi yang

merebak. Allah sengaja menciptakan duri-duri kecil di batangku untuk

menjaga kehormatanku dari serangan makhluk yang jahil agar tidak

mudah dipetik begitu saja. Dan kamu juga hidup di tepi jurang sehingga

diperlukan perjuangan bagi yang ingin memetikmu. Seharusnya manusia

menyadari hal itu, mencontohkan kita! Indah tapi tak mudah diraih.

”Ah sudahlah ….. sekarang memang zaman edan, yang pria berjas rapi

menutup seluruh aurat, eh ….. wanitanya berpakaian seksi minim bahan.

Apa itu namanya dunia nggak terbalik ?” sahut suplir yang dulunya tinggal

di teras depan rumah Bayu pacar Reiska yang ketiga.

*****

228 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

”Arif … ada yang ingin kukatakan,” terdengar suara Reiska di ruang

tamu. Malam itu hanya mereka berdua yang ada di rumah, mama dan papa

serta kedua kakaknya, Rina dan Shanti pergi ke pesta pernikahan relasi

papanya.

”Ada apa?” tanya Arif, mereka berdua duduk di kursi sofa empuk.

”Aku ….. aku ….. Telat ….. aku …. ha ….. mil, Ari!”

”Hah? Kamu hamil?” tanya Arif kaget, ini di luar dugaannya.

”I ….. ya, kita harus segera menikah, Arif aku takut papa dan mama

akan marah!” ujar Reiska gusar.

”Tidak! Aku tidak mau menikah sekarang! Kamu harus menggugurkan

kandunganmu!”

”Arif, aku nggak mau, ini anak kita! Kamu harus bertanggung jawab!”

teriak Reiska bercampur tangis.

”Nggak, aku nggak mau, mungkin saja ini anakmu dengan pacar kamu

yang lain!”cibir Arif.

”Arif ….. teganya kamu bicara begitu, ini anak kamu, Arif anak kita!”

”Pokoknya tidak! Kamu harus menggugurkan, harus! Titik!”

”Eh ….. kawan-kawan, Reiska kenapa yah?” tanyaku pada mereka.

”Nggak tahu, tidak seperti biasanya yah? Mungkin ….. Reiska ribut

dengan Arif, atau berantem sama papa dan mamanya,”tebak anggrek.

Tiba-tiba, Reiska berjalan dengan tergesa menuju meja belajarnya,

meraih kotak mungil yang disimpannya dengan penuh kasih sayang selama

ini.

”Percuma kamu berikan itu, dulu bunga Edelweis kalau cintamu

bukan cinta abadi, tapi cinta murahan! Ngakunya cinta, tapi mengapa

kamu tinggalkan aku dalam keadaan ini?” tangis Reiska sambil membuka

kotak mungil itu lalu membuang seluruh bunga Edelweis ke dalam tempat

sampah yang berada tepat di samping meja belajar. Bunga lainnya, mawar,

suplir, dan anggrek menjerit histeris !

”Ja..ngan…!!” teriak mawar, suplier dan anggrek serempak. Tapi

terlambat! Edelweis telah dibuang ke dalam tong sampah dan bercampur

dengan sampai lainnya.

******

229

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Namaku Edelwies alias Anaphalis javanica. Biasanya aku tumbuh di

dataran tinggi atau puncak-puncak gunung. Kali ini aku berada dalam

genggaman seorang pemuda bernama Rahman. Ia mengamatiku dari tadi

sambil terus berzikir memuji asma Allah.

”Ya…Rabb yang Maha Kuasa, satu lagi telah Kau-tunjukkan kebesaran-

Mu menciptakan bunga Edelweis yang tahan layu dan tak lelah diterpa

angin, tanpa memudar dan tanpa kekeringan. Ya…Rabb, seperti inikah

semangat Saudara-saudaraku di Palestina dalam menghadapi serangan

Tentara Yahudi demi merebut kembali hak mereka atas masjid Al-Aqsa? Ya

… Allah, kuatkanlah hati-hati kami untuk merebut itu semua,” lirih suara

Rahman menyejukkan hatiku.

Aku hanya tumbuhan tanpa nyawa, tapi aku merasakan betapa ia

seorang pemuda yang berhasil mengenali alamnya dan terus berzikir

melihat keesaan Penciptanya. Aku, Edelweis, tersenyum bahagia dalam

genggamannya.

(Sumber: Majalah Sabili, 10 April 2003)

2. Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran,

perincian, atau pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan

suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman

penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan

sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga

seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri

obyek tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi

merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.

Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu

sebagai berikut.

a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang meng¬¬gam-

barkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis.

230 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh deskripsi Impresionistis dalam sebuah cerita:

Jam dinding kamar menunjukkan pukul sepuluh lewat

sembilan belas menit. Di luar hujan masih saja turun dengan

derasnya. Angin yang menerobos masuk melalui kisi-kisi terasa

dingin menusuk kulit. Piama yang melekat di tubuhku tidak

banyak membantu menahan dingin sehingga agar lebih hangat

kepakai lagi jaket tebal. Agak menolong, memang.

Akan tetapi, kantuk hebat datang. Padahal besok aku harus

bangun lebih pagi. Akhirnya, daripada melamun tidak menentu,

kuputuskan akan melanjutkan membaca. Aku kembali ke meja

belajar, kunyalakan kembali lampu belajar dan mulai membaca

sambil duduk bersandar di kursi.

Tiba-tiba kantuk hebat datang menyerang. Belum lagi selesai

kalimat yang sedang kubaca, buku yang kupegang terlepas dari

tangan.

******

Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan

bersama-sama dengan sekelompok orang yang sama sekali belum

pernah kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau memenuhi

ruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli.

Kami semua duduk di kursi yang diatur membentuk sebuah

lingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak duduk

tenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang pun

yang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu.

******

Tidak ada yang ganjil terlihat. Malah terasa suasana persis

seperti di ruang kuliah. Di sebelah kananku ada sebuah pintu,

di dekatnya beberapa jendela kaca. Ada dua baris jendela kaca,

masing-masing terdiri atas empat jendela, yang menyebabkan

ruangan ini cukup terang. Di atas ruangan, tergantung di langit-

langit, ada empat pasang lampu neon 40 watt.

Dinding sebelah kiri kosong, tidak ada apa-apa di sana. Warna

hijau muda dinding itu sudah perlu dilebur kembali, di sana-sini

kelihatan coret-coretan tangan-tangan jahil.

(Dikutip dari wacana berjudul Banjir, oleh. Ramadhan Syukur dalam

buku: Menulis secara Populer, karya Ismail Marahimin, 2001)

231

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggam¬bar¬

kan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat.

Contoh deskripsi faktual dalam sebuah cerita:

Lantai tiga kamar nomor tiga-nol-lima. Benar, ini dia kamar

yang kucari; tanda pengenalnya tertera di pintu, agak ke atas.

Tepat di depan mataku, masih di pintu itu, ada sebuah kotak

kecil warna merah jambu. Sebuah note book kecil dijepitkan pada

kotak itu, dengan sebuah perintah dalam bahasa Inggris, Write

Your Massage! Pada note book itu kubaca pesan untukku, ”Masuk

saja, Rat, kunci dalam kotak ini. Tunggu aku!”

******

Di sebelah kiri pintu tergantung sebuah penanggalan dan sebuah

cermin yang bertuliskan ”Anda manis, Nona.” Di bawahnya

merapat sebuah meja belajar yang diberi alas kertas berbunga-

bunga merah jambu, dan dilapisi lagi dengan plastik bening.

Di atas meja ada sebuah tape recorder kecil, sebuah mesin ketik,

jam weker, alat-alat tulis, beberapa helai kertas berserakan dan

buku-buku dalam keadaan terbuka. Pasti semalam dia habis

mengerjakan paper, pikirku.

******

(Sumber: “Kamar Sebuah Asrama,” oleh Ni Made Tuti Marhaeni,

dalam buku Menulis Secara Populer, karya Ismail Marahimin,

2001)

Kita dapat membuat karangan deskripsi secara tidak langsung,

yaitu dengan mengamati informasi dalam bentuk nonverbal

berupa gambar, grafik, diagram, dan lain-lain. Apa saja yang

tergambarkan dalam bentuk visual tersebut dapat menjadi

bahan atau fakta yang akurat untuk dipaparkan dalam karangan

deskripsi karena unsur dasar karangan ini adalah pengamatan

terhadap suatu objek yang dapat dilihat atau dirasakan.

Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:

(1) menentukan objek pengamatan

(2) menentukan tujuan

(3) mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan

(4) menyusun kerangka karangan

(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.

232 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Pengembangan kerangka karangan bercorak deskriptif dapat berupa

penyajian parsial atau tempat. Penyajian urutan ini digunakan bagi karangan

yang mempunyai pertalian sangat erat dengan ruang atau tempat. Biasanya

bentuk karangannya deskriptif. Pola uraiannya berangkat dari satu titik

lalu bergerak ke tempat lain, umpamanya dari kiri ke kanan, atas ke bawah,

atau depan ke belakang.

Contoh:

Laporan lokasi banjir di DKI Jakarta

1. Banjir di wilayah Jakarta Timur

a. Duren sawit

b. Klender

c. Kampung Melayu

2. Banjir di wilayah Jakarta Pusat

a. Pramuka

b. Salemba

c. Tanah Abang

3. Banjir di wilayah Jakarta Barat

Karangan deskripsi dapat juga dibuat dengan mengamati bentuk

informasi nonverbal seperti grafik, tabel, atau bagan.

Contoh karangan deskripsi dari tabel.

Data Kasus Pelanggaran Izin Bangunan di DKI Jakarta

No. Tahun Kasus Pemutihan Dibongkar Residu

1. 2006 5.112 1.051 749 3.312

2. 2007 4.630 712 1.742 2.888

(Sumber: Republika, Jumat, 25 April 2008)

Dari tabel data kasus pelanggaran izin bangunan di atas, dapat kita lihat

bahwa pada tahun 2006, terdapat 5.112 kasus pelanggaran izin bangunan.

Di antaranya 749 bangunan dibongkar, 3.312 bangunan berstatus residu, dan

1.051 bangunan diarahkan untuk mengurus izin bangunan (pemutihan).

Pada tahun 2007, terdapat 4.630 bangunan yang tidak memiliki izin

mendirikan bangunan. Dari jumlah tersebut, yang diarahkan mengurus

perizinan sebanyak 712 unit, yang berstatus residu 2.888, sedangkan sisanya

sebanyak 1.742 bangunan terpaksa dibongkar.

233

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

3. Eksposisi

Kita eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti:

memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah

karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci

(memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan

memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi

biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-

makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.

Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang

eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram,

tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat

berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola

pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.

Berikut contoh-contoh pengembangan karangan eksposisi:

a. Contoh eksposisi dengan pengembangan ilustrasi

Kepemimpinan seorang Bapak dalam rumah tangga bak

nakhoda mengemudikan kapal. Bapak menjadi kepala keluarga

yang bertanggung jawab terhadap istri dan keluarganya. Sama

seperti nakhoda yang mampu memimpin dan melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya. Bila kepemimpinan kepala keluarga

baik, akan baiklah keluarga tersebut, sama halnya dengan kapal

yang dikemudikan nakhoda.

b. Contoh eksposisi dengan pengembangan definisi.

Telepon genggam yang lebih dikenal dengan sebutan ponsel

(telepon seluler) atau HP (hand phone) merupakan alat komunikasi

yang berbentuk kecil serta ringan. Selain mudah digenggam serta

dibawa ke mana-mana, bentuknya yang mungil memudahkan

orang untuk berkomunikasi di mana saja berada. Telepon genggam

adalah produk canggih era komunikasi nirkabel, telepon tanpa

kabel. Dengan variasi bentuk, merek, dan model yang selalu baru,

jenis telepon ini banyak diminati berbagai kalangan masyarakat.

c. Contoh eksposisi dengan pengembangan klasifikasi.

Ada dua jenis tanaman mini. Pertama, tanaman mini

yang bukan asli mini. Bila ditanam di tanah, ia akan tumbuh

besar dan normal seperti biasa. Bila ditempatkan di pot kecil,

pertumbuhannya jadi lambat. Tanaman jenis ini misalnya,

234 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

tanaman palem udang, pohon rhapis, pohon asem, beringin,

dan jambu kerikil. Jenis kedua tanaman mini asli yang aslinya

memang kecil. Tanaman ini kalau ditanam di tanah tidak dapat

besar seperti ukuran biasa (normal). Jika ditanam di pot kecil, ia

akan makin kecil, mungil, dan cantik. Tanaman ini antara lain

agave, chriptanthus panseviera, dan anthurium chrystallium.

Karangan eksposisi juga dapat ditulis berdasarkan fakta suatu

peristiwa, misalnya, kejadian bencana alam, kecelakaan, atau sejenis liputan

berita. Meskipun bentuk karangannya cenderung narasi, namun kita dapat

membuatnya menjadi bentuk paparan dengan memusatkan uraian pada

tahapan, atau cara kerja, misalnya cara menanggulangi penyebaran virus

flu furung, mengantisipasi wabah DBD dengan 3 M, atau evakuasi korban

banjir.

Contoh karangan eksposisi dari suatu peristiwa.

Dua pekerja yang tertimbun tanah longsor akhirnya ditemukan oleh

petugas kepolisian setelah sejak kemarin mereka menggali gundukan pasir

setinggi sepuluh meter. Dari sejak subuh kemarin hingga pukul 03.00 WIB

penggalian terus dilakukan dengan menggunakan backhoe. Penggalian

yang memakan waktu hampir 20 jam itu berakhir saat dua korban

berhasil ditemukan. Mundari ditemukan dalam keadaan tubuh melingkar.

Sementara Itok ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu sebagai berikut.

(1) menentukan objek pengamatan,

(2) menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi,

(3) mengumpulkan data atau bahan,

(4) menyusun kerangka karangan, dan

(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola

penyajian berikut:

1). Urutan topik yang ada

Pola urutan ini berkaitan dengan penyebutan bagian-bagian suatu

benda, hal atau peristiwa tanpa memproritaskan bagian mana

yang terpenting. Semua bagian dianggap bernilai sama.

235

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2). Urutan klimaks dan antiklimaks

Pola penyajian dimulai dari hal yang mudah/yang sederhana

menuju ke hal yang makin penting atau puncak peristiwa dan

sebaliknya untuk anti-klimaks.

4. Argumentasi

Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau

penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan

pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah

berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.

Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan

terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional

dan logis.

Tahapan menulis karangan argumentasi, sebagai berikut.

(1) menentukan tema atau topik permasalahan,

(2) merumuskan tujuan penulisan,

(3) mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau

pernyataan yang mendukung,

(4) menyusun kerangka karangan, dan

(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-

akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.

1). Sebab-akibat

Pola urutan ini bermula dari topik/gagasan yang menjadi sebab

berlanjut topik/gagasan yang menjadi akibat.

Contoh:

a. Sebab-sebab kemacetan di DKI Jakarta

a) Jumlah penggunaan kendaraan

b) Ruas jalan yang makin sempit

c) Pembangunan jalur busway

b. Akibat-akibat kemacetan

a) Terlambat sampai di kantor

b) Waktu habis di jalan

236 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

2). Akibat-sebab

Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang merupakan akibat

dan dilanjutkan dengan hal-hal yang menjadi sebabnya.

Contoh : Menjaga kelestarian hutan

1. Keadaan hutan kita

2. Fungsi hutan

3. Akibat-akibat kerusakan hutan

3). Urutan Pemecahan Masalah

Pola urutan ini bermula dari aspek-aspek yang menggambarkan

masalah kemudian mengarah pada pemecahan masalah.

Contoh : Bahaya narkoba dan upaya mengatasinya

1. Pengertian narkoba

2. Bahaya kecanduan narkoba

a. pengaruh terhadap kesehatan

b. pengaruh terhadap moral

c. ancaman hukumannya

3. Upaya mengatasi kecanduan narkoba

4. Kesimpulan dan saran

Contoh karangan argumentasi:

Salah Urus Kereta Api

Lagi-lagi kecelakaan kereta api terjadi. Kereta api Citra Jaya terguling

di Cibatu, Jawa Barat, Sabtu lalu. Pada hari yang sama, sepur eksekutif

Argo Lawu juga anjlok di Banyumas, Jawa Tengah. Ini makin menunjukkan

perkeretaapian kita dalam kondisi gawat. Pemerintah mesti segera

membenahinya sebelum korban jatuh lebih banyak akibat kecelakaan.

Musibah kereta api Argo Lawu tak memakan korban. Tapi kecelakaan

kereta Citra Jaya menyebabkan puluhan orang terluka. Daftar kecelakaan

pun bertambah panjang. Dalam kurun waktu empat bulan terakhir sudah

terjadi 10 kali kecelakaan kereta api. Angka ini naik hampir tiga kali lipat

dibanding periode yang sama tahun lalu.

Tidaklah salah pernyataan Menteri Perhubungan Hatta Rajasa kemarin

bahwa anjloknya dua sepur itu seharusnya bisa dideteksi. Tanda-tanda

amblesnya tanah di bawah bantalan rel kereta tentu bisa diamati jauh

237

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

hari. Dengan kata lain, semestinya manajemen PT Kereta Api lebih serius

mengawasi jalur kereta api.

Persoalannya, Pak Menteri Cuma melihat sisi ketidakberesan PT Kereta

Api. Yang terjadi sebenarnya pemerintah juga salah urus perusahaan ini

sehingga terus merugi. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, Rp 1,4 triliun

per tahun. Inilah yang menyebabkan perusahaan milik negara tersebut tak

sanggup memberikan layanan yang baik.

Kerugian besar muncul karena PT Kereta Api diwajibkan memelihara

jaringan rel di Indonesia. Total duit yang dikeluarkan untuk perawatan

reguler per tahun mencapai Rp 2,1 triliun. Sementara itu, anggaran dari

pemerintah hanya Rp 750 miliar.

Di luar perawatan rutin, PT Kereta Api jelas tak mampu lagi

menanggungnya. Padahal sebagian besar bantalan rel itu perlu diganti.

Dari total panjang lintasan rel kereta api 4.676 kilometer, separuh lebih

berusia di atas 50 tahun. Jangan heran jika banyak bantalan rel yang sudah

lapuk. Kondisi ini sangat mudah membuat kereta api anjlok. Faktanya,

sebagian besar kecelakaan kereta api yang terjadi pada 2001-2006 akibat

kurang beresnya rel.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tahun lalu menghitung

dibutuhkan Rp 6 triliun untuk menyehatkan kereta api dan jaringan rel.

Dalam keadaan anggaran negara yang sedang tekor, angka itu memang

tampak besar. Tapi, kalau pemerintah bisa menalangi Lapindo Brantas Inc.

Sekitar Rp 7,5 triliun buat membangun infrastruktur di Porong Sidoarjo,

kenapa untuk urusan yang ini tidak?

Pemerintah tak perlu ragu mengucurkan dana untuk pembenahan

perkeretaapian. Jika dikelola dengan benar, kereta api sebetulnya berpotensi

menunjang perekonomian. Dengan pengelolaan di bawah standar pun,

setiap tahun kereta api mampu mengangkut 150 juta penumpang dan 5 juta

ton barang. Kalau ditangani lebih baik, jumlah penumpangnya tentu akan

jauh meningkat. Pendapatan PT Kereta Api pun akan bertambah.

Membiarkan kereta api berlari di atas bantalan rel yang lapuk atau tak

terurus sungguh berbahaya. Jika pemerintah peduli keselamatan warganya,

kondisi perkeretaapian yang amburadul harus segera dibenahi.

(Dikutip dari Koran Tempo, 24 April 2007)

238 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

RANGKUMAN

A. Pengertian wacana

Wacana adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan

yang semestinya atau logis. Dalam wacana setiap unsur-unsurnya harus

memiliki kesatuan dan kepaduan.

Sebelum menulis wacana, seseorang harus menentukan tema, tujuan

yang sesuai dengan bentuk wacana, dan menyusun kerangka karangan.

Membuat kerangka karangan sangat dianjurkan sebelum penulisan,

terutama bagi pengarang pemula. Agar penyusunan kerangka karangan

menjadi acuan pembuatan karangan, calon penulis sebaiknya mengetahui

langkah-langkah menyusun kerangka karangan. Kerangka karangan

dapat di tulis dalam dua bentuk, yaitu kerangka kalimat dan kerangka

topik.

B. Jenis-Jenis Wacana

Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi

wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi.

1. Narasi

Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian

atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi

imajinatif. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian,

tokoh, konflik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat,

dan suasana.

2. Deskripsi

Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek

berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya.

Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis

merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Dilihat dari sifat objeknya,

deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu deskripsi Imajinatif/Impresionis

dan deskripsi faktual/ekspositoris.

239

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

3. Eksposisi

Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau

menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan

memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada

pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-

karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar,

simposium, atau penataran.

Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek

pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi,

mengumpulkan data atau bahan, menyusun kerangka karangan, dan

mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat

berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan

antiklimaks.

4. Argumentasi

Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat,

sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan,

bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan

argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran

pendapat pengarang.

Tahapan menulis karangan argumentasi, yaitu menentukan tema atau

topik permasalahan, merumuskan tujuan penulisan, mengumpulkan data

atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung,

menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi

karangan.

Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola

sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.

240 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

TUGAS MANDIRI

Agar lebih memahami dan terampil menulis wacana bercorak narasi,

deskripsi, eksposisi, dan argumentasi, kerjakanlah tugas berikut.

1. Bacalah wacana di awal bab. Tulislah paragraf berbentuk deskripsi

dan eksposisi.

2. Carilah di koran atau majalah contoh tulisan berbentuk narasi,

deskripsi, eksposisi, atau argumentasi. Jelaskan perbedaannya dari

segi tema, tujuan, dan sifat uraiannya.

3. Tulislah wacana bercorak:

a. narasi yang berisi uraian secara kronologis.

b. deskripsi dengan mengamati gambar atau ilustrasi. Panjang

karangan 150 – 200 kata dalam waktu 30 menit.

c. eksposisi mengenai suatu peristiwa,

d. argumentasi tentang prinsip atau sikap kerja.

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Dibandingkan menanam tanaman lain, tanaman hidroponik dapat di-

letakkan dalam rumah atau bangunan. Tumbuhan ini mudah tumbuh

asal kebersihannya terjaga ……

Paragraf ini berisi hal tentang

a. tanaman hidroponik d. manfaat hidroponik

b. keuntungan hidroponik e. cara menanam tanaman

c. tanaman dalam bangunan

2. Di belakang bukit di sebelah selatan, padang ilalang terbentang luas.

Ketika itu, bunga-bunganya sudah bermunculan. Putih tipis, terumbai-

umbai bergerak ditiup angin, seperti busa air di arus yang deras.

Uraian di atas merupakan paragraf jenis ……

a. narasi

241

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. deskripsi

c. argumentasi

d. persuasi

e. ekposisi

3.

Buang sampah di sungai

Banjir Hutan ditebang

Saluran air tidak tepat

Bagan di atas merupakan laporan secara

a. induktif

b. deduktif

c. induktif-deduktif

d. deduktif-induktif

e. campuran

4. Di bawah ini yang merupakan pengertian wacana adalah

a. sebuah tulisan yang teratur dan logis

b. sebuah uraian singkat

c. teks yang berisi data dan fakta

d. naskah pidato

e. cerita berbentuk narasi ukpositos

5. Unsur terpenting dalam sebuah wacana adalah

a. alinea atau paragraf

b. alur

c. tema

d. kalimat utama

e. judul

6. Hal-hal di bawah ini termasuk tahapan membuat karangan eksposisi,

kecuali

a. menentukan objek pengamatan

b. menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi

c. mengadakan pengamatan terhadap objek

242 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

d. menyusun kerangka karangan

e. mengembangkan kerangka menjadi karangan

7. Keterangan yang berisi penggambaran atas suatu objek disebut

a. narasi

b. deskripsi

c. argumentasi

d. eksposisi

e. persuasi

8. Karangan yang isinya menjelaskan dengan tujuan memberi tambahan

informasi atau pengetahuan bagi pembacanya disebut

a. narasi

b. deskripsi

c. argumentasi

d. eksposisi

e. persuasi

9. Karangan deskripsi yang menggambarkan objek sesuai kesan atau

imajinasi si penulis disebut

a. narasi

b. deskripsi

c. narasi faktual

d. deskripsi impresionistis

e. argumentasi

10. Hal berikut adalah manfaat kerangka dalam pembuatan karangan,

kecuali

a. agar tulisan sistematis

b. menggambarkan pola susunan ide-ide pokok

c. menggambarkan pola penalaran karangan

d. menggambarkan secara umum ide karangan

e. mengoreksi ide pokok yang timpa tindih

11. 1. Pendahuluan

2. Langkah-langkah berbisnis lewat internet

3. Keuntungan berbisnis lewat internet

4. Manfaat internet

243

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

5. Teknologi informasi yang namanya internet

Susunan topik-topik di atas agar menjadi kerangka karangan yang baik

ialah

a. (1), (2), (3), (4), (5)

b. (5), (4), (2), (1)

c. (1), (5), (4), (3), (2)

d. (1), (4), (5), (2), (3)

e. (5), (4), (3), (1), (2)

12. Perhatikan kerangka karangan berikut:

(1) teknologi sudah diketahui, tetapi belum dimanfaatkan

(2) turbin yang berputar akan mengalirkan energi listrik besar 60 Mega

watt

(3) uap panas itu disalurkan ke turbin

(4) itu yang terjadi di Amerika serikat dan lain lagi di Indonesia.

Kerangka karangan di atas termasuk berbentuk

a. kerangka karangan kalimat

a. kerangka karangan topik

b. kerangka karangan ide pokok

c. kerangka karangan imajinatif

d. kerangka karangan naratif

13. Dalam kehidupan pribadi, disiplin berarti peraturan yang dibuat untuk

diri sendiri yang tidak bertentangan dengan peraturan umum. Bangun

dan melakukan suatu tepat pada waktunya. Hadir dalam suatu acara

pada waktu yang ditetapkan atau melakukan tugas dan kewajiban

dengan tepat dan tertib dapat tercapai kalau ada disiplin pribadi.

Pengembangan paragraf di atas menggunakan pola.

a. persuasi

b. eksposisi

c. narasi

d. argumentasi

e. deskripsi

244 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

14. (1) perdagangan setelah berlakunya pasar bebas

(2) pengertian pasar bebas

(3) strategi menghadapi pasar bebas

(4) dampak pasar bebas terhadap satu negara

(5) eksis di era pasar bebas

Urutan kerangka yang tepat ialah

a. (1), (2), (3), (4), (5)

b. (2), (3), (4), (1), (5)

c. (2), (1), (4), (3), (5)

d. (5), (4), (2), (3), (1)

e. (3), (2), (4), (5), (1)

15. Sejalan dengan industrialisasi, peran sektor pertanian di dalam

produksi nasional menunjukkan trend yang terus menurun. Meskipun

demikian, perannya di dalam perekonomian sangat penting, yakni

sebagai sumber produksi pangan, bahan baku industri, dan juga

sebagai sumber penghasilan berjuta-juta petani.

Koherensi (hubungan antar kalimat) dalam paragraf di atas di wujudkan

dengan menggunakan penghubung yang menyatakan

a. sebab-akibat

b. berurutan

c. ringkasan

d. pertentangan

e. perbandingan

16. Kalimat yang bersifat deskriptif ialah

a. Merokok merupakan kebiasaan yang kurang selaras dengan

kampanye hidup sehat.

b. Polusi udara yang makin meningkat harus diatasi dengan

sungguh-sungguh.

c. Asap tebal membubung tinggi di atas gunung api yang aktif.

d. Persoalan yang melilit para pengusaha kecil ialah kurangnya

modal.

e. Perolehan devisa dari sektor pariwisata menurun tajam sejak

tragedi bom Bali.

17. Indonesia pernah ketempatan kutup air hangat di atas atmosfernya,

yaitu pada tahun 1988. Akibatnya, curah hujan di Jawa waktu itu

sangat tinggi, meski tidak mengakibatkan banjir sungai yang dahsyat.

245

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Dari situ jelaslah bahwa penyebab banjir di negeri kita tidak mutlak

karena tingginya curah hujan, tetapi juga karena ulah manusia seperti

perusakan hutan dan keengganan mengadakan reboisasi.

Kesimpulan yang diperoleh setelah membaca paragraf di atas

ialah

a. Kutup air hangat di atas atmosfer dapat meningkatkan curah

hujan.

b. Banjir bukan karena curah hujan yang tinggi, tetapi peran ulah

manusia juga.

c. Banyak sungai yang banjir akibat dari hujan deras dan kutup air

hangat.

d. Curah hujan yang tinggi terutama di Jawa mengakibatkan sungai–

sungai banjir.

e. Perusakan hutan dan keengganan mengadakan reboisasi

mengakibatkan banjir.

18. Kerangka argumentasi dengan penalaran yang menyatakan hubungan

akibat – sebab terdapat pada

a. Apabila siswa patuh, kelas akan menjadi tertib dan proses belajar

berjalan lancar.

b. Makin banyak jumlah pengganguran, persaingan mencari

pekerjaan makin ketat.

c. Di mana terjadi kebakaran hutan karena panjang dan mungkin

juga ulah manusia.

d. Keluarga aman menjadi akseptor KB Lestari tentu saja kehidupan

rumah tangga sejahtera.

e. Hasan seorang remaja yang cerdas, terampil, dan disiplin, sehingga

ia diterima sebagai karyawan bank.

19. Sembilan bocah berkerumun di atas petak tanah yang berlumpur. Baju,

kaki, tangan bahkan wajah mereka terlihat kotor. Sementara di langit

matahari memancarkan cahayanya yang garang. Tiba-tiba seorang

anak yang bertelanjang dada berteriak, ”Awas! Ular!” Teman-temannya

berlarian menghindar sambil berkata, ” Mana? Mana?”

Pola pengembangan paragraf tersebut adalah

a. narasi d. argumentasi

b. deskripsi e. persuasi

c. eksposisi

246 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

20. Di bawah ini yang sesuai judul karangan persuatif adalah

a. Dari Ave Maria ke Jalan Lain Ke Roma

b. Dian Tak Kunjung Padam

c. Layar Terkembang

d. Langkah-langkah Membina Hubungan Bisnis

e. Lemak Yang Berlebihan Mengakibatkan Jantung Koroner.

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Jelaskan pengertian wacana argumentasi!

2. Sebutkan dan jelaskan cara membuat karangan yang baik!

3. Jelaskan pengertian kerangka karangan!

4. Sebutkan syarat-syarat paragraf yang baik!

5. Apa yang dimaksud dengan narasi?

6. Jelaskan fungsi dari kerangka karangan!

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik menyimpulkan secara

induktif dan deduktif!

8. Buatlah contoh paragraf yang menggunakan koherensi dengan kata

ganti orang!

9. Buatlah contoh satu paragraf dengan pola hubungan sebab-akibat!

10. Buatlah kerangka karangan berurutan pada urutan umum-khusus!

247

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

248 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI BAB 13

MERINGKAS DAN MENYIMPULKAN TEKS

TERTULIS DALAM KONTEKS BEKERJA

– Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat

Standar

madya

Kompetensi

– Meringkas dan menyimpulkan teks tertulis dalam

Kompetensi

konteks bekerja

Dasar

– Mencatat butir-butir informasi yang akan diringkas

Indikator

dalam bentuk skema atau bagan dalam bahasa yang

lugas dan jelas

– Menghitung jumlah kalimat yang menjadi isi ringkasan

sesuai dengan rumus meringkas yang baku

– Menyusun ringkasan teks secara jelas dalam bahasa

yang baik dan benar

– Menyimpulkan suatu teks dengan menggunakan

kalimat yang tidak ambigu, jelas, lugas, dan bernalar

sesuai dengan informasi yang diperoleh

Bab ini membahas materi tentang cara membuat ringkasan dari teks tertulis

dalam bentuk uraian dalam bahasa yang baik dan benar serta ringkasan

berbentuk skema atau bagan dengan bahasa yang lugas. Pada bab ini pun,

kita belajar membuat simpulan. Setelah pembelajaran ini, kita diharapkan

mampu menyusun ringkasan dengan bahasa yang baik dan benar serta dapat

menyimpulkan teks dengan jelas dan benar.

249

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Wacanan

Jawara Olahraga dari Desa

yang Mengharumkan Nama Bangsa

Triyatno, Anak Emas Petani Susah

Betapa girangnya Triyatno, Minggu (9/12) siang itu. Sebagai anak

petani, dia menyumbangkan mendali emas bagi bangsa dan negara.

Kebahagiaannya bertambah karena hadiah uang Rp 200 juta akan

diserahkan kepada ibunya, yang telah membesarkan dan mendidiknya

dalam kesusahan.

“Hadiah uang dari pemerintah akan saya berikan kepada Ibu, terserah

mau digunakan untuk apa,” ujar Triyatno, yang murah senyum dan rendah

hati itu.

Lifter Triyatno, yang 20 Desember mendatang genap 20 tahun, pada final

kelas 62 kg angkat besi SEA Games XXIV di provinsi Nakhon Ratchasima,

Thailand, mengumpulkan angkatan Snatch 130 kg dan clean and jerk 160 kg.

Dengan demikian, total angkatan emasnya 290 kg. Prestasi yang ia raih itu

menyamai rekor SEA Games yang ditorehkan oleh lifter Indonesia, Gustar

Junianto, pada SEA Games tahun 2003 di Hanoi (clean and jerk dan total

angkatan) dan lifter Thailand, Com Singnoi (snatch), yang diukir pada SEA

Games 2001 di Johor Bahru, Malaysia.

Menekuni dunia angkat besi sejak usia 14 tahun, ketika itu kelas

II SMP di Metro, Lampung, banyak suka duka dialami Triyatno dalam

meraih prestasi. Di Metro, ia dilatih Yono Haryono. Karena padepokannya

kemudian dilarang dan dibongkar, Triyatno pindah latihan di Parung-

Panjang, Bogor.

Enam tahun terakhir, prestasi Triyatno terus meningkat. Tahun 2001, ia

meraih perunggu di kejuaraan nasional angkat besi. Tiga tahun kemudian,

ia meraih medali emas.

Di pra-PON, prestasi Triyatno berada di peringkat enam. Namun, di

kompetisi internasional setelah itu, angkatannya terus bertambah. Pada

kejuaraan angkat besi dunia yunior di Ceko tahun 2006, Triyatno meraih

medali perak. Di Asian Games Doha, ia berada di peringkat empat. Saat

mengikuti kejuaraan dunia angkat besi, Triyatno berada di peringkat empat.

Tahun 2007, ia mengikuti kejuaraan dunia yunior dan meraih perunggu.

Pada kejuaraan dunia senior di Chiang Mai, ia berada di peringkat delapan.

“Sekarang, ikut SEA Games dan meraih emas. Saya bangga dan senang jadi

250 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

duta bangsa dan persembahkan prestasi buat negara tercinta,” ujar Triyatno,

yang anak ketiga dari pasangan petani Suparno (50) dan Sukartinah (49).

“Bagi saya, target bukan beban, tetapi lebih dari sekadar motivasi

dan saya punya cita-cita, bagaikan bisa turun di ajang Olimpiade Beijing,”

kilah Triyatno. Cita-cita lainnya adalah bekerja, jadi pegawai negeri sipil,

walau baru mengantongi ijazah SMU, lulusan SMU Paruh Panjang, Bogor.

“Karena sudah tamat SMU, saya ingin langsung kerja.”

Si Jago Dayung dari Gunung

Namanya mungkin terbilang baru di kancah olahraga dayung. Namun,

jangan salah, Siti Maryam (19), pendayung dari nomor traditional boat ini,

sudah mengantongi sejumlah emas pada pertandingan tradisional boat

tingkat Asia Tenggara.

Terlahir di Gunung Halu, Cililin, Bandung, 2 September 1988, Siti selalu

dipandang aneh oleh orang yang pertama kali berkenalan dengannya. “Kok

orang gunung bisa ngedayung? Ketemu airnya di mana?” ujarnya terkekeh-

kekeh menirukan pertanyaan orang-orang.

Perkenalan Siti dengan dunia mendayung dimulai tahun 2003 ketika ia

duduk di kelas 3 SMP Gunung Halu, Bandung. Sepupunya, yang juga atlet

nasional cabang olahraga dayung nomor kayak, sering mengajaknya ke

Situ Ciburuy di Padalarang, Bandung, untuk menonton latihan dayung.

“Dari nonton, eeh malah iseng pengen coba, sampai ketagihan,” ujarnya.

Ia lantas memberanikan diri mendaftar di asrama atlet yunior Pusat

Pendidikan dan Latihan Pelajar, Bandung, untuk didik menjadi atlet cabang

olahraga dayung.

Awalnya ia tertarik di nomor kayak. “Lebih ringan dan mendayungnya

menggunakan dua tangan,” tutur gadis yang duduk di semester satu

Jurusan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Namun,

pada seleksi pelatnas 2005, ia tidak berhasil menduduki peringkat empat

teratas yang akan dipertandingkan untuk nomor kayak.

Siti kemudian dialihkan ke nomor traditional boat, sebagai pendayung di

sisi kanan. “Besar sebelah deh tangannya…..,” ujarnya terpingkal-pingkal.

Meski berotot hanya sebelah tangan, Siti mengaku tetap percaya diri. “Yang

penting saya berkesempatan membawa nama negara dan berprestasi,”

tuturnya bangga.

SEA Games XXIV mendatang di Nakhon Ratchasima, Thailand, menjadi

251

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

SEA Games ke-2 yang diikuti Siti. Pada SEA Games XXIII di Filipina, Siti

bersama rekan-rekannya meraih dua perunggu di jarak 1.000 meter dan

500 meter. Awal tahun 2007, pada Kejuaraan Traditional Boat di Penang,

Malaysia, dan Thailand, timnya berhasil meraih emas di jarak 500 meter.

“Tahun ini latihannya jauh lebih berat dari yang dua tahun lalu. Saya

optimistis tim traditional boat putri berhasil meraih emas, setidaknya di jarak

500 meter,” ujar Siti penuh harap.

(Sumber: Kompas, 2 Desember 2007)

A. Pengertian Ringkasan

Ringkasan (precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan

karangan yang panjang dalam sajian yang singkat. ”Precis” berarti

”memotong” atau ”memangkas”. Sebuah ringkasan bermula dari karangan

sumber yang panjang, yang kemudian dipangkas dengan mengambil hal-

hal atau bagian yang pokok dengan membuang perincian serta ilustrasi.

Meskipun begitu, sebuah ringkasan tetap mempertahankan pikiran

pengarang serta pendekatannya yang asli. Jadi, ringkasan merupakan

keterampilan mereproduksi hasil karya yang sudah ada dalam bentuk yang

singkat.

Ringkasan berbeda dengan ikhtisar. Walaupun kedua istilah itu sering

disamakan, tapi sesungguhnya keduanya berbeda. Ringkasan merupakan

penyajian singkat dari suatu karangan asli namun tetap mempertahankan

urutan isi dan sudut pandang pengarang asli. Ikhtisar sebaliknya, tidak perlu

mempertahankan sistematika penulisan sesuai dengan aslinya dan tidak

perlu menyajikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional. Dalam

ikhtisar, penulis dapat langsung mengemukakan pokok uraian, sementara

bagian yang dianggap kurang penting dapat dibuang.

B. Cara Membuat Ringkasan

Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pegangan dalam membuat

ringkasan yang baik dan teratur, yaitu sebagai beriku.

252 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

1. Membaca Naskah Asli

Penulis ringkasan harus membaca naskah asli secara keseluruhan

beberapa kali untuk mengetahui kesan umum, maksud pengarang,

serta sudut pandangnya.

2. Mencatat Gagasan Utama

Semua hal yang menjadi gagasan utama atau gagasan penting digaris-

bawahi atau dicatat.

3. Membuat Reproduksi

Menyusun kembali suatu karangan singkat berdasarkan gagasan-

gagasan penting yang dicatat tadi.

4. Ketentuan Tambahan

Ada ketentuan tambahan selain ketiga cara di atas, yaitu sebagai

berikut.

a. Lebih baik menggunakan kalimat tunggal daripada kalimat

majemuk.

b. Ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata, gagasan

panjang menjadi gagasan sentral saja. Bahkan, jika tidak diperlukan

sebuah paragraf dapat dipangkas atau dibuang.

c. Semua paragraf ilustrasi yang dianggap penting harus

dipersingkat atau digeneralisasi.

d. Bila mungkin, semua keterangan atau kata sifat dibuang.

e. Dalam ringkasan, tidak ada pemikiran atau interpretasi baru dari

penulis ringkasan.

f. Ringkasan dari sumber asli yang berupa naskah pidato atau pidato

langsung, penggunaan kata ganti orang pertama tunggal atau

jamak harus ditulis dengan sudut pandang orang ketiga.

g. Sebuah ringkasan umumnya ditentukan dari panjang ringkasan

finalnya, misalnya 150 atau 200 kata bergantung pada

permintaannya.

253

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

C. Beberapa Contoh Bentuk Ringkasan

Ringkasan dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk verbal uraian

(paragraf) dan bentuk nonverbal berupa bagan atau skema. Meskipun

ringkasan berbentuk bagan atau skema, tetapi harus mencerminkan gagasan

atau seperti yang diungkapkan oleh teks sumbernya. Sebelum membuat

bagan atau skema, harus dicatat terlebih dulu butir-butir informasi yang

akan dijadikan unsur-unsur bagan atau skema.

Perhatikan beberapa contoh teks dan ringkasannya di bawah ini!

Contoh 1:

Jumlah pemudik lebaran diperkirakan sama dengan tahun-tahun

sebelumnya. Meski demikian, lonjakan arus penumpang lebaran diantisipasi

naik 10-15% agar jangan sampai kekurangan sarana angkutan. Untuk itu,

diharapkan arus pulang mudik lebaran sudah mulai berlangsung jauh

sebelum puncak lebaran. Kalau semua ramai-ramai pulang menjelang

lebaran, bisa-bisa pemudik akan menumpuk di terminal. Meskipun

akhirnya terangkat juga, hal itu memberi kesan seolah-olah kekurangan

sarana. Padahal, sebetulnya cukup memadai.

Sarana angkutan dari jauh-jauh hari sudah dipersiapkan. Angkutan

bus betul-betul menjadi tulang punggung di saat-saat seperti ini karena

lebih dari separuh calon pemudik diperkirakan akan terangkut oleh bus.

Sementara hanya 1/3 dari seluruh pemudik dari Jakarta dan sekitarnya

diperkirakan menggunakan jasa KA

Angkutan bus jarak jauh tidak ada masalah. Perusahan angkutan bus

sudah mampu menyediakan dalam jumlah bsar. Mesti begitu pemerintah

tetap mempersiapkan juga. Tinggal masalah lancar dan tidaknya saja di

perjalanan . Masalah yang satu ini jelas sangat ditentukan oleh disiplin

bersama. Baik disiplin aparat, penyelenggara, maupun pemakai jalan meski

fasilitasnya cukup, kalau lalu lintas macet, apalah artinya.

254 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

berlangsung jauh sebelum puncak lebaran. Kalau semua ramai-ramai pulang menjelang

lebaran, bisa-bisa pemudik akan menumpuk di terminal. Meskipun akhirnya terangkat juga,

halitu memberi kesan seolah-olah kekurangan sarana. Padahal, sebetulnya cukup memadai.

Sarana angkutan dari jauh-jauh hari sudah dipersiapkan. Angkutan bus betul-betul

menjadi tulang punggung di saat-saat seperti ini karena lebih dari separuh calon pemudik

diperkirakan akan terangkut oleh bus. Sementara hanya 1/3 dari seluruh pemudik dari Jakarta

Ringkasan teks di atas adalah sebagai berikut:

dan sekitarnya diperkirakan menggunakan jasa KA

Jumlah pemudik lebaran diperkirakan sama dengan tahun-tahun

sebelumnya meskipuntidak ada masalah. Perusahan angkutan bus sudahproses

Angkutan bus jarak jauh diantisipasi akan naik 10–15%. Diharapkan mampu

menyediakan dalam jumlah bsar. Mesti begitu pemerintah tetap mempersiapkan juga. Tinggal

mudik berlangsung jauh sebelum lebaran agar tidak terjadi penumpukan

masalah lancar dan tidaknya saja di perjalanan . Masalah yang satu ini jelas sangat ditentukan

di terminal dan terkesan kekurangan sarana.

oleh disiplin bersama. Baik disiplin aparat, penyelenggara, maupun pemakai jalan mesti

Separuh calon pemudik diperkirakan akan menggunakan bus.

fasilitasnya cukup, kalau lalu lintas macet, apalah artinya.

Dan 1/3 dari seluruh pemudik Jakarta dan sekitarnya diperkirakan

menggunakan kereta api. sebagai berikut: sudah mempersiapkan seluruh

Ringkasan teks di atas adalah Perusahaan bus

armadanya. Demikan pula dengan pemerintah. Selanjutnya lancar dan

Jumlah pemudik lebaran diperkirakan sama dengan tahun-tahun sebelumnya meskipun

diantisipasi akan ditentukan oleh kedisiplinan bersama.

tidaknyanaik 10 – 15 %. Diharapkan proses mudik berlangsung jauh sebelum lebaran

agar tidak terjadi penumpukan di terminal dan terkesan kekurangan sarana.

Separuh calon pemudik diperkirakan akan menggunakan bus.Dan 1/3 dari seluruh

pemudik Jakarta an sekitarnya diperkirakan menggunakan kereta api. Perusahaan bus sudah

Contoh 2:

mempersiapkan seluruh armadanya. Demikan pula dengan pemerintah. Selanjutnya lancar dan

tidaknya ditentukan oleh kedisiplinan bersama.

Puskesmas sangat menguntungkan bagi masyarakat, terutama bagi

masyarakat di pedesaan dan bagi masyarakat yang kurang mampu. Biaya

Contoh 2:

pengobatan di puskesmas sangat murah. Prosesnya pun mudah. Asalkan

sudah mendaftarkan diri, pasien tinggal menunggu panggilan untuk

Puskesmas sangat menguntungkan bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat di

pedesaan dan bagi masyarakat dapat ditangani di puskesmas dapat langsung pulang

diperiksa. Pasien yang yang kurang mampu. Biaya pengobatan di puskesmas sangat

murah. Prosesnya pun mudah. Asalkan sudah mendaftarkan diri, pasien tinggal menunggu

setelah diperiksa dan diberi obat. Jika puskesmas tidak dapat menangani,

panggilan untuk diperiksa. Pasien yang dapat ditangani di puskesmas bisa langsung pulang

pasien akan dirujuk ke Rumah Sakit Daerah. Ia akan diberi pengantar atau

setelah diperiksa dan diberi obat. Jika puskesmas tidak bisa menangani, pasien akan dirujuk

ke Rumah Sakit Daerah. Ia akan diberi pengantar atau Sakitrujukan untuk diperiksa di Rumah

surat rujukan untuk diperiksa di Rumah surat Daerah.

Sakit Daerah.

Ringkasan teks di atas dapat berbentuk bagan, seperti di bawah ini. di bawah ini.

Ringkasan teks di atas dapat berbentuk bagan, seperti

Pelayanan di Puskesmas

Pelayanan di Puskesmas

Pasien datang Antri Obat pulang

Loket pendaftar

Rujukan ke Rumah

Ruang tunggu Ruang Periksa Sakit Daerah R.S. Daerah

– 115 –

255

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh 3:

Teks Pidato.

Bapak/Ibu guru yang saya hormati,

Dan teman-teman yang saya cintai.

Salam sejahtera,

Marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang

Mahakuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Saya

sampaikan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran teman-teman

dalam acara seminar pada pagi hari ini.

Seminar pada kesempatan ini mengambil tema masalah ketenaga

kerjaan. Penentuan tema ini dilatarbelakangi oleh makin maraknya sorotan

masyarakat terhadap masalah ketenagakerjaan. Sempitnya lapangan

kerja, meningkatnya pengangguran, dan masalah pekerja anak merupakan

contoh masalah ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan terebut dapat

menimbulkan dampak sosial yang negatif. Bahkan, dapat memunculkan

konflik-konflik sosial. Misalnya, masalah tingginya pengangguran yang

berdampak pada tingginya angka kriminalitas.

Masalah yang tidak kalah penting adalah masalah pekerja anak. Pekerja

anak sangat rentan terhadap eksploitasi. Banyaknya anak yang putus

sekolah menyebabkan meningkatnya jumlah anak yang terpaksa bekerja

membantu orang tua memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ekonomi yang

tidak baik mengharuskan mereka bekerja walaupun usia mereka belum

masuk usia kerja. Hal yang sangat memprihatinkan adalah adanya orang-

orang yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan mereka sebagai

objek eksploitasi. Anak-anak itu disuruh bekerja dengan aturan yang tidak

tentu. Banyak pekerja anak yang tidak mendapatkan haknya selama bekerja.

Bahkan, ada juga yang mengalami kekerasan.

Tentu saja masalah tersebut menjadi keprihatinan kita bersama. Kita

harus melakukan suatu tindakan walaupun tindakan itu sangat sederhana.

Kita harus turut berupaya menghentikan eksploitasi anak mulai dari

lingkungan terdekat kita.

Semoga hasil seminar ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan

kita mengenai masalah ketenagakerjaan, terutama masalah pekerja

anak. Saya berharap kita dapat termotivasi melakukan sesuatu untuk

256 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

meminimalisasi eksploitasi pekerja anak.

Demikianlah sambutan yang saya sampaikan. Saya mohon maaf jika

ada kesalahan. Atas perhatian teman-teman pada acara seminar ini, saya

ucapkan terima kasih.

Ringkasannya adalah sebagai berikut:

Pemberi sambutan menjelaskan bahwa tema seminar menyoroti

masalah ketenagakerjaan dari sempitnya lapangan kerja, pengangguran

hingga eksploitasi pekerja anak. Semua itu dapat menimbulkan dampak

sosial yang negatif termasuk tingginya angka kriminalitas.

Banyak penyebab yang menimbulkan adanya pekerja anak. Anak

dieksploitasi tanpa aturan yang tetap oleh orang yang tak bertanggung

jawab. Ada yang mendapat haknya, ada yang tidak.

Pemberi sambutan mengajak kita untuk melakukan tindakan untuk

meminimalisasi eksploitasi pekerja anak mulai dari lingkungan yang

terdekat.

D. Pengertian Simpulan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, simpulan adalah sesuatu

yang disimpulkan; hasil menyimpulkan; kesimpulan. Simpulan juga

berarti kesudahan pendapat (pendapat terakhir yang berdasarkan uraian

sebelumnya) atau keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir

induktif dan deduktif.

Simpulan berbeda dengan ringkasan. Jika pada ringkasan penulis

tetap mempertahankan isi, sudut pandang, serta sistematika karya aslinya,

sedangkan dalam simpulan terdapat penilaian atau pendapat pembuat

simpulan. Oleh sebab itu, simpulan dapat dinyatakan benar, kurang benar,

atau salah.

Untuk dapat menarik simpulan yang benar, kita harus menggunakan

data, fakta, atau asumsi yang benar. Jika data, fakta, atau asumsinya tidak

akurat, hasil simpulannya juga tidak akan akurat.

257

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

E. Pola Penalaran dalam Mengambil Simpulan

Dalam mengambil simpulan, digunakan pola penalaran deduktif dan

induktif.

1. Penalaran Deduktif

Pola ini diawali dengan mengemukakan pernyataan yang umum lalu

diikuti dengan pernyataan-pernyataan khusus. Penalaran deduktif

terdiri atas, tiga bentuk berikut.

a. ilogisme

S

Silogisme adalah proses pengambilan simpulan dengan mengungkap-

kan terlebih dahulu pernyataan yang bersifat umum (premis umum)

disusul dengan pernyataan khusus (premis khusus).

Contoh:

PU : Semua peserta ujian diwajibkan mengenakan atribut dan

seragam dari sekolah asalnya.

PK : Susi adalah salah seorang peserta ujian.

K : Susi wajib mengenakan atribut dan seragam sekolah asal.

b. Sebab-Akibat-Akibat

Pola ini diawali dengan pengungkapan fakta yang merupakan sebab,

lalu disusul dengan simpulan yang berupa akibat.

Contoh :

Masyarakat kita masih rendah tingkat kedisiplinannya. Dapat dilihat dari

kurang sadarnya menjaga kebersihan lingkungan. Masih banyak

penduduk yang membuang sampah di selokan dan di kali. Saat datang

musim hujan, aliran air di selokan dan kali tersumbat, tidak lancar.

Akhirnya, banjir melanda di mana-mana.

c. Akibat-Sebab-Sebab

Pola ini dimulai dengan pernyataan yang merupakan akibat, kemudian

ditelusuri penyebabnya.

Contoh:

Dua dari tiga remaja di kota-kota besar di Indonesia menurut penelitian,

pernah berpacaran. Separuh di antaranya telah terlibat pergaulan bebas.

Kebanyakan dari mereka terpengaruh oleh budaya Barat yang bebas.

258 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Mereka dengan serta-merta mengadopsinya dari tayangan-tayangan

film di media elektronik. Ditambah lagi, pembinaan agama di rumah

maupun di sekolah sangat kurang.

2. Penalaran Induktif

Pola penalaran ini bermula dari pengungkapan hal-hal yang khusus,

kemudian ditarik suatu simpulan yang bersifat umum. Berikut adalah

pola-pola penalaran induktif.

a. Generalisasi

Generalisasi ialah pengambilan simpulan umum berdasarkan fakta dan

data yang bersifat khusus. Data dan fakta diperoleh melalui penilaian,

pengamatan, atau hasil survei.

Contoh:

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada SMA Teladan saat

mereka melaksanakan upacara, semua siswa memakai sepatu hitam dan

kaos kaki putih. Pakaian mereka putih-putih dan kemeja dimasukkan

ke dalam celana dan ke dalam rok, memakai ikat pinggang warna

hitam. Pakaian mereka dilengkapi dengan dasi dan topi abu-abu. Jadi

dapat dikatakan siswa SMA Teladan, pakaiannya seragam dan tertib sewaktu

mengikuti upacara.

b. Sebab-Sebab-Akibat

Pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta-fakta yang menjadi

sebab, lalu ditarik simpulan yang merupakan akibat.

Contoh:

Hutan banyak ditebangi secara ilegal oleh oknum pengelola hutan.

Terjadi kebakaran hutan di mana-mana. Pengawasan terhadap hutan

lindung sangat lemah. Penduduk sekitar pun ikut-ikutan sampai

membuka ladang dengan menebangi hutan. Akibatnya, setiap datang

musim hujan , bencana longsor terjadi.

c. Akibat-Akibat-Sebab

Pola ini dimulai dengan mengungkapkan fakta-fakta yang merupakan

akibat lalu dikemukakan peristiwa yang menjadi penyebabnya.

259

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

Contoh:

Ketika hujan, banjir melanda di mana-mana. Para penduduk mengungsi

di tempat yang tinggi. Mereka harus menunggu air surut kembali.

Ini disebabkan saluran air tersumbat oleh sampah yang dibuang warga

sembarangan.

d. Analogi

Analogi ialah pengambilan simpulan dengan mengambil kesamaan

dari suatu hal yang diperbandingkan. Biasanya dua hal atau lebih yang

dibandingkan dianggap memiliki kesamaan sifat dasarnya.

Contoh:

Seorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu

mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat

seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah

seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu seseorang akan

mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami

pelajaran, dan sebagainya. Apakah dia sanggup melaluinya ? Jadi,

menuntut ilmu sama saja halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai

puncaknya.

RANGKUMAN

A. Pengertian Ringkasan

Ringkasan (precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan

karangan yang panjang dalam sajian yang singkat. ”Precis” berarti

”memotong” atau ”memangkas”.

Ringkasan berbeda dengan ikhtisar, walaupun kedua istilah itu sering

disamakan, tapi sesungguhnya keduanya berbeda. Ringkasan merupakan

penyajian singkat dari suatu karangan asli namun tetap mempertahankan

urutan isi dan sudut pandang pengarang asli. Sedangkan ikhtisar sebaliknya,

tidak perlu mempertahankan sistematika penulisan sesuai dengan aslinya

dan tidak perlu menyajikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional.

Dalam ikhtisar, penulis dapat langsung mengemukakan pokok uraian,

sementara bagian yang dianggap kurang penting dapat dibuang.

260 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

B. Cara Membuat Ringkasan

Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pegangan dalam membuat

ringkasan yang baik dan teratur, yaitu membaca naskah asli, mencatat

gagasan utama, membuat reproduksi, dan ketentuan tambahan.

C. Beberapa Contoh Bentuk Ringkasan

Ringkasan dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk verbal

atau uraian (paragraf) dan bentuk nonverbal berupa bagan atau skema.

Meskipun ringkasan dalam bentuk bagan atau skema tetapi harus

mencerminkan gagasan seperti yang diungkapkan oleh teks sumbernya.

Sebelum membuat bagan atau skema, harus dicatat terlebih dulu butir-

butir informasi yang akan dijadikan unsur-unsur bagan atau skema.

D. Pengertian Simpulan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, simpulan adalah sesuatu

yang disimpulkan ; hasil menyimpulkan ; kesimpulan. Simpulan juga

berarti kesudahan pendapat (pendapat terakhir yang berdasarkan

uraian sebelumnya) atau keputusan yang diperoleh berdasarkan metode

berpikir induktif dan deduktif.]

E. Pola Penalaran dalam Mengambil Simpulan

Dalam mengambil simpulan digunakan pola penalaran deduktif dan

induktif. Penalaran deduktif terdiri atas silogisme, sebab-akibat-akibat,

dan akibat-sebab-sebab.

Pola penalaran

Bermula dari pengungkapan hal-hal yang khusus, kemudian ditarik

suatu simpulan yang bersifat umum. Yang termasuk pola penalaran

induktif ialah generalisasi, sebab-sebab-akibat, akibat-akibat-sebab, dan

analogi.

261

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

TUGAS MANDIRI

1. Bacalah wacana berikut, kemudian buatlah ringkasannya!

Angka mengulang kelas di tingkat SMA relatif kecil, dari tahun

ke tahun mengalami perbaikan. Pada tahun 2004, angka tersebut

0,88% untuk SMA swasta dan 0,85% untuk SMA negeri, berkurang

menjadi 0,36% untuk SMA swasta dan 0,23% untuk SMA negeri pada

2005. Besar dan trend angka mengulang kelas antara SMA negeri dan

swasta relatif sama. Ini menunjukkan mutu pelayanan yang relatif

seimbang antara SMA negeri dengan swasta.

Berbeda halnya dengan apa yang terjadi di SMK. Walaupun

angka ini relatif kecil, pada tahun 2004 ada 756 atau 1,41% siswa

SMK swasta mengulang. Sementara di tahun yang sama, siswa

SMK negeri yang mengulang hanya 0,49% atau 575 orang.. Berkat

kegigihan semua pihak khususnya jajaran pengelola SMK swasta, di

tahun 2005 kesenjangan tersebut dapat ditekan menjadi 0,36% untuk

SMK swasta dan 0,22% untuk SMK negeri. Walaupun demikian dari

angka tersebut, masih memperlihatkan kesenjengan mutu antara

SMK negeri dan swasta yang harus dikikis.

2. Bacalah paragraf di atas, kemudian buatlah ringkasannya dalam

bentuk skema atau bagan!

3. Buatlah simpulan paragraf tersebut secara induktif!

4. Buatlah contoh simpulan dengan pola penalaran deduktif :

a. silogisme

b. sebab-akibat-akibat

c. akibat-sebab-sebab

5. Buatlah contoh simpulan dengan pola penalaran induktif:

a. generalisasi

b. sebab-sebab-akibat

c. akibat-akibat-sebab

262 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Di bawah ini pernyataan yang berkaitan dengan ringkasan, kecuali

a. Ringkasan berasal dari kata precis yang artinya memotong.

b. Ringkasan berisi hal-hal pokok dari karangan panjang.

c. Ringkasan berbeda dengan ikhtisar.

d. Ringkasan tidak perlu mengikuti urutan isi sumber aslinya.

e. Ringkasan merupakan suatu penyajian singkat dan suatu karangan

aslinya.

2. Di bawah ini pernyataan yang berkaitan dengan ikhtisari, ialah

a. Ikhtisar berarti memangkas.

b. Ikhtisar tetap mempertahankan urutan isi wacana aslinya.

c. Ikhtisar tidak perlu mempertahankan urutan isi karangan asli.

d. Ikhtisar merupakan penyajuan berisi pandangan pembuat

ikhtisar.

e. Ikhtisar pada prinsipnya sama dengan ringkasan.

3. Yang bukan merupakan cara membuat ringkasan yang baik adalah

a. membaca naskah asli

b. menggunakan interpretrasi pengarang

c. mencatat gagasan pokok

d. membuat reproduksi

e. menggunakan kalimat tunggal daripada kalimat majemuk

4. Hal yang perlu dilakukan oleh pembuat ringkasan ialah membaca

naskah asli secara keseluruhan, maksudnya adalah berikut ini, kecuali

a. mendapatkan kesan umum

b. menangkap maksud pengarang

c. memahami sudut pandang

d. menghafal beberapa kalimatnya

e. menangkap gagasan pokoknya

5. Penulis ringkasan setelah mencatat gagasan pokok, akan melakukan

reproduksi, maksudnya

a. menulis kembali naskah drama

263

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. menyusun kembali karangan singkat berdasarkan gagasan yang

diperoleh

c. membuat kerangka karangan

d. menyusun karangan dari kerangka yang dibuat

e. mencatat ide-ide pokok naskah asli

6. Ketika rumah tetangganya terbakar, ia sedang tertidur pulas.

Kalimat singkat dari kalimat majemuk di atas adalah

a. rumahnya terbakar saat ia tidur

b. ia tidur pulas dan tetangganya terbakar

c. ia tidur pulas di tengah kebakaran

d. ia tertidur ketika kebakaran terjadi

e. tetangganya terbakar tetapi ia tertidur pulas

7. Di bawah ini yang bukan kalimat majemuk adalah

a. Anita remaja yang sukses karena pandai dan disiplin.

b. Perusahaan itu maju karena seluruh karyawannya rajin bekerja.

c. Air Sungai Ciliwung itu meluap setelah Kota Bogor diguyur

hujan.

d. Karena tidak pernah disiram, bunga itu mati.

e. Siswa SMK wajib mengikuti ujian praktik.

8. Kalimat berikut yang merupakan kalimat tunggal ialah

a. Amin tidak mengikuti praktik bahasa hari ini.

b. Bapak pergi haji setelah tanahnya di kampung terjual.

c. Adi dihukum Pak Guru ketika teman-temannya mengikuti

pelajaran olahraga.

d. Presiden melakukan reshuffle kabinet agar kinerja menteri bisa

lebih efektif.

e. Pilkada itu rusuh karena seorang profokator membakar emosi

massa.

9. Di bawah ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan dalam membuat

ringkasan, kecuali

a. kalimat dirigkas menjadi frasa

b. frasa disingkat menjadi kata

c. gagasan panjang menjadi gagasan sentral saja

d. bila perlu kata keterangan atau kata sifat dibuang

e. mengubah kata menjadi imbuhan

264 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

10. Sebelum melakukan wawancara perlu disiapkan pokok-pokok

pertanyaan, buku catatan, alat tulis dan alat perekam.

Untuk meringkas kalimat di atas yang perlu diringkas adalah

a. kata sebelum

b. kata pokok-pokok menjadi pokok

c. kata buku catatan sampai alat perekam menjadi berbagai

perlengkapan yang diperlukan

d. kata alat perekam dihilangkan

e. kata buku catatan menjadi buku tulis

11. Kalangan partai politik mengusulkan agar menteri-menteri yang

bermasalah diganti dalam perombakan kabinet yang dilakukan awal

Mei mendatang.

Kalimat di atas dapat diringkas dengan menghilangkan kata-kata di

bawah ini, kecuali

a. kalangan

b. politik

c. awal

d. yang dilakukan

e. menteri jadi para menteri

12. Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata-kata berlebihan ialah

a. Bapak dan Ibu harap berdiri.

b. Para siswa-siswa mendaftar ke sekolah baru.

c. Petani di desa Kulonprogo memprotes kenaikan harga gabah.

d. Pelajaran matematika dimulai pukul tujuh.

e. Manajemen perusahaan itu memang rapi.

13. Kepolisian Resor Aceh Timur membenkuk enam anggota kelompok

bersenjata di rumah milik Andi Wahyudi di Desa Kabu, Kecamatan

Peireulak Barat, pada Sabtu malam lalu. Penggerebekan itu diwarnai

aksi saling tembak menembak antara polisi dan anggota-anggota

kelompok bersenjata tersebut.

Kata yang harus dihilangkan pada kalimat kedua adalah

a. itu

b. aksi

c. saling

d. anggota

e. c dan d

265

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

14. Ide pokok paragraf soal nomor 13 di atas ialah

a. penggerebekan polisi di Aceh

b. polisi membekuk kelompok bersenjata

c. polisi terlihat aksi tembak-menembak

d. polisi melawan kelompok bersenjata

e. peristiwa bersenjata di Aceh

15. Untuk meringkas kalimat pertama pada soal nomor 13 yang perlu

dilakukan adalah

a. kata bilangan

b. kata depan

c. keterangan tempat disingkat

d. nama orang dihilangkan

e. keterangan waktu dihilangkan

16. Yang merupakan keterangan tempat pada paragraf di atas adalah

a. Kecamatan Pereulak Barat

b. Andi Wahyudi

c. membekuk

d. Sabtu malam lalu

e. kelompok bersenjata

17. Yang merupakan keterangan waktu pada paragraf di atas adalah

a. Kecamatan Pereulak Barat

b. Andi Wahyudi

c. membekuk

d. Sabtu malam lalu

e. kelompok bersenjata

18. Ringkasan paragraf di atas adalah

a. Polisi bertarung dengan enam kelompok bersenjata di Aceh

Timur.

b. Enam anggota bersenjata dibekuk polisi Aceh timur.

c. Polisi membekuk kelompok bersenjata di Aceh Timur malam Sabtu

lalu.

d. Polisi tembak-menembak dengan kelompok bersenjata di Aceh

Timur, malam lalu.

266 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

e. Kepolisian Aceh Timur, Sabtu lalu membekuk kelompok bersenjata

setelah aksi saling tembak.

19. Saudara-saudara,

Pada pertemuan ini saya mengajak Anda semua untuk membantu

korban bencana alam di daerah kita.

Yang perlu diubah pada penggalan pidato di atas dalam rangka

meringkas ialah

a. menghilangkan kata Saudara

b. mengganti membantu jadi memberi bantuan

c. menghilangkan kata korban

d. mengganti kata “saya” dengan kata ganti orang ketiga

e. mengajak menjadi meminta

20. Ringkasan pidato di atas adalah

a. Pemberi pidato mengajak hadirin untuk membantu beban korban

bencana di daerahnya.

b. Ria mengajak orang-orang untuk membantu korban bencana.

c. Pemberi pidato membantu korban bencana alam.

d. Dia akan membantu korban bencana alam bersama hadirin.

e. Hadirin diajak olehnya untuk membantunya dari bencana alam.

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Jelaskan pengertian ringkasan?

2. Apa perbedaan ringkasan dengan ikhtisar?

3. Buatlah ringkasan dari wacana di atas!

4. Sebutkan aturan tambahan dalam membuat ringkasan!

5. Hal apa saja yang harus dipangkas dalam membuat ringkasan!

6. Apa yang dimaksud dengan reproduksi?

7. Buatlah ringkasan dari sebuah pidato sambutan!

8. Berikan contoh menjadikan kalimat majemuk menjadi kalimat tunggal!

267

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

9. “Semua siswa-siswi diwajibkan membawa alat kebersihan besok.”

Perbaikilah kalimat ini sehingga menjadi efektif!

10. Carilah sebuah paragraf ekspositoris, lalu buatlah ringkasannya!

268 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

TES SEMESTER GENAP

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Sebuah komunikasi dapat efektif bergantung pada beberapa hal di

bawah ini, kecuali

a. situasi pembicaraan

b. usia penuturnya

c. hubungan antarpelaku bicara

d. waktu pembicaraan

e. tempat dilakukan komunikasi

2. Di bawah ini contoh ungkapan memulai percakapan formal, kecuali

a. Assalamu’alaikum

b. Selamat pagi pemirsa

c. Sampai nanti dalam acara yang sama

d. Selamat malam di mana saja Anda berada

e. Salam sejahtera untuk semua

3. Ucapan membalas acara dalam situasi formal ialah

a. Setelah ini kita dengarkan beberapa sambutan

b. Acara selanjutnya yaitu …..

c. Bapak dan Ibu kami minta duduk kembali

d. Para hadirin yang dimulaikan, selamat siang.

e. Halo, apa kabar semua?

4. Membuka acara pada situasi semiformal di bawah ini, kecuali

a. Halo teman-teman semua

b. Selamat datang para undangan

c. Hai semuanya apa kabar?

d. Buat kamu-kamu, selamat pagi …..

e. Selamat jumpa di mana saja kamu berada

5. Di bawah ini yang merupakan pembuka percakapan melalui telepon,

yaitu

a. Halo semua, apa kabar?

b. Gimana nih kabarnya elu-elu pada?

c. Halo Rina, gimana kabarnya?

269

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

d. Selamat pagi para pemirsa semua!

e. Di mana saja Anda berada salam jumpa !

6. Yang bukan tugas notulis ialah

a. mencacat jalannya diskusi

b. mencacat hasil diskusi

c. mencacat jumlah peserta

d. mencatat waktu dan tempat berlangsungnya diskusi

e. menilai peserta aktif dan pasif

7. Yang merupakan tugas peserta ialah berikut ini, kecuali

a. mengikuti tata tertib diskusi

b. mengajukan pertanyaan

c. turut menjaga kelancaran diskusi

d. memperkenalkan diri

e. menjaga sikap agar tidak emosional

8. Kalimat simpulan diskusi yang baik adalah

a. Para peserta diskusi hendaknya menyetujui simpulan ini.

b. Mengingat suara terbanyak, diskusi ini saya simpulkan.

c. Sebaiknya para peserta diskusi menyadari bahwa simpulan ini

adalah milik bersama.

d. Hendaknya Saudara paham bahwa setiap ceklis diskusi ada

simpulan.

e. Sebelum diskusi ini berakhir, akan kami bacakan beberapa

simpulan.

9. Kalimat sanggahan yang tepat sesuai dengan santun diskusi terdapat

pada kalimat

a. Saya tidak sependapat dengan jalan pikiran Saudara dan itu semua

tedak perlu diwujudkan.

b. Pendapat Saudara belum jelas, mohon diulang kembali dan

dijelaskan sekali lagi.

c. Saya tidak menyetujui pendapat apalagi Saudara sendiri tidak

bersedia dijadikan pengurus.

d. Saya kurang sependapat dengan jalan pikiran Saudara dan apa

yang dikemukakan tadi mohon ditinjau kembali.

e. Saya tidak menerima pendapat yang Saudara ajukan itu, kecuali

semua peserta dapat menerima usulan Saudara.

270 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

10. Di bawah ini ciri gagasan yang kreatif, kecuali

a. sebuah hal yang baru

b. sesuai realita

c. memiliki kualitas arti

d. berbobot

e. menginspirasikan gagasan lain

11. Sebuah rumusan yang merupakan acuan untuk pelaksanaan sebuah

pekerjaan/kegiatan disebut

a. jadwal kerja

b. agenda kerja

c. program kerja

d. pedoman kerja

e. hasil kerja

12. Program kerja harus memiliki sifat di bawah ini, kecuali

a. realitas

b. sensatif

c. iplementatif

d. ekonomis

e. logis

13. Sebuah program kerja harus bersifat realitis, maksudnya

a. sesuai dengan keadaan

b. sesuai dengan harapan

c. dapat dipertanggungjawabkan

d. dapat diwujudkan secara nyata

e. dapat menghasilkan uang

14. Negosiasi mengupayakan agar sebuah program kerja atau usulan tidak

dibuat seperti di bawah ini, kecuali

a. diterima

b. direvisi

c. diganti

d. ditolak

e. ditinjau ulang

271

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

15. Di bawah ini adalah ungkapan mempertahankan sebuah pendapat

atau rencana kegiatan

a. Saya sependapat dengan Anda.

b. Saya menyetujui kerja itu.

c. Saya kira rencana-rencana itu harus ditolak.

d. Rencana kegiatan ini mudah dilaksanakan layak untuk

diprogramkan.

e. Saya mendukung rencana kerja tersebut.

16. Dalam diskusi tentang ”Narkoba”, seseorang peserta mempertahankan

pendapatnya. Ungkapan yang santun ialah

a. Saudara-saudara, semua tahu kan narkoba sangat merugikan oleh

sebab itu harus dicegah.

b. Saudara-saudara harus paham dong, kegiatan narkoba oke banget!

c. Saudara-saudara harus maklum, narkoba kan mesti kita berantas!

d. Saudara-saudara, kegiatan penyuluhan narkoba perlu kita lakukan

sebab memiliki efek yang positif untuk mencegah penggunaan

narkoba.

e. Saudara-saudara, kalau kegiatan ini ditolak berarti saudara semua

bandar narkoba.

17. Seseorang yang telah selesai melaksanakan sebuah tugas diminta untuk

membuat

a. notuler c. proposal

b. laporan d. ringkasan

e. jadwal

18. Laporan dapat dibuat atau disampaikan secara

a. lisan c. a dan b benar

b. tulisan d. a, b dan c benar

e. ringkasan

19. Laporan dapat dijadikan bahan acuan membuat hal di bawah ini,

kecuali

a. kebijakan c. pemikiran

b. tindakan d. penilaian

e. penghargaan

272 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

20. Dari segi materi laporan bersifat berikut, kecuali

a. lengkap c. faktual

b. akurat d. objektif

e. persuasif

21. Penyampaian laporan harus seperti di bawah ini

a. menarik c. tepat

b. jelas d. mendalam

e. sistematik

22. Salah satu bentuk laporan lisan ialah

a. laporan kunjungan

b. laporan berita

c. laporan tugas

d. laporan perjalanan

e. laporan observasi

23. Yang dimaksud laporan harus faktual adalah

a. apa adanya

b. didukung oleh data yang valid

c. sesuai dengan realita

d. berkaitan dengan hal yang baru terjadi

e. diterima oleh semua pihak

24. Suasana benar-benar kacau balau. Beberapa orang melompat ke tepi

dan tercebur ke kali. Beberapa perahu yang lepas tampak melaju

menuju hilir. Yang lainnya menyusul, sementara teriakan menanti

terdengar riuh sekali. Begitu saja keadaan terjadi. Arus deras dari

kampar-kampar menyerbu dari hulu membantu sampan-sampan itu

ke hilir. Sementara gemuruh kapal dari hilir makin mendekat, tetapi

gemuruh dan gemertak api yang datang dari hulu lebih seru. Lengking

suara orang dan tabuhan gong, menandakan tibanya petaka. Asap

yang mengepul hitam legam jelas menunjukkan bahwa sedang terjadi

kebakaran.

Paragraf tersebut termasuk wacana berjenis…

a. narasi

b. persuasi

c. deskripsi

d. eksposisi

e. argumentasi

273

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

25. Perhatikan kerangka karangan berikut.

(1) Teknologi sudah diketahui, tetapi belum dimanfaatkan

(2) Turbin yang berputar akan mengalirkan energi listrik sebesar 60

megawatt

(3) Uap panas itu disalurkan ke turbin.

(4) Itu yang terjadi di Amerika Serikat, dan lain lagi di Indonesia.

Kerangka karangan di atas termasuk berbentuk

a. kerangka karangan kalimat

b. kerangka karangan topik

c. kerangka karangan ide pokok

c. kerangka karangan imajinatif

d. kerangka karangan naratif

26. Dalam kehidupan pribadi, disiplin berarti peraturan yang dibuat

untuk diri sendiri yang tidak bertentangan dengan peraturan umum.

Bangun dan melakukan sesuatu tepat pada waktunya. Hadir dalam

suatu acara pada waktu yang ditetapkan, atau melakukan tugas dan

kewajiban dengan tepat dan tertib hanya dapat tercapai kalau ada

disiplin pribadi.

Pengembangan paragraf di atas menggunakan pola

a. persuasi

b. eksposisi

c. argumentasi

d. narasi

e. deskripsi

27. Karangan deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan

atau imajinasi si penulis disebut

a. narasi

b. deskripsi

c. narasi faktual

d. deskripsi impresionistis

e. argumentasi

28. Di bawah ini bentuk karangan ekspositoris, kecuali

a. biografi

b. otobiografi

274 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

c. roman

d. kisah perjalanan

e. peristiwa kejahatan

29. Di bawah ini pernyataan yang berkaitan dengan ringkasan, kecuali

a. Ringkasan berasal dari kata precis yang artinya memotong.

b. Ringkasan berisi hal-hal pokok dari karangan panjang.

c. Ringkasan berbeda dengan ikhtisar.

d. Ringkasan tidak perlu mengikuti urutan isi sumber aslinya.

e. Ringkasan merupakan suatu penyajian singkat dan suatu karangan

aslinya.

30. Di bawah ini pernyataan yang berkaitan dengan ikhtisar ialah

a. Ikhtisar berarti memangkas/

b. Ikhtisar tetap mempertahankan urutan isi wacana aslinya.

c. Ikhtisar tidak perlu mempertahankan urutan isi karangan asli.

d. Ikhtisar merupakan pengajuan berisi pandangan pembuat

ikhtisar.

e. Ikhtisar pada prinsipnya sama dengan ringkasan.

31. yang bukan merupakan cara membuat ringkasan yang baik adalah

a. membaca naskah asli

b. menggunakan interpreterasi pengarang

c. mencatat gagasan pokok

d. membuat reproduksi

e. menggunakan kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.

32. Hal yang perlu dilakukan oleh pembuat ringkasan ialah membaca

naskah asli secara keseluruhan, maksudnya adalh berikut ini, kecuali

a. mendapatkan kesan umum

b. menangkap maksud pengarang

c. memahami sudut pandang

d. menghapal beberapa kalimatnya

e. menangkap gagasan pokoknya

33. Penulis ringkasan setelah mencatat gagasan pokok, akan melakukan

reproduksi, maksudnya

a. menulis kembali naskah drama

b. menyusun kembali karangan singkat berdasarkan gagasan yang

diperoleh

275

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

c. Membuat kerangka karangan

d. Menyusun karangan dari kerangka yang dibuat

e. Mencatat ide-ide pokok naskah asli

34. Ketika rumah tetangganya terbakar, ia sedang tertidur pulas.

Kalimat singkat dari kalimat majemuk di atas adalah

a. Rumahnya terbakar saat ia tidur.

b. Ia tidur pulas dan tetangganya terbakar.

c. Ia tidur pulas ditengah kebakaran.

d. Ia tertidur ketika kebakaran terjadi.

e. Tetangganya terbakar tetapi ia tertidur pulas.

35. Penyajian simpulan yang berawal dengan fakta berupa akibat dan

diakhiri dengan uraian berupa akibat-akibatnya disebut

a. silogisme

b. generalisasi

c. analogi

d. deduktif sebab-akibat

e. deduktif akibat-sebab

36. Penyajian simpulan secara umum yang bersumber dari fakta dan data

hasil pengamatan dan survei disebut

a. silogisme

b. generalisasi

c. analogi

d. deduktif sebab-akibat

e. deduktif akibat-sebab

37. Simpulan yang disajikan dari perbandingan dua hal yang memiliki

berbagai kesamaan disebut

a. silogisme

b. generalisasi

c. analogi

d. deduktif sebab-akibat

e. deduktif akibat-sebab

38. Pola simpulan yang dimulai dengan mengungkapkan fakta-fakta

berupa sebab dan diakhiri dengan pernyataan akibat disebut

a. induktif : sebab-akibat

276 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

b. induktif : akibat-sebab

c. deduktif : sebab-akibat

d. deduktif : akibat-sebab

e. generalisasi

39. Pola simpulan yang dimulai dengan pengungkapan berupa akibat-

akibat dan diakhiri dengan peristiwa yang menjadi sebab disebut

a. induktif : sebab-akibat

b. induktif : akibat-sebab

c. deduktif : sebab-akibat

d. deduktif : akibat-sebab

e. generalisasi

40. – Semua orang yang ingin sukses harus belajar dan berdoa.

– Tuti ingin sukses.

Simpulannya adalah

a. Tuti harus belajar.

b. Tuti harus berdoa.

c. Tuti harus sukses.

d. Tuti harus belajar dan berdoa.

e. Tuti akan sukses karena belajar.

II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Buatlah tiga contoh ungkapan salam pembuka dalam percakapan

formal.

2. Buatlah tiga contoh ungkapan pembuka dalam percakapan

nonformal.

3. Sebutkan jenis-jenis diskusi.

4. Sebutkan unsur-unsur diskusi.

5. Pertimbangan apa yang harus dikemukakan agar pendapat kita

diterima?

6. Untuk apa seseorang melakukan negosiasi?

7. Jelaskan pengertian laporan.

8. Jelaskan pengertian wacana deskripsi.

9. Apa perbedaan ringkasan dan ikhtisar?

10. Sebutkan yang termasuk pola penyajian deduktif.

277